Seiring dengan prediksi negara yang akhirnya masuk ke jurang resesi, maka gelombang PHK besar-besaran sepertinya akan berlanjut. Siapa pun bisa terkena risiko kena PHK, sehingga semua orang harus bersiap sekarang.
Bukan bermaksud menakut-nakuti sih, tetapi yah, kita harus bersiap untuk kondisi yang terburuk, bukan? Meski tetap berharap yang terbaik tentunya buat kita semua.
Data jumlah pemutusan hubungan kerja dari awal pandemi sampai sekarang masih simpang siur sih. Ada sumber berita yang menyebutkan 2.8 juta orang pekerja sudah kena PHK. Ada yang bilang 6 juta. Bahkan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) sempat menyebutkan jumlah yang sangat besar, yaitu tak kurang dari 15 juta orang harus kehilangan pekerjaan akibat pandemi COVID-19 ini. Angka ini didapatkan karena ikut menghitung para pekerja di mikro dan menengah, UMKM, dan pebisnis yang harus menggulung tikar bisnisnya.
Jadi, bagaimana denganmu? Berharapnya sih kamu tak harus mengalami pemutusan hubungan kerja ini. Namun, jika kamu adalah salah satu korban PHK, dan sekarang sedang dalam proses dirumahkan, hang in there! Segera lakukan beberapa hal ini agar keuanganmu tidak terlalu terguncang.
Kena PHK, Lakukan Beberapa Hal Berikut
Cek kondisi
Atau istilah kerennya, lakukan financial check up. Layaknya medical check up, kesehatan keuangan dapat kamu pastikan di sini. Butuh “dokter”? Nggak perlu. Kamu bisa memeriksanya sendiri.
Lakukan cek pada:
- Pastikan berapa penghasilanmu sekarang. Jika memang kamu kena PHK, maka ke depan, mungkin kamu akan zero income. Ataukah, kamu ada bisnis/penghasilan sampingan, sehingga nggak zero-zero amat? Atau jika kamu mendapat pesangon, seberapa banyak? Perhitungkan berapa lama kamu bisa bertahan hidup dengan pesangon tersebut.
- Kondisi utang bagaimana, saat ini? Masih ada utang apa saja, dan seberapa banyak? Masih berapa lama? Jika kamu perhitungkan dengan penghasilan yang menurun dan juga pesangon, jika ada, apakah kamu bakalan sanggup tetap membayar cicilan? Ingat, utang adalah prioritas, sehingga kamu sebisa mungkin bertahan pada skema untuk tetap membayar cicilan ya.
- Cek aset. Berapa banyak aset lancarmu sekarang? Semoga kamu adalah salah satu dari mereka yang punya dana darurat yang memadai. Punya investasi yang bisa dicairkan untuk menyambung hidup? Ada simpanan logam mulia atau emas? Ada piutang pada orang lain? Jika ya, coba atur agar segera bisa dicairkan sehingga bisa menambah cash kamu untuk sementara waktu.
- Cermati catatan pengeluaranmu. Apakah ada pos yang bisa lebih dihemat lagi? Dikurangi? Disesuaikan? Dihilangkan?
Prioritaskan utang
Utang adalah prioritas. Apa pun kondisinya, sebisa mungkin tetaplah pada skema pembayaran cicilan yang sudah disepakati bersama.
Jika kamu menerima uang pesangon, sebaiknya perhitungkan sebagian untuk melunasi utang, jika memungkinkan. Utang yang lunas akan meringankan bebanmu ke depannya.
Tapi, jika memang kamu menemui kesulitan untuk membayar cicilan utang, kamu bisa datang pada si pemberi pinjaman dan ajaklah berdiskusi. Setidaknya, dengan terbuka akan kondisimu yang saat ini kena PHK, si pemberi pinjaman akan memaklumi, dan mungkin bisa berbaik hati untuk memberi keringanan.
Sedikit keringanan dalam bentuk apa pun, akan dapat membantumu dalam kondisi yang sulit ini. Tetapi, ingat, jika memang kamu diberi keringanan, maka kamu juga harus bertanggung jawab ya. Jangan sampai, pemberi pinjaman memberi keringanan misalnya kamu dibebaskan membayar bunga asal utang pokok tetap dicicil, eh … kamu malah kredit smartphone keluaran terbaru.
