Assalamualaykum pembaca Diskartes!
Seperti kisah-kisah sebelumnya, tahun berganti tentu dengan hasil yang berubah pula. Bicara mengenai investasi terbaik yang telah kita lakukan di 2019, bagaimana hasilnya?
Ada yang menghijau, tapi tidak sedikit juga orang kesal karena portofolionya merah.
Okay, saya akan review beberapa progress yang terjadi di 2019:
- Lagi, cryptocurrency masih belum comeback di 2019. Hal ini sesuai dengan prediksi setahun sebelumnya dimana mata uang crypto masih cocok untuk trading, belum menjadi instrumen aman dalam horizon panjang.
- Saham mengalami penurunan di sepanjang 2019, tapi better daripada tahun sebelumnya. Meski ekonomi dunia terganggu karena drama global macam Trade War antara Cina dan Amerika serta Brexit, kondisi saham di Indonesia ga anjlok-anjlok banget.
- Harga properti masih stagnan.
- Investasi otak berjalan baik, dimana saya ikut menjadi peserta untuk beberapa kelas meski sekedar refreshment. Tapi itu tetap penting untuk dilakukan.
- Sementara bagaimana dengan kurs rupiah terhadap dolar? Ternyata cukup menguat, Bung!
Segala dinamika yang terjadi di portofolio harus dinikmati, nah dari review tadi kira-kira dapatlah kalau angka 8 karena masih bisa bertahan dari hempasan kondisi yang ada. Yang pasti, terjadi lonjakan signifikan dari sisi finance antara awal tahun 2019 dibandingkan dengan Desember 2019.
Bagaimana dengan kalian? Apakah melenceng dari prediksinya?
Kalau melenceng ya no problem, paling tidak kamu tahu mau ke arah mana tujuan keuanganmu. Kemudian bisa belajar juga, sebenarnya di titik mana sih salahnya? Perbaikannya menjadi tugas kamu di 2020 ini.
Sekarang kita akan bahas, investasi terbaik apa yang bisa kita lakukan di 2020.
9 Investasi Terbaik di 2020
1. Investasi Otak
Semua diawali dari sini, pengetahuan yang terus diupgrade sesuai dengan berkembangnya peradaban. Meski kalian merasa yang terbaik di bidang masing-masing, ketika berhenti untuk investasi di area ini, maka tinggal menunggu saja kehancuran bisnisnya.
Enggak perlu mahal yang namanya investasi otak ini, baca berita, membeli buku seperti CLIENT juga bisa dibilang investasi kok. Lebih penting, pengetahuan bertambah, jangan lupa untuk diaplikasikan juga. Dengan demikian, value kita meningkat sehingga layak diberi harga mahal.
Andaikata dana memang tersedia lebih, maka menyisihkan lebih banyak untuk menambah kemampuan akan sangat bagus. Misalnya mengikuti seminar-seminar berkualitas atau membangun networking.
2. Saham
Di berbagai belahan negara maju, beberapa pengumuman tidak bersahabat dilontarkan terkait dengan prediksi pergerakan saham. Ketidakstabilan ekonomi dunia karena perang dagang juga masih akan terasa menyulitkan sehingga tidak terlalu berubah jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Namun demikian, kondisi fundamental Indonesia yang masih bagus ditambah telah selesainya pesta politik dalam negeri nampaknya menjadi angin segar. Jadi sebetulnya tidak akan heran jika banyak dana asing yang parkir masuk ke Indonesia meski sifatnya temporer.
Saya sendiri juga tetap mengambil bagian dalam kancah investasi saham, dengan proporsi tertentu dan tidak terlalu agresif lagi. Saham bank syariah dan consumer goods cukup menarik di awal tahun. Kita lihat bagaimana perkembangannya.
