Ada yang punya keinginan atau cita-cita untuk pensiun dini? Boleh saja. Pada dasarnya, kita semua yang sekarang berada di masa produktif akhirnya akan masuk ke masa pensiun juga. Hanya saja, identiknya, masa pensiun itu adalah masa tua. Padahal ya enggak juga. Yang masih muda, kalau mau memutuskan untuk pensiun ya boleh aja kok. Nggak ada yang melarang.
Bayangkan, hidup tenang, bangun pagi nggak harus segera mikirin kerjaan; dari mulai tenggat, target, komplen, omelan bos, dan kerewelan pelanggan, mungkin. Betapa menyenangkan!
Rasa capek itu pasti dimiliki kok oleh siapa pun yang sekarang sedang bekerja–apa pun jenis pekerjaannya. Tapi, ada memang yang cukup bernyali untuk segera mengakhirinya.
Masa pensiun itu adalah masa ketika kita hidup tanpa penghasilan aktif. Masa ketika kita tidak produktif. Rasanya memang menyenangkan ketika kita enggak harus bekerja keras setiap hari, tetapi tentu ada ‘cost’ yang harus dibayar. Dan, nggak murah. Karena meski nggak ada penghasilan aktif, tetapi kebutuhan hidup terus berjalan. Dari mana kita bisa membiayainya? Nah, di sini yang nggak murah.
Tapi bukan mustahil. Nah loh.
Berikut beberapa alasan yang mendasari keputusan seseorang untuk akhirnya pensiun dini
1.Sudah punya bisnis sendiri
Ini alasan yang paling banyak diungkapkan oleh mereka yang akhirnya memutuskan untuk pensiun dini dari kantornya bekerja. Banyak yang bilang, bahwa untuk fokus berbisnis, maka kita enggak hanya melakukannya sebagai side job saja.
Inilah yang kemudian memicu niat untuk mengajukan pensiun dini pada perusahaan di mana mereka bekerja.
2.Sudah merasa stabil secara finansial
Saat seseorang sudah merasa mapan–stabil secara finansial–maka ia mungkin tidak akan bekerja untuk tujuan mendapatkan uang atau materi semata lagi. Mencari uang menjadi bukan lagi motivasi utamanya untuk hidup.
Karenanya, ia pun memutuskan untuk pensiun dini. Masih produktif sih, jadi kadang memang masih berkarya, tetapi lebih untuk mencari kepuasan diri sendiri, untuk eksistensi, ataupun hanya menjaga status sosial.
3.Sakit
Nah, ini yang sedih, harus pensiun dini karena sakit dan tak bisa lagi melanjutkan mata pencaharian. Biasanya, keeputusan ini diambil agar bisa fokus pada pengobatan dan proses pemulihan dari penyakit.
4.Ingin fokus pada keluarga
Nah, ini biasanya terjadi pada kebanyakan ibu rumah tangga, menjawab kerepotannya dalam mengurus keluarga. Akhirnya, pekerjaan di kantor harus direlakan dan mengajukan resign. Pensiun dinilah mereka agar bisa fokus mengurus keluarga.
5.Mentok
Jenjang karier yang stagnan juga bisa memicu seseorang untuk memutuskan pensiun dini.
Bukan selalu berarti karena ia sudah top management, lalu sudah tidak ada jenjang yang lebih tinggi lagi baginya untuk dipromosikan. Tetapi, bisa jadi karena memang kondisi dan budaya perusahaan yang tidak memungkinkan.
Peraturan yang Berlaku
Mengajukan pensiun dini memang menjadi hak setiap pekerja. Pemerintah sendiri tidak pernah mencantumkan soal pensiun dini ini dalam undang-undang, termasuk di Undang-Undang Ketenagakerjaan no. 13 tahun 2003. Yang ada adalah pengaturan usia pensiun, yaitu 55 tahun, yang sebenarnya “hanya” berlaku untuk PNS alias ASN.
Bagi yang berkarier sebagai karyawan swasta, hal mengenai pensiun dini ini biasanya diatur dalam peraturan perusahaan yang bersangkutan. Di dalamnya–seharusnya–juga ada pengaturan tentang usia pensiun, dana pensiun, serta jika ada kondisi yang mengharuskan perusahaan menawarkan pensiun dini.
Jadi, perusahaan berhak memberikan pensiun dini pada karyawan? Bisa, biasanya sih penawaran ini menjadi “bahasa alus” untuk PHK. Ada berbagai alasan yang membuat perusahaan menawarkan pensiun dini ini, misalnya saja pailit, mengurangi karyawan yang kurang produktif, hingga seperti yang terjadi belakangan, terkena imbas virus corona.
Jadi, pensiun dini tak selalu menyenangkan ya?
Ya, itu terjadi kalau kita tidak siap. Kalau kita selalu siap, ya akan menyenangkan. Makanya, ayo disiapkan. Apalagi kalau memang hal ini menjadi keinginan kamu. Masih muda, tenaga masih cukup kuat, mengajukan pensiun dini–misanya saja–untuk membangun bisnis secara mandiri, atau mungkin kamu pengin bertualang keliling dunia. Pensiun dini menjadi opsi yang cukup menarik.
Apa Saja yang Harus Disiapkan untuk Pensiun Dini?
Ya, kalau memang tujuanmu untuk pensiun dini itu untuk lebih menikmati hidup, tanpa beban pekerjaan atau hal-hal lain yang bikin pusing, maka kamu perlu bersiap.
1.Rencanakan
Yes, selalu mulai dari rencana. Semakin cepat kamu rencanakan, semakin baik. Bahkan seharusnya, hal ini sudah kamu rencanakan sejak masih berstatus sebagai first jobber, ketika berada di entry level.
Coba bikin simulasi. Di usia berapa kamu pengin pensiun dini? Usia normal untuk pensiun itu 55 – 60 tahun. Mungkin usia 40 – 45 tahun adalah usia yang pas untuk pensiun dini. Lalu, berapa perkiraan kebutuhan hidup kita untuk bisa pensiun sejahtera?
Kalau mau hitung beneran, bisa mengalikan nominal pengeluaran rutin kita saat ini dikalikan dengan jumlah tahun harapan hidup, dihitung sejak kita pensiun dini. Kalau nggak mau pusing, googling kalkulator dana pensiun. Nanti pasti akan ketemu angkanya, yang besar.
Nominal itulah yang akan menjadi tujuan keuangan kita, sebagai dana pensiun. Berdasarkan hasil hitungan itu, kita lantas bisa merencanakan langkah-langkah menyiapkan pensiun dini.
2.Segera bereskan utang
Apalah arti pensiun dini kalau masih menyisakan utang sebagai beban? Utang adalah hal pertama yang harus dibereskan jika kamu memang punya niat untuk pensiun dini. Bebas finansial adalah hal mutlak.
Cek, utang yang sekarang masih ada, masih menyisakan berapa lama lagi hingga lunas? Ada yang bisa disegerakan? Adakah cara lain untuk segera melunasi utang-utang tersebut lebih cepat?
3. Punyai proteksi
Yang biasanya menjadi penyebab munculnya masalah keuangan di masa pensiun adalah kesehatan. Akan terasa lebih berat, karena kita sendiri sudah tak berpenghasilan aktif. Karenanya, penting buatmu untuk juga menyiapkan perlindungan diri, berupa asuransi.
Ada 3 jenis perlindungan yang akan kamu perlukan saat kamu menyiapkan masa pensiun hingga saat menjalani pensiun nanti, yaitu asuransi jiwa, asuransi kesehatan, dan asuransi terhadap aset. Lakukan cek lagi ya, terkait ketiganya. Apakah asuransi jiwa sudah memadai? Apakah asuransi kesehatan dengan BPJS Kesehatan sudah cukup? Aset apa saja yang harus dilindungi dari timbulnya risiko keuangan? Rumah, kendaraan, apa lagi?
Merencanakan Pensiun Dini
Hal lain yang harus kamu persiapkan juga adalah aktivitas setelah kamu benar-benar pensiun. Tujuan pensiun dini mungkin memang “menikmati hidup yang lebih baik”, tetapi kenikmatan itu bisa menjadi suatu hal yang membosankan juga.
Misalnya, sebelum pensiun, kamu sudah terbiasa dengan kesibukan yang luar biasa. Setelah pensiun, mungkin hampir tak ada lagi yang bisa dilakukan. Kelamaan menganggur juga bisa membuat seseorang menjadi stres. Karena itu, banyak juga pensiunan yang akhirnya kembali bekerja. Salah satu sebabnya ya karena masih merasa mampu dan bosan menganggur.
So, setidaknya kamu memang punya niat khusus jika hendak pensiun dini. Jangan cuma atas nama “menikmati hidup”. Rencanakan aktivitas-aktivitas seru yang bisa dilakukan. Ujung-ujungnya bisa saja sih dibisniskan (yang akhirnya mendatangkan penghasilan lagi), tapi setidaknya kamu fun saat melakukannya. Ya, seperti alasan pensiun dini di atas; untuk mengejar kepuasan diri.
Kesimpulan
Memang banyak alasan seseorang yang mendasari pengambilan keputusan untuk pensiun dini. Dengan tujuan yang realistis dan rencana yang matang, kamu bisa memilih opsi ini agar lebih menikmati hidup.
Menikmati bukan hanya sekadar mager, malas-malasan doang. Tetapi mengisi hidupmu dengan aktivitas yang benar-benar kamu suka. Tetap aktif, biar sehat. Mager doang, itu bibit penyakit.
So, pensiun dini? Kenapa enggak?