Prinsip mengelola keuangan sepertinya sih sama-sama saja dari waktu ke waktu. Tapi, mesti diakui, tahun 2020 ini menjadi berbeda.
Seluruh dunia, di tahun 2020 ini, harus mengalami dampak dari pandemi COVID-19. Dampak ini baik secar fisik maupun mental. Dalam sisi ekonomi dan finansial juga mengalami dampak yang sangat terasa. Begitu juga kondisi ekonomi yang dialami oleh Indonesia.
Akibat dua kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonomi kita minus, akhirnya kita harus terjebak ke jurang resesi, yang secara resmi diumumkan oleh BPS di bulan November kemarin. Meskipun, efek resesi–seperti bisnis-bisnis bangkrut, banyak orang kehilangan pekerjaan, terjadi PHK massal, dan seterusnya–sudah bisa dirasakan sejak awal Q2.
Ya, itu sih masalah de facto dan de yure aja sih.
Meski sekarang kita sudah masuk ke fase recovery, tapi nyatanya juga belum bagus-bagus amat. Coba lihat data dari Bank Indonesia yang terbaru. Konsumsi masyarakat Indonesia di bulan November “hanyalah” 68.8% saja. Ini menurun dibandingkan Oktober yang besarnya 69.4%. Padahal kalau melihat grafik, pengeluaran tetap tinggi. Jadi, ke mana angka selisih konsumsi ini?
Ternyata beralih ke utang.
Karena banyak yang kesulitan membayar utang, akhirnya konsumsi dikurangi demi bisa mengalihkan dana ke cicilan utang. Padahal, konsumsi rumah tangga menjadi tulang punggung ekonomi negara.
Jadi, gimana dong?
Utang jadi perkara besar. Ditambah lagi, pemerintah juga sudah mengeluarkan surat edaran Menteri Ketenagakerjaan seperti tertera di nomor M/11/HK.04/2020 yang menyatakan bahwa UMP 2021 akan sama nilainya dengan UMP 2020. Jadi, bisa dibilang tahun 2021, nggak ada kenaikan UMP ya, Gaes!
Sebagian besar provinsi di Indonesia mengikuti aturan baru tersebut, tetapi ada juga provinsi yang memutuskan untuk menaikkan upah minimum provinsi, seperti DIY dan Jawa Tengah.
Jadi, apa kabar nih? Gaji nggak naik, sedangkan kondisi bakalan seperti apa, enggak ada yang bisa memastikan. Semua “hanyalah” prediksi, dan prediksi sudah pasti bisa salah.
Ya tapi kita harus tetap optimis!!!
Gaji nggak naik? Ya, masih digaji pun sudah sujud syukur, ya kan? Gaji sekarang “mahal”, lepas dari nominalnya. Jadi, mari kita kelola saja apa yang ada. Malahan, ini bisa jadi “latihan” kita lagi untuk lebih cermat dan bijak. Kalau orang Jawa bilang, ayo, laku prihatin! *benerin sanggul* *sanggulnya yang punya blog*
Jadi, apa yang bisa kita lakukan dalam mengelola keuangan demi 2021 yang lebih baik?
Membuat Bujet Bulanan
Mengelola keuangan di saat UMP tahun 2021 nggak ada kenaikan memang bakalan membuat kamu memutar otak lagi agar semua kebutuhan terpenuhi sesuai dengan pos-posnya.
Tapi ya sudah. Apa mau dikata? Mau nggak mau, kan tetep harus bisa jalan dengan apa yang ada.
So, hal pertama yang harus diulik adalah bujet bulanan. Buat perhitungan pengeluaran sehari-hari lagi. Cermati mana pos yang bisa disesuaikan, agar dapat pengeluaran bisa lebih dikendalikan.
Buatlah bujet bulanan agar dapat mengetahui batasan yang dapat dikeluarkan untuk setiap kebutuhan. Pisahkanlah pengeluaran untuk kebutuhan dalam beberapa kategori seperti kebutuhan sehari-hari, hiburan, dana darurat, transportasi, dan lain sebagainya. Kamu harus bisa membedakan mana itu kebutuhan dan keinginan semata. Ini paling penting sih!
Selalu periksa arus kas pendapatan dan pengeluaran bulananmu juga, ya.
2. Belanja Secara Cermat
Belanja adalah koentji! Jangan sampai kamu enggak belanja. Belanja kamu bisa bikin ekonomi satu negara berjalan lancar.
