Dunia sedang berperang. Sayangnya, musuhnya enggak kasatmata. Nggak bisa dilihat secara langsung, sehingga menimbulkan ketidakpastian. Uncertainty inilah yang membuat kita panik, sehingga melakukan hal-hal yang nggak jelas juga. Ini akan berakibat kurang sehat terhadap pikiran, raga, termasuk keuangan. So, penting buat kita untuk stay calm, dan kemudian mengatur kembali semuanya. Termasuk mengatur keuangan di tengah kondisi yang serba-tak-pasti ini.
Yep, yang pertama: jangan panik. Tetap tenang, dan selalu cermati kondisi.
Kalau kondisi sekarang ini, kita tengah diterpa badai wabah penyakit. Wabah yang mendunia. Sebenarnya ini juga bukan yang pertama kali. Ingat kasus virus flu burung beberapa waktu yang lalu? Bahkan risiko kematiannya jauh-jauh-jauh lebih tinggi ketimbang virus korona yang sekarang sedang jadi aktor utama. Tapi karena tidak sampai menjadi pandemi global–virus flu burung dengan cepat bisa dikendalikan–ekonomi tidak terlalu terdampak sedemikian hebatnya.
Kita juga pernah mendapat krisis lantaran teror bom. Kita juga pernah terdampak lantaran kondisi politik.
Nyatanya, semua juga kembali baik, bahkan lebih baik. So, jangan panik, kita pasti bisa mengatasi semuanya dan akan menjadi lebih baik lagi ke depannya. Do I hear ‘Amen’?
Jadi, meski mimpi buruk COVID-19 sedang menghantui setiap orang di bumi ini, mari kita fokus pada langkah-langkah mengatur keuangan. Kenapa? Karena hal ini akan berpengaruh banget pada tingkat kepanikan kita menjalani hari-hari juga.
Kebayang deh, kalau kesehatan badan kita terancam, masih ditambah dengan kondisi keuangan yang kacau balau. Hadeh ….
So, karena kondisinya berubah, mari kita atur lagi. Kita mulai dari yang paling basic ya. Ikuti beberapa langkah berikut.
7 Langkah Mengatur Keuangan di Tengah Krisis Wabah Penyakit
1. Periksa pos mana yang bisa dihemat
Sudah cek catatan keuangan harian? Pasti deh, pos kesehatan sebulan belakangan jadi lebih banyak. Juga, pos kebutuhan rutin untuk sembako. Iya nggak?
Siapa nih yang sudah nimbun sembako, frozen food, mi instan, kornet sampai sarden di rumah? Atau, sempat ngeborong hand sanitizer, alkohol, sampai cairan pemutih?
So, pasti sekarang ada pergeseran pos pengeluaran deh, apalagi kalau kamu sekarang sudah work from home. Seenggaknya, pos transportasi agak berkurang, sedangkan kuota internet bertambah.
Untuk itu, kamu perlu juga untuk mengatur keuangan kembali dan melihat catatan keuanganmu secara keseluruhan. Adakah pos-pos lain yang bisa lebih dihemat, dan dananya bisa dialihkan pos yang lebih urgent, seperti pos kesehatan dan kebutuhan pokok (juga dana darurat)? Karena rutinitas kita kan berbeda. Yang tadinya bisa keluar sesering yang kamu mau, sekarang mesti #dirumahaja kan? Misalnya, selain pos transportasi, kamu bisa menghemati di pos nongkrong di coffeeshop, atau pos nonton film di bioskop.
2. Pastikan utang dan tagihan rutin aman
Pemerintah sih sudah sounding bahwa salah satu stimulus ekonomi yang diberikan di masa krisis wabah penyakit COVID-19 ini adalah menunda tenggat waktu pembayaran kredit untuk para pekerja informal hingga setahun mendatang.
Bagaimana dengan kamu? Bagaimana posisi kreditmu? Hal ini harus mulai kamu pikirkan jika hendak mengatur keuangan sekarang.
Seorang teman mengaku agak kewalahan, lantaran dia juga dirumahkan selama pandemi, tetapi KPR-nya sampai saat ini masih jalan karena KPR-nya bukan termasuk KPR subsidi yang akan ditunda tenggat waktunya oleh pemerintah.
Yah, hanya bisa turut prihatin. Kita-kita yang di kelas menengah ini memang kadang serbasalah. Dianggap mampu, tapi sebenarnya juga ngos-ngosan juga untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hampir nggak pernah termasuk dalam golongan yang harus dibantu, tapi ya peras keringat mandi darah mesti kerja keras. Halah, lebayatun.
Tapi itu fakta kok. Curcol ya? Iya.
