Apakah THR sudah masuk ke rekeningmu? Seharusnya sih, sudah, karena menurut peraturan dari pemerintah, tunjangan hari raya seharusnya sudah dibayarkan sekurang-kurangnya 7 hari sebelum hari Lebaran.
Apa? Kamu enggak mendapatkan THR tahun ini karena perusahaan tempat kamu bekerja sedang kesulitan keuangan akibat pandemi COVID-19? Well, hang in there. Sebagai karyawan, kamu harus maklum akan keadaan ini, karena pandemi ini memang sangat berpengaruh pada perputaran roda ekonomi dunia.
Tapi, bagaimanapun, hari Lebaran tinggal menghitung hari, dan sebagai muslim, pantaslah kamu bersiap-siap menyambutnya. Namun, karena kondisinya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya–baik kamu yang menerima THR maupun yang tidak–maka akan berbeda pula persiapannya. Terutama dalam hal finansial.
Apa saja yang harus disiapkan? Yuk, simak artikel ini sampai selesai ya.
Siap-Siap Menyambut hari Lebaran di Tengah Pandemi COVID-19
1. Buat anggaran belanja
Mau merayakan hari Lebaran seperti apa pun, anggarkan. Ini lebih baik ketimbang tanpa budgeting, tapi nanti pada akhirnya membuatmu belanja secara impulsif.
So, rencanakanlah, hendak menyambut hari Lebaran seperti apa, di tengah pandemi seperti sekarang ini. Yang pasti, akan banyak hal berubah sih. Mungkin kamu harus salat Ied dari rumah, karena daerah tempat tinggalmu berada di zona merah. Atau, mungkin ada protokol lain yang sudah diatur oleh pemerintah daerahmu untuk pelaksanaan salat Ied ini. Carilah informasi dari akun resmi pemerintah ya, dan patuhi protokolnya.
Kamu, tahun ini, mungkin juga enggak mudik. So, akan ada yang berubah juga di sini, pun enggak bersilaturahmi dengan berkunjung ke rumah teman-teman, saudara, atau kolega.
Kebiasaan-kebiasaan yang berubah ini akan memengaruhi kondisi keuanganmu, belum lagi dengan penghasilanmu yang juga berubah sekaligus ada atau tidaknya THR.
Jadi, membuat anggaran akan lebih baik untukmu.
2. Sesuaikan beberapa pengeluaran
Karena kondisinya berbeda, anggaran berubah, maka akan ada pengeluaran yang bisa disesuaikan juga (baca: dikurangi).
Misalnya saja seperti:
- Beli baju baru. Tanpa pergi ke mana-mana, apakah kita butuh baju baru? Kalau butuh, beneran butuh atau pengin aja? Memang sih, sejak beberapa hari belakangan, mal mulai didatangi para pebelanja lagi, bahkan Tanah Abang pun penuh. Sepertinya sih, banyak yang enggak bisa menahan diri untuk nggak punya baju baru ya? Oh well, kalau memang enggak tertahankan *tsah* boleh saja belanja, tapi jangan berlebihan.
- Ongkos mudik. Ya, semoga kamu adalah salah satu dari mereka yang rela menunda keinginan untuk mudik Lebaran tahun ini. Dengan demikian, ongkosnya bisa kamu alihkan ke pos lain yang lebih urgent.
- Hidangan Lebaran. Oh jelas, masa Lebaran berlalu tanpa opor ayam dan ketupat? Harus tetap ada dong tahun ini, meski kita merayakan hari Lebaran di tengah pandemi. Boleh kok, tetap menyusun menu Lebaran yang istimewa, tapi kata kuncinya satu: secukupnya.
Kalaupun pengeluaran-pengeluaran di atas masih ada, enggak masalah juga, hanya saja cek lagi dan sesuaikan ya. Ingat, akan lebih baik untukmu jika kamu bisa pegang dana segar di masa sulit seperti ini. Kita belum tahu dengan pasti, kapan pandemi bisa berakhir kan?
3. Pengeluaran yang harus (masih) tetap ada
Meski kondisi dan situasi berbeda dari Lebaran sebelumnya, tetapi ada beberapa hal yang tetap sama. Misalnya seperti:
- Zakat. Jangan sampai lupa ya, besarnya tinggal mengikuti peraturan yang sudah ditetapkan. Hubungi saja masjid terdekatmu, dan langsung deh tunaikan kewajiban.
- Tunjangan hari raya untuk ART, supir pribadi, satpam, petugas kebersihan kompleks, dan siapa pun yang sudah membantu memperingan hari-harimu. Apalagi nih, kalau kamu juga menerima THR tahun ini, wajib banget membayar kewajibanmu terhadap mereka.
- Angpau. Boleh juga nih kalau mau dipertahankan, terutama jika kamu memang memiliki rezeki berlebih. Angpau buat anak atau keponakan. Kalau mau enggak ribet–karena lagi physical distancing kan–topup-in aja e-wallet mereka, jika ada. Jangan lupa donasi untuk sesama yang membutuhkan ya. Banyak yang enggak seberuntung kamu bisa menerima rezeki di hari Lebaran kali ini. Jadi enggak ada salahnya berbagi lagi.
4. Utang dan dana darurat
Masih punya sisa dana setelah mengurangi dan menyesuaikan pengeluaran kurang penting dan sudah pula melakukan kewajibanmu seperti yang ada di poin 3 di atas?
Cicilan utang bisa menjadi anggaran berikutnya yang harus disiapkan, terutama utang-utang yang bisa dilunasi lebih cepat. Utang kartu kredit, misalnya. Jika enggak bisa dicicil lebih cepat, buatlah satu pos khusus (bisa dimasukkan ke amplop–yeah, it’s so old school but it works well–atau bisa dimasukkan ke rekening tabungan) khusus untuk dana cicilan utang. Saat jatuh tempo pembayaran cicilan tiba, kamu tinggal ambil saja dana dari pos ini.
Kalau masih memungkinkan, misalnya masih ada sisa THR, anggarkan pula untuk dana darurat, agar lebih kuat lagi. Ingat, kita masih berada di tengah ketidakpastian. So, more emergency fund will come handy.
5. Kirim parsel
Hari Lebaran kali ini memang kita sebaiknya enggak usah pergi-pergi dulu. Bahkan salat Ied juga dari rumah. Tetapi tali silaturahmi tetap bisa dijaga kok.
Selain kamu bisa menghubungi keluarga, saudara, dan teman-teman melalui jagat maya, kamu juga bisa mengirimkan parsel atau bingkisan Lebaran pada mereka. Pesan online saja, dan biarkan kurir yang mengantar. Mudah, praktis, dan tetap safe untuk semua.
So, hayuk, coba cari-cari info parsel Lebaran yang bisa dipesan secara online dan menyediakan layanan antar.
Atau, malah ini bisa jadi ide bisnis tambahan buat kamu selama Lebaran nih. Lumayan juga lo, bisa buat menambah pemasukan.
Nah, selamat merayakan hari Lebaran, meski mungkin kondisinya sedikit sulit. Mungkin memang ini waktunya kita untuk prihatin; disentil sedikit sama Yang Punya Hidup, biar lebih membumi dan rendah hati lagi ke depannya.
Ambil saja hikmahnya, dan keep moving on!