Tapi, jangan asal belanja. Untuk tahun 2021 nanti, belanjalah dengan lebih bijak dan cermat. Paling gampang sih, coba biasakan untuk membandingkan harga. Baik antara toko, ataupun antara produk dengan fungsi yang sama.
Di era digital seperti sekarang ini, kamu bisa berbelanja secara online atau memanfaatkan voicher diskon dari supermarket. Lumayan loh, diskon atau vouchernya jika kamu gunakan untuk berbelanja. Perkembangan teknologi yang semakin maju ini sangat memudahkan kamu sebagai konsumen. Kamu tinggal pilih saja mau berbelanja via online atau offline. Jangan sampai kalap mata ya!
Jika kamu membeli barang dengan harga lebih murah, maka sisa dari bujet tadi bisa kamu gunakan untuk keperluan lain atau untuk ditabung.
3. Menabung dan Investasi
Walaupun gaji yang kamu terima pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan hidupmu, tapi sebisa mungkin tetap harus investasi dan menabung.
Gaji–gede ataupun kecil–teteup nggak akan pernah cukup juga sihuntuk memenuhi keinginan dan kebutuhan hidup. Apalagi buat investasi. Karenanya, perlu dikelola dengan baik.
Cara mengelola keuangan gaji ini ya sama saja sebetulnya. Pilah dalam beberapa pos, tambahkan juga pos investasi dan menabung, dan langsung sisihkan dana di awal bulan. Jangan tunggu sisa dulu.
Mengapa?
Ya, karena nggak bakalan ada sisa sih, kalau diturutin. Terus disiplin melakukannya setiap bulan ya, agar kamu mendapatkan hasil yang optimal.
4. Batasi Penggunaan Kartu Kredit
Penggunaan kartu kredit memang sangat bermanfaat di kondisi darurat. Namun, penggunaan kartu kredit yang tidak terkontrol dapat mengacaukan finansialmu. Apalagi kalau sampai nantinya kamu akan terasa berat untuk membayar cicilan yang disertai dengan bunga (ditambah denda karena terlambat).
Seharusnya, kalau cicilan utangmu terjaga pada rasio 30%, harusnya sih kamu enggak akan terlalu berat untuk membayar cicilan. 30% ini adalah rasio seluruh cicilan utang ya, nggak hanya kartu kredit.
So, di tahun 2021, coba deh, lebih bijak berutang. Kalau kamu sekarang termasuk dari mereka yang rela mengurangi belanja konsumsi demi membayar utang seperti yang dijelaskan di awal artikel ini, coba deh, di tahun 2021 dikelola lagi.
5. Membuka Bisnis Baru
Kamu bisa meningkatkan pendapatan dengan membuka bisnis baru.
Nggak usah dijelasin terlalu panjang deh. Silakan cek artikel-artikel tentang mencari penghasilan tambahan berikut ini:
- 10 Peluang Bisnis yang Muncul di Tengah Masa Pandemi
- Berbagai Peluang Usaha Tanpa Modal yang Bisa Kamu Coba untuk Tambah Penghasilan
- Beberapa Macam Bisnis Modal Kecil Untung Besar yang Bisa Dilakukan dari Rumah
- 5 Ide Usaha Modal 5 Juta yang Bisa Kamu Coba untuk Menambah Penghasilan
6. Amankan Dana Darurat
Ini juga klise beud. Tapi ya gimana, entah meremehkan entah lupa, banyak yang teteup nggak punya dana darurat, padahal keuangannya nggak stabil.
Selama pandemi COVID-19 ini belum berakhir, kamu harus bisa menyisihkan dana darurat sebesar 10% atau lebih dari penghasilan bersihmu. Jumlah tersebut bisa kamu sesuaikan dengan jumlah anggota keluarga dan pengeluaran bulananmu.
Nah, itulah cara mengelola keuangan di saat pemerintah tidak menaikkan UMP tahun 2021 nanti.
Kamu tetap bisa memenuhi kebutuhanmu, selagi kamu bisa mengelola keuangan dengan baik ya. Selalu review pengeluaranmu selama satu bulan, jadi kamu bisa melihat apa saja kebutuhan yang tidak penting dan bisa kamu kurangi.
Semoga bermanfaat, ya!
Penulis
Carolina Ratri berprofesi sebagai penulis konten untuk website dan media sosial profesional. Bergabung menjadi penulis website Diskartes.com sejak Juni 2019.