Fund manager, manajer investasi, perencana keuangan atau financial planner, ada lagi financial coach/trainer, terus ada pula financial advisor, dan lain-lain, dan seterusnya. Banyak banget ya?
Dari sekian banyak sebutan itu, mana yang cukup familier untukmu? Financial planner, mungkin ya? Atau, financial advisor? Pernah dengar CFP? Kalau robo-advisor?
Nah, banyak. Bingung?
Iya, memang banyak banget profesi perencana keuangan yang ada di dunia ini. Kadang juga overlap, antara profesi dengan yang lainnya, hingga bias. Karena yang terjadi kadang juga pada dobel-dobel juga, profesinya. Jadi manajer investasi, tapi ternyata juga CFP. Seorang trainer, yang sebelumnya seorang financial consultant. Sedangkan, ada financial consultant, ada juga financial advisor.
Terus, yang kamu butuhkan yang mana? Bingung kan? Yak, makin bingung.
Nah, mari kita bahas di artikel kali ini.
Berikut adalah beberapa tipe perencana keuangan yang sering dijumpai dan sering disebut. Mari kita lihat.
5 Profesi Perencana Keuangan: Yang Mana yang Kamu Butuhkan?
1. Investment advisor
Atau penasihat investasi. Sudah kelihatan dari namanya, seorang penasihat investasi itu dibayar untuk memberikan nasihat investasi kepada kliennya. Seorang penasihat investasi juga dapat mengelola aset klien secara langsung.
So, ketika kamu sudah deal dengan seorang penasihat investasi, maka mereka dapat mengelola seluruh dana investasi Anda dengan melakukan jual beli instrumen investasi tanpa perlu melakukan konsultasi berulang denganmu. Mereka berhak untuk membuat rencana komprehensif atas dana investasimu, dan bergerak sesuai rencana mereka tanpa perlu menunggu komenmu sebagai pemilik dana.
Kamu cuma tahu beres saja. Ketika ternyata investasimu tidak bertumbuh, bahkan berkurang, ya itu sudah jadi risiko.
Karena itu, adalah penting untuk bisa mempercayai investment advisor kamu ini. Jangan kerja sama dengan pihak yang belum terbukti kepiawaiannya dalam mengelola dana investasi.
2. Certified Financial Planner
Profesi perencana keuangan yang kedua ini adalah perencana keuangan bersertifikasi, artinya dia adalah orang yang akan membantu kliennya menyelesaikan masalah-masalah keuangan yang membelit, mulai dari membuat rencana keuangan jangka pendek dan panjang, memperbaiki arus kas, merencanakan proteksi, hingga merencanakan hari tua yang sejahtera.
Untuk menjadi seorang perencana keuangan bersertifikasi ini, ada beberapa standar kompetensi yang harus dipenuhi, yang disyaratkan oleh Financial Planning Standards Board yang berpusat di Denver, Amerika Serikat. Enggak, perencana keuangan enggak harus menempuh pendidikan langsung di Amerika kok, karena FPSB ini juga ada yang berkedudukan di Indonesia.
Standar baku FPSB setidaknya ada 3, yaitu:
- Standar kompetensi, yang dipenuhi melalui pendidikan dan ujian
- Standar etika, yang terdiri atas 8 prinsip dan 37 peraturan.
- Standar praktik, yang tertuang dalam 6 langkah proses perencanaan keuangan
Iya, panjang. Layaknya izin praktik dokter, sertifikasi ini menunjukkan kelayakan seorang financial planner untuk “mengobati” penyakit keuangan pasiennya. Jadi, enggak boleh sembarangan.
3. Financial Consultant
Profesi perencana keuangan lainnya adalah konsultan keuangan. Ini sebenarnya istilah yang lebih umum lagi, yang bisa digunakan oleh siapa saja yang memiliki ilmu keuangan yang sudah pada level tinggi dan sering dimintai nasihat seputar permasalahan keuangan. Kadang istilah konsultan keuangan ini juga bisa disinonimkan dengan “penasihat keuangan”.
Tetapi, konsultan keuangan sendiri juga memiliki sertifikasi yang disebut ChFC, atau Chartered Financial Consultant. Sama seperti CFP, enggak semua konsultan keuangan mengantongi sertifikasi ini.
Dalam ruang lingkup kerja konsultan keuangan, ada juga perencanaan keuangan bisnis hingga perceraian. Jadi, memang sangat luas. Konsultan keuangan akan mencari pemecahan masalah keuangan kamu dengan melihat kondisi dan kesehatan keuangan kliennya secara menyeluruh. Maka, tak jarang seorang konsultan keuangan meminta data lengkap klien, sebelum kemudian melakukan analisis dan mencari solusi, termasuk posisi utang, kepemilikan aset, pengeluaran dan penghasilan. Semua data ini ia olah demi bisa membantu klien menentukan tujuan keuangan mereka.
Konsultan keuangan bersertifikat juga dapat mengelola dana investasi klien.
4. Financial coach/trainer
Tipe perencana keuangan keempat ini biasanya adalah “sahabat” orang-orang yang pengin belajar mengelola keuangan mereka secara mandiri.
Financial coach/trainer akan mengadakan kelas-kelas yang dibuka untuk umum, di mana orang bisa belajar dasar-dasar literasi keuangan, sehingga di kemudian hari, para peserta kelas ini dapat mengelola keuangan mereka sendiri.
Sekarang kan semakin banyak orang pengin melek literasi keuangan, tapi enggak mungkinlah kalau mesti sekolah keuangan, karena tujuan mereka berbeda. Bukan menjadi seorang profesional–yang mencari penghasilan di dunia keuangan–tetapi akan lebih fokus ke trik-trik praktis mengelola keuangan sendiri. Misalnya saja, gimana biar bisa mengelola gaji dengan lebih baik sehingga bisa nabung, gimana caranya merencanakan masa pensiun, atau menabung untuk DP rumah pertama, dan seterusnya.
Di sinilah seorang financial coach atau trainer ini berperan.
5. Fund manager dan wealth manager
Dalam artikel yang lain, kamu bisa membaca mengenai fund manager yang diversuskan dengan financial planner. Kamu akan bisa memahami prinsip kerja fund manager (yang merupakan bagian dari organisasi manajer investasi) dengan baik, jika sudah membaca artikel tersebut.
Nah, wealth manager beda lagi. Tidak mengelola dana investasi nasabah secara khusus dan langsung, misalnya memberikan rekomendasi saham secara spesifik–karena itu adalah expertise-nya fund manager–wealth manager lebih berfokus pada pengelolaan aset kekayaan kliennya secara umum. Di sini enggak hanya investasi pasar modal dan pasar uang saja, tetapi juga memberikan nasihat pengelolaan terhadap aset nonfinansial yang lain. Properti, misalnya.
Tidak berhak untuk memutuskan instrumen investasi mana yang harus dibeli–seperti halnya fund manager–wealth manager lebih ke arah memberikan rekomendasi, utamanya rekomendasi produk investasi keluaran tempat mereka bekerja. Yes, wealth manager biasanya merupakan bagian dari bank, di divisi Wealth Management. Begitulah yang lazim terjadi di Indonesia.
Wealth manager ini juga punya target pasar yang berbeda dengan perencana keuangan yang lain, karena mereka lebih banyak bekerja untuk kalangan yang sangat sangat sangat mampu.
Nah, kalau sering dengar juga istilah portfolio manager, asset manager, atau money manager, ya kurang lebih samalah artinya. Memang enggak pernah ada aturan khusus sih, yang bisa memisahkan definisi profesi yang satu dengan yang lainnya secara jelas. Semacam self-claimed aja jadinya.
Nah, semoga sedikit penjelasan mengenai berbagai macam profesi perencana keuangan ini enggak bikin kamu bingung ya.
It’s just a title anyway. Prinsipnya, kamu harus bekerja sama dengan orang yang kamu percaya. Lalu, bagaimana caranya menemukan orang yang dipercaya ini? Ya, riset. Tanya kanan-kiri, banyak-banyak mengikuti berita dan perkembangan di dunia keuangan. Eventually, kamu akan tahu siapa yang kamu butuhkan, dan siapa yang bisa mendapatkan kepercayaanmu.
Penulis
Carolina Ratri berprofesi sebagai Marketing Communications Specialist di Stilleto Book. Bergabung menjadi penulis website Diskartes.com sejak Juni 2019.