Untuk teman-teman yang masih pemula dan belajar dunia saham, silakan baca dulu deh dua buku Investory yaitu Investory Reborn dan Investory “X”, karena disitu dikupas bagian sederhananya. Nanti akan belajar:
- Analisis laporan keuangan atau fundamentalnya
- Gambaran analisis teknikal dan cara baca grafik
3. Obligasi
Salah satu instrumen investasi paling populer saat ini karena banyak didengungkan oleh influencer Indonesia. Berita bagus dong, karena berarti makin banyak yang memperoleh akses investasi PALING AMAN di negeri ini. Tunggu dulu, maksudnya obligasi pemerintah ya.
Kenapa obligasi pemerintah paling aman?
Bertahun lalu sudah disampaikan, kalau enggak salah artikel tahun 2016 dengan mengangkat tema Investasi dengan Obligasi Ritel. Karena penjaminnya Pemerintah Republik Indonesia, bukan perusahaan medium atau besar. Tapi negara sendiri yang menjamin, jadi ya tak perlu diragukan lagi dari sisi keamanan.
Memang sih kalau teman-teman melihat return yang dikasih, enggak gede banget. Dibawah 10% malah, namun tidak ada salahnya jika digunakan sebagai alat belajar. Yang mau dibangun kan habitnya, bukan sekonyong-konyong profit puluhan persen sebulan.
4. Reksadana
Industri reksadana terhantam di tahun 2019 karena kasus si Narada dan ditutupnya beberapa reksadana dari Minna Padi. Well, tentu berita ini menjadi pengingat bagi para investor baru, bahwa meskipun reksadana adalah produk investasi yang dikelola oleh manajar investasi berpengalaman, tetap saja kita ga boleh abai.
Analisis produk reksadana bisa dilihat dari siapa MI-nya, rasionya dalam beberapa periode seperti apa, dan masih banyak lainnya. Coba deh kalian telusuri artikel tentang “Bagaimana memilih reksadana yang menguntungkan“.
Disitu ada penjelasan basic mengenai teknik pemilihan reksadana agar tidak salah persepsi. Enggak bisa kalau kita cuma taroh duit, tanpa peduli mau diapain duit itu oleh si pengelola reksadana.
Saya sendiri menambah kepemilikan reksadana di tahun ini, karena meskipun industri keuangan terkena dampak karena berbagai kasus yang ada, tetap ada kok para manajer investasi yang kredibel dalam mengelola uang para investor.
5. Emas
Ditengah guncangnya dunia saham dan instrumen investasi, ternyata instrumen “menabung” seperti emas mendapat tempat yang bagus di tahun 2019. Sekitar dua puluh persenan kenaikan harga emas, karena investor mencari safe haven saat kondisi ekonomi tidak kunjung membaik.
Lihat aja tampilan di bawah ini
Kemudian bagaimana dengan emas di 2020 nanti?
Kalau kamu terbiasa untuk menabung emas setiap bulannya, maka layak untuk dilanjutkan. Tetapi kalau baru mulai, silakan ngoleksi dari kecil, jangan ujug-ujug langsung gede beli emasnya. Menabung emas sangat mungkin dilakukan, tetapi kalau kalian mau trading jangka pendek, lebih baik jangan karena instrumen ini tidak cocok untuk tempo kurang dari setahun.
6. Barang Seni
Lukisan, kemudian barang antik, dan semacamnya masih bisa digunakan sebagai investasi yang kategorinya “nyentrik”.
Beberapa waktu lalu ada yang nanya, bagaimana dengan jam mewah, mobil antik, tas berkelas, apakah bisa jadi produk investasi?
Pembedanya adalah, bagaimana kelangkaan dan cara valuasinya? Barang seni seperti lukisan cenderung memiliki valuasi lebih tinggi karena “satu-satunya”. Coba deh, ada berapa lukisan Mona Lisa karya Leonardo Da Vinci? Satu doang kan?
Apabila ada dari teman-teman yang berniat investasi di lukisan, pastikan dulu punya knowledge yang cukup. Jangan asal beli dan mengharap untung, paling enggak paham cara mainnya.
7. P2P Lending
Menanamkan uang di fintech juga menjadi salah satu primadona investasi di 2019. Iming-imingnya menarik, puluhan persen dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama.
Tunggu dulu, jangan asal naroh duit juga. Pastikan apakah perusahaan fintechnya memang oke punya, kemudian kamu lihat projectnya. Imajinasikan apabila kamu yang mengelola project tersebut, apakah mungkin memberi imbal hasil besar bagi investornya?
Jika memang memungkinkan, maka kamu bisa inject duit kesitu. Jadi, selalu menggunakan kacamata yang berbeda ketika melakukan analisis ya..
8. Aset Digital
Seperti tahun sebelumnya, aset digital juga semakin bertumbuh dan memiliki valuasi lebih tinggi daripada dekade sebelumnya. Aset digital bisa berupa website atau blog yang kalian buat, kemudian pengelolaan akun media sosial, podcast, youtube, aplikasi, dan berbagai macam lainnya.
Semua hal yang berhubungan dengan internet, sudah bisa menjadi aset kalian sendiri, itulah yang dinamakan dengan aset digital. Jadi enggak hanya cuma buat kepoin mantan doang dah tuh koneksi internet, ternyata juga bisa digunakan untuk membangun aset.
Jangan salah, dengan website atau media sosial yang dikelola dengan baik, itu bisa menghasilkan rupiah yang lumayan andai digunakan untuk jualan dan semacamnya. So, jangan memandang sebelah mata “aset digital” ini.
9. Cryptocurrency
Bitcoin, Ethereum, dan mata uang kripto lainnya belum kembali seperti era keemasan 2017. Oleh karena itu, pada tahun 2020 pun diprediksi tidak akan terlalu berubah signifikan. Saya juga mengambil tindakan untuk belum investasi di mata uang digital, kalau trading sekali dua kali boleh lah. Tapi untuk inject uang dalam waktu lama, belum memungkinkan.
Itulah beberapa prediksi terhadap instrumen yang ada di Indonesia. Mudah-mudahan apapun investasi yang Anda lakukan, akan menghasilkan hasil optimal di Desember 2020.
Wassalamualaykum para Pembaca!
nia nastiti mengatakan
Wow reksadana begitu ternyata ya, bener-bener ga ngikutin jadi buta karena udah kucairin semua dan pindah instrumen berkat baca investory, hihi. Happy new year Mas Dhika semoga makin sejahtera 😀
diskartes mengatakan
Hola Nia,, haha Happy New Year ya.. Enjoy Investory nya yaa
Dee mengatakan
Tolong ketawanya salah ini Khu…Khu…Khu…. ?
Erly Silalahi mengatakan
Makasi infonya kakanda..bener2 bermanfaat ?
diskartes mengatakan
Enjoyy
Ridwan mengatakan
Menarik nih yang investasi pada aset digital 😀
Ang mengatakan
Bagaimana jika investasi property?
Carolina Ratri mengatakan
Sudah ada beberapa artikel di blog ini yang membahas mengenai investasi properti. Bisa dicek ya 🙂
Kasiyam mengatakan
Apakah ini benar tidak abal2
diskartes mengatakan
abal abal kah?
IWgama mengatakan
baru kebayang investasi digital
sementara yang lain udah dulang rupiah
receh.in mengatakan
Mas, gimana dengan investasi pada tanaman hias? Apa masuk kategori? Seperti janda bolong, walau tren sesaat, tapi kan menghasilkan keuntungan yang besar.
Bambang Irawan mengatakan
Belakangan Cryptocurrency memang sangat menarik, namun dibalik keuntungan yang tinggi ada resiko tinggi juga dibaliknya. Saya setuju dengan investasi otak, kalau leher ke atas harus terus diisi karena hal tersebut merupakan aset paling berharga. Bisa dilakukan dengan membaca buku, ikuti seminