Pandemi COVID-19 masih belum bisa ditangani dengan baik, membawa serta ancaman lain yang lebih serius: resesi ekonomi. Krisis keuangan kali ini benar-benar enggak main-main, sepertinya.
Apa kabar kondisi keuanganmu? Semoga tetap sehat sampai hari ini. Bersyukurlah, kalau memang begitu adanya. Selalu ada dua sisi dari setiap hal, bukan? The bad side, and the good side. Mari kita membahas sisi baik saja dalam artikel ini.
Maksudnya gimana? Bahwa selalu saja ada pelajaran penting yang bisa kita ambil dan petik hikmahnya dari setiap hal, termasuk saat krisis keuangan terjadi.
Kadang kita memang perlu untuk mengalami kesulitan dulu sih untuk bisa mendapatkan pelajaran penting. Dan, ini juga berlaku untuk krisis keuangan akibat pandemi COVID-19 sekarang ini.
So, pelajaran apa saja yang bisa kita ambil dari krisis keuangan sejak awal tahun 2020 ini? Mari kita lihat. Kamu juga bisa menambahkan pelajaran yang lain yang sempat kamu alami di kolom komen nanti.
Pelajaran Penting yang Bisa Diambil Selama Krisis Keuangan
1. Dana darurat enggak bisa diremehkan
Ini pelajaran pertama yang seharusnya sudah dipelajari sejak awal pandemi hingga sekarang, bahwa dana darurat itu penting banget, terutama saat kita harus melewati masa krisis keuangan seperti ini.
So, adakah kamu yang kemarin belum punya dana darurat? Sekarang, belum telat kok kalau kamu mau mulai membangunnya.
Ada beberapa cara untuk melakukannya:
- Lakukan financial check up, jika penghasilan berkurang, seberapakah berkurangnya dari sebelum pandemi. Bagaimana dengan pengeluaranmu selama pandemi ini? Bertambah atau berkurang? Bagaimana rasionya terhadap penghasilan? Apakah masih plus, atau sudah minus? Lakukan check up secara menyeluruh ya.
- Termasuk lakukan cek terhadap aset lancar. Berapa banyak sampai sekarang? Coba lihat, apakah ada yang memungkinkan untuk diubah menjadi tabungan tunai? Jika ada, bagaimana kemungkinannya, akanlah lebih baik sebagai dana darurat? Atau, dibiarkan saja pada aset yang ada sekarang?
- Cermati pengeluaranmu, lihat anggaranmu. Apakah ada yang bisa dihemat lagi? Setop langganan streaming yang enggak setiap hari ditonton, misalnya? Atau ada anggaran hobi yang bisa dipangkas?
Apa pun bisa kamu lakukan, demi membangun dana darurat. Karena kondisi setiap orang berbeda, maka hanya kamu sendiri juga yang bisa menentukan. Yang penting, harus ada niat besar dulu untuk membuat dana darurat.
Percayalah, di tengah situasi yang tak pasti, memiliki dana darurat yang ideal akan menolong kita merasa aman.
2. Kelola utang dengan sebaik-baiknya
Perhitungkan setiap kredit atau utang yang akan kamu ambil, pastikan bahwa kamu benar-benar punya sumber untuk membayarnya. Jangan mengambil utang yang kamu yakin tak bisa dibayar kembali.
Pelajaran penting banget nih selama krisis keuangan seperti sekarang, ketika penghasilan kamu berkurang, dan kamu butuh uang lebih banyak untuk survive. Pos cicilan utang bisa jadi tambahan beban kalau kamu harus membayar denda karena terlambat, atau ada bunga tambahan karena sering menunggak.
Kamu perlu melihat kembali kapasitas pembayaran utangmu, saat krisis keuangan datang seperti sekarang. Tetap prioritaskan pembayarannya, tetapi kamu bisa mencoba untuk meminta keringanan kredit.
Lebih baik tidak mengambil utang atau kredit berlebihan, yang membuatmu harus mencicil lebih dari 30% penghasilan rutin. Akan terasa semakin berat ketika krisis keuangan terjadi.
3. Punyai asuransi kesehatan yang memadai
Jangan tunda lagi untuk memiliki asuransi kesehatan yang memadai. Coba cek kebutuhanmu, dan jangan lupa juga untuk membuat perlindungan bagi keluargamu, jika perlu.
Kemarin ada orang yang berkeluh-kesah, asuransi kesehatannya–BPJS Kesehatan–tidak bisa dipakai karena dia enggak pernah setor iuran setelah mendapatkan kepesertaan. Dulu dibuat pas sakit, ndilalah ya bisa. Terus iuran ditunggak, karena sudah sembuh. Sekarang sakit lagi, baru diurus lagi.
Duh, Baginda. Ingat sama asuransi kalau lagi butuh aja ya? Padahal justru ketika sehatlah, kita harus mengurus asuransi dengan baik, supaya manfaatnya bisa kita rasakan secara maksimal ketika sakit.
Ini jadi pelajaran penting banget ya. Jangan abaikan asuransi kesehatan. Sakit itu mahal banget loh.
4. Jangan panik dan buru-buru membuat keputusan terkait keuangan
Saat awal pandemi, siapa nih yang panik jualin semua saham yang dipunya karena harganya yang anjlok? Atau ada yang ngeborong bahan-bahan sembako demi mengamankan stok di rumah? Atau, jangan-jangan ada nih yang kemarin ikut-ikutan nimbun masker, hand sanitizer, dan sebangsanya?
Kalau ada, pastinya sekarang ada nih yang diambil hikmahnya dari acara timbun-menimbun kemarin. Apa hayo?
No more panic buying ataupun memanfaatkan situasi, please. We learned, bahwa hal ini enggak akan memperbaiki situasi juga kan? Tetap tenang, dan tetap berbagi dengan sesama akan lebih baik.
5. Tetap berinvestasi terutama untuk jangka panjang
Jangan berhenti investasi ya, meski krisis keuangan datang. Coba, cari cara supaya kamu tetap berinvestasi meski jumlahnya mungkin harus dikurangi. That’s ok kok, untuk menyesuaikannya dengan kemampuan finansialmu.
Apalagi untuk investasi jangka panjang, jangan sampai kendur. Tetap konsisten, tetapi perhatikan juga kondisimu sendiri. Pilih instrumen yang sesuai dengan tujuan keuanganmu, pun dengan profil risikomu.
Mengapa jangan sampai berhenti investasi? Misalnya kamu berinvestasi untuk dana pensiun, memangnya masa pensiun bisa ditunda? Enggak kan? Masa pensiun enggak akan ke mana-mana, karena itu, kita harus tetap siap. Bagaimana pun caranya.
6. Segera miliki asuransi jiwa
Asuransi jiwa juga penting banget untuk segera dimiliki. Penyakit bisa menyerang siapa saja, dan akhirnya bisa mengancam jiwa kita juga.
Yuk, baca tentang pentingnya memiliki asuransi jiwa, plus pahami jenis-jenisnya. Sudah terpapar jelas semua di artikel yangs udah ditautkan ya.
7. Pentingnya punya side hustles
Selain mendiversifikasikan portofolio investasi, saat krisis keuangan begini, kita juga jadi mengerti bahwa memiliki side hustles itu juga bagus untuk menstabilkan pemasukan kita. Jadi, buat yang belum sempat punya, ada baiknya mulai dipikirkan. Karena, kalau kayak pandemi gini, banyak kan yang harus rela gajinya berkurang? Banyak kan, yang hanya menerima gaji pokok? Iya, bisa sih dicukup-cukupkan, tapi kalau ada pemasukan lebih akan lebih bagus, ya kan?
Jadi, mari kita mulai dari yang terdekat; dari minatmu, atau dari kebutuhan orang-orang di sekitarmu. Kemudian, kelola penghasilan utama dan juga side hustles sehingga bisa menjadi “senjata” untuk bertahan saat krisis keuangan datang.
So, gimana nih? Ada tambahan pelajaran apa lagi yang belum disebutkan di atas? Boleh loh, ditulis di kolom komen.
Penulis
Carolina Ratri berprofesi sebagai Marketing Communications Specialist di Stilleto Book. Bergabung menjadi penulis website Diskartes.com sejak Juni 2019.