Yha!
Dana darurat
Syukurlah jika kamu saat ini punya cukup dana darurat. Jika memang sekaranglah saatnya kamu membongkar dana darurat, maka ya lakukanlah.
Ingat beberapa hal ya:
- Dana darurat bukan “uang kaget”
- Hitung kekurangan dana yang diperlukan
- Jangan cairkan semua tabungan dana darurat, perhitungkan mana simpanan yang harus dipertahankan.
- Buat janji untuk mengganti, begitu kondisi sudah membaik
- Disiplin dalam pemakaian
Ubah gaya hidup
Jelas, kita harus berhemat sekarang. Tapi, bukan berarti menghentikan konsumsi. Tapi kondisi ini akan mengharuskanmu mengubah beberapa prioritas memang.
Beberapa hal mungkin harus kamu tunda dulu, terutama yang membutuhkan biaya besar. Beberapa hal lain tetap harus diprioritaskan (seperti utang, misalnya). Beberapa barang yang biasanya kamu beli untuk dipakai sehari-hari mungkin perlu dicarikan barang pengganti–yang dengan kualitas yang hampir sama tetapi harga bisa lebih terjangkau. Kurangi jajan-jajan, dan lebih baik mulai memasak sendiri.
Tentu saja, bisa saja solusi terbaik untuk satu orang akan berbeda dengan yang lain, karena semua tergantung kondisi juga sih.
Kayak saya, kadang terasa lebih hemat kalau bungkus makanan saja. Karena di sekitar rumah saya yang di kampung ini, banyak warteg kelas mahasiswa yang hanya dengan Rp10.000 saja, saya sudah dapat sayur yang pas dimakan untuk orang serumah, ditambah lauk pauk sederhana. Tinggal masak nasi doang. Kalau masak sendiri, Rp10.000 malah jadi kurang rasanya.
Ya, makanya, setiap orang kan kondisinya beda-beda. Silakan diatur dan disesuaikan sendiri.
Untuk investasi dan tabungan, karena sekarang kondisi darurat, boleh saja jika kamu cuti dulu. Yang penting, kebutuhan hidup sehari-hari harus teratasi. Nanti, jika kondisi sudah membaik lagi, kamu bisa mulai investasi dan menabung lagi.
Di samping 4 hal untuk penyesuaian keuangan pasca kena PHK di atas, kamu juga harus segera memikirkan untuk mendapatkan alternatif penghasilan lain. Jangan menyerah begitu saja, jika penghasilanmu terhenti lantaran kena PHK. Ada banyak peluang untuk usaha sendiri kecil-kecilan jika kamu cukup kreatif mencarinya.
Mulailah dari lingkungan sekitarmu. Apa yang tetanggamu butuhkan? Kalau kamu jago masak, bisa banget nih dikaryakan. Buat masakan atau camilan-camilan yang kemudian kamu tawarkan melalui WhatsApp group sirkel pergaulanmu. Perhitungkan juga untuk bisa dikirim ya. Kalau perlu, ya kamu sendiri yang antar. Jangan lupa tetap lakukan protokol kesehatan, tapinya.
Yah, sepertinya semua orang memang punya masalahnya masing-masing. Semua orang struggling dalam kesulitan yang hampir sama sekarang ini. Jika kamu masih dianugerahi dengan kesehatan, maka ini harus kamu syukuri. Setidaknya, dengan kesehatan, kamu lantas bisa melakukan apa saja demi menyambung hidup. Ya kan?
Semangat, kawan! Semoga badai segera berlalu!
Penulis
Carolina Ratri berprofesi sebagai Marketing Communications Specialist di Stilleto Book. Bergabung menjadi penulis website Diskartes.com sejak Juni 2019.
[…] Contoh nyata adanya kondisi darurat yang tiba-tiba datang adalah Pandemi Covid-19 yang seperti saat ini kita rasakan. Selama masa pandemi ini, penghasilan bulanan beberapa orang akan tiba-tiba menurun bahkan hilang karena terkena imbas PHK. […]