diskartes.com – Assalamualaykum pengejar mimpi!
Tulisan ini tidak akan populer dan berpotensi menghilangkan beberapa calon kerja sama saya dengan institusi perbankan atau lembaga pembiayaan lainnya. Tapi nggak apa-apa, nampaknya ide ini perlu diangkat karena penting, sekaligus agar berita berimbang di ranah online.
Masifnya pemberitaan media yang menyoroti perkembangan startup, kesuksesan usaha si Mukidi atau siapapun itu, dan berita semacamnya menyuntik semangat yang luar biasa terutama kepada anak muda agar menjadi enterpreneur. Bagus sih, karena yang dibutuhkan negara ini memang bukan jumlah PNS yang banyak, tapi pengusaha yang mampu ngasih pendapatan. Ironisnya euforia yang dibangun tidak dibarengi dengan kematangan cara berfikir ala pengusaha, bahkan cara bisnis yang sportif pun tidak ada.
Banyak sekali karyawan yang resign dari pekerjaannya tanpa bekal skill dan jaringan mumpuni, namun hanya bermodal mimpi menjadi orang kaya. Memang ada yang sukses, tapi yang bermasalah juga tidak sedikit. Parahnya lagi karena keterbatasan modal, para pejuang ini berutang kepada rekannya atau Bank dengan proposal yang menawarkan mimpi di siang bolong. Ketika hal buruk datang dan mengakibatkan kebangkrutan usaha, mereka tidak siap dan enggan untuk bertanggung jawab.
Utang vs. Menambah Aset
Konsep utang kan sebenarnya adalah meminjam dari orang lain untuk memenuhi kebutuhan, bukan untuk ekspansi. KPR muncul untuk mengatasi kebutuhan papan, kemudian ada KTA, dan produk pinjaman lain. Dalam perkembangannya utang digunakan untuk melakukan perluasan usaha dan memang tidak ada yang salah dengan itu. Namun menjadi masalah ketika orang fokus dengan penambahan aset usaha dibanding dengan pembayaran utangnya.
Oleh karena itu, ketika Anda sudah memiliki penghasilan yang mampu memenuhi kebutuhan perbulan sangat disarankan untuk tidak menambah utang dengan alasan berbisnis. Terlalu klise jika Anda seorang pegawai tetap perusahaan ternama, tapi harus berutang besar untuk membeli truk pengangkut makanan sebagai bisnis baru Anda. Kumpulkan dulu duit di rekening tabungan sampai cukup, kemudian silakan terjun ke dunia enterpreneur dengan keuangan yang sehat.
Ada suatu cerita yang nyata terjadi, sebut saja seseorang bernama Fakhry. Dia adalah PNS di salah satu institusi terbaik negeri ini dan sedang melebarkan usaha konveksinya. Dengan cekatan meminjam uang dari teman-temannya melalui mekanisme investasi berimbalan diatas 10%. Saking fenomenalnya, terkumpullah dana sebesar 6,7 Milyar. Singkat cerita usahanya mengalami kegagalan dan utang teman-temannya tidak terbayarkan!
Seandainya dia tidak bernafsu untuk memperluas usahanya dan paham bahwa dilarang berutang melebihi kapasitasnya (ada di artikel 5 Sihir Untuk Melunasi Gunung Utang), hal ini tidak akan terjadi.
Modal Besar Untuk Mencapai Mimpi
Kolonel Sanders pendiri KFC, mulai mencari dana dengan keliling ke berbagai restoran di AS. Di setiap restoran dia memasak untuk pemilik dan karyawannya, kemudian apabila mendapat respon bagus, si kolonel menawarkan perjanjian kepada restoran agar menjualkan ayamnya. Setelah semakin maju, dia mengembangkan kerajaan bisnisnya dengan sistem waralaba.
Cerita sang kolonel menunjukkan pada kita bahwa utang bukan satu-satunya solusi untuk berkembang. Dalam tulisan saya tentang “Aturan Main Mencari Dana Startup“, Anda juga bisa melihat banyak solusi pendanaan untuk membangun perusahaan selain dari utang.
Tetapi saya setuju bahwa di zaman ekonomi digital yang serba cepat, pinjaman bisa jadi alat untuk mengakselerasi pertumbuhan agar tetap kuat bersaing dengan kompetitor. Saling unjuk diri untuk menjadi nomor satu, well yang terkadang risikonya jauh lebih besar daripada apa yang dituju. Makanya apabila Anda adalah seorang karyawan dan sedang merintis suatu usaha, nampaknya pandangan stoikisme ini perlu juga. Agar selain bersemangat nyari duit, menikmati hasilnya juga tidak kalah penting.
Nah jika Anda masih tetap bersemangat mencari pendanaan dari utang, ada beberapa tips mencari pinjaman yang bisa membantu agar tidak terjerat masalah.
1. Untuk berbisnis, hindari meminjam dari teman
Jika terpaksa meminjam dari teman, maka Anda harus menyiapkan jaminannya. Utang dari teman merupakan yang paling berbahaya, karena jika ada masalah bisa merusak pertemanan yang sudah berlangsung ratusan tahun.
2. Batasi cicilan maksimal 50% pendapatan bulanan
Biasanya pebisnis rookie terburu-buru, pengennya utang gede biar usahanya juga gede. Hitung dulu deh gaji Anda berapa. Contoh sederhananya begini,
Edo punya gaji 20 juta, dan dia mau berbisnis sewa kapal selam harganya 2 Miliar. Agar sehat maka maksimal dia bayar cicilan 10 juta/ perbulan. Hasilnya selama 10 tahun 1,2 M (10 jutax12 bulan x 10 tahun). Nah kurang 800 juta? Ya nabung dulu sampe 800 juta terpenuhi.
3. Jangan pernah berutang untuk saham, forex, dan produk investasi
Utang bersifat uang panas, jangan digunakan untuk main yang volatilitasnya tinggi. Saham dan forex itu mainan yang sangat menggunakan emosi. Ketika Anda memanfaatkan utang untuk dua permainan itu, nalurinya akan tumpul. Sedangkan produk investasi tidak semua bisa diandalkan. Sekarang ini investasi bodong banyak banget dan ngejar semua kalangan, sampai artis juga jadi korban lhoh!
Arrgh, nampaknya sudah cukup ya.. Mau istirahat. Wassalamualaykum pengejar mimpi!
dani mengatakan
Kalau mau berhutang memang harus paham kapasitas diri dan usaha sih. Sebagai orang yang ada di bagian menyalurkan kredit, karakter memegang peranan utama. Dengan karakter yang bagus, kerajaan bisnis akan tetap terbangun dengan hutang. Malahan akan jadi pengungkit yang bagus. Bukan gak setuju sama postingannya. Tapi sesuatu yang berlebihan dan tanpa perhitungan ya pasti memang gak bagus. 😀
diskartes mengatakan
Leverage function ya Mas Dani..
bener kok omongan mas Dan, memang fungsinya akselerasi..
Tapi sayang seribu sayang, banyak yang menyalah artikan fungsi ini. Karena akselerasi kan sebenarnya faktor pendukung.
Intinya tetap di kapasitas.
Dan untuk beberapa jenis orang tertentu yang berdarah panas (ambisinya super tinggi), utang bukan pilihan yang bagus.
Lebih elok kalo kerjasama, konsorsium, dan semacamnya.. Kalo mau utang, doi harus pnya partner berdarah dingin..
Thanks inputnya mas.. 😀
dian bonbon mengatakan
Nice review.
Bahasa nya sederhana tapi to the point.
Tetep semangat nulis ya.
diskartes mengatakan
makasih bonbooon..
klo yda diapresiasi bonbon jadi tambah semangat deh..
ricky taro mengatakan
Halo Mas, bener banget apa yang ditulis karena aku sendiri mengalami, take home pay ku besar, namun boros dan coba buka usaha dari utang bank,(KTA. CC) saat ini banyak sekali, mau ditutup juga ga mgkn, karena sewa semua dan ada sedikit cashflow dari situ…..
Kalo tau gini mending nabung dulu yaa
diskartes mengatakan
Sip… harus hati2 dalam debt managementnya
ricky taro mengatakan
Apa yang terjadi dengan fakhri tersebut mas dani