Jadi, coba cek ulang, bagaimana dengan posisi kredit kita dan juga tagihan rutinnya? Apakah masih aman, artinya apakah masih ada uang sampai setidaknya 3 bulan ke depan untuk meng-cover? Jika tidak, cermati lagi pos-pos yang sudah ada. Cek apakah ada yang bisa dihemat lagi, dan uangnya dialokasikan ke tagihan dan cicilan rutin ini.
3. Penuhi kebutuhan hidup
Kebutuhan hidup sudah pasti akan lebih banyak nih, bulan ini dan setidaknya 3 bulan ke depan. Bisa diperpanjang lagi sih, kalau memang parah kondisinya.
Jadi, siap-siap saja untuk mengatur keuangan lagi. Selain posnya berubah, perilaku kita berbelanja juga berubah lo! Coba amati sekarang. Kita jadi lebih sering belanja online, jika memungkinkan. Pun lebih banyak menggunakan nontunai alias cashless. Mau nggak mau, ini juga memengaruhi perilaku dan kondisi keuangan kita juga. Ada biaya admin atau ongkos kirim yang bakalan menggantikan ongkos jalan kita ke supermarket atau pasar.
4. Asuransi kesehatan juga penting
Lagi pandemi, maka sudah pasti kesehatan menjadi hal utama yang harus diprioritaskan. Kemarin sempat jalan-jalan ke supermarket, ternyata barang atau produk yang paling laris dan raknya selalu hampir kosong adalah rak pembersih rumah (pembersih lantai, karbol, sabun cuci, detergen, sampai sabun mandi), vitamin, dan buah serta sayur. Orang-orang juga cenderung lebih banyak mengunjungi apotek sekarang.
So, pos kesehatan sepertinya juga mesti ditambah sekarang ya. Jangan lupa untuk cek juga asuransi kesehatanmu. Jangan sampai lupa memasukkan premi ke dalam list-mu saat mengatur keuangan, supaya kamu tetap bisa merasakan manfaatnya.
5. Saatnya dana darurat berperan
Hal berikutnya yang harus kamu pastikan aman dalam mengatur keuangan di masa krisis seperti ini adalah dana darurat. Semoga kamu sudah punya dana darurat ini ya? Seenggaknya bisa kamu pakai untuk hidup hingga 3 bulan ke depan. Kalau tanggunganmu lebih banyak, pastinya dana daruratmu juga harus lebih banyak.
Dana darurat memang seharusnya dipakai di saat darurat. Jika sekarang kamu masih bisa terima gaji (meskipun mungkin uang makannya dipotong) dan masih bisa memenuhi kebutuhan dengan gaji tersebut–meski minim–maka dana darurat masih bisa ditangguhkan pemakaiannya.
Jadi, meski menjadi cadangan, kamu tetap harus bijak dalam penggunaannya ya.
6. Jangan panik dengan gejolak pasar
Sempat pingsan enggak ketika kemarin IHSG menyentuh level 3000-an? Semoga enggak.
Memang begitulah kalau krisis sedang melanda. Pasar pun jadi bergejolak. Jika kamu memang punya tujuan jangka panjang dan cukup punya amunisi, pastinya kamu enggak bakalan terlalu panik. Cukup uninstall aja aplikasi sekuritasnya. Lalu instal lagi nanti kalau kondisi sudah membaik. Betul?
Tapi buat para trader, ini bisa jadi hal yang mesti diobservasi dan dianalisis lebih cermat.
Soal penurunan saham ini, kamu bisa baca di artikel dalam blog ini juga. Sebenarnya ini adalah hal yang wajar terjadi, meski nilainya memang turun sampai level yang nggak wajar.
7. Mulai usaha sampingan
Well, selalu ada hal positif di dalam setiap situasi yang menyesakkan. Salah satunya, selalu ada kesempatan bisnis di mana pun kita bisa jeli melihatnya, bahkan dalam kondisi krisis wabah penyakit seperti ini sekalipun.
Sekarang makin banyak gerai online yang mau mengantar pesanan kita sampai ke depan pintu, mulai dari buah-buahan, sembako, hingga jamu dan herbal.
Nah, barangkali kamu juga punya peluang nih. Coba amati sekitarmu, apakah ada yang bisa dimanfaatkan? Salah seorang teman bahkan buka jasa untuk nitip belanjaan untuk tetangga sekitar. Ya, jadi kayak jastip, tapi enggak keluar negeri–melainkan ke supermarket. Simbiosis mutualisme deh.
Gimana, cukup praktis kan cara mengatur keuangan di masa krisis seperti di atas? Percaya deh, ini enggak akan berlangsung lama. Optimis saja 🙂
So, stay safe, everyone. And, stay sane!
Penulis
Carolina Ratri berprofesi sebagai Marketing Communications Specialist di Stilleto Book. Bergabung menjadi penulis website Diskartes.com sejak Juni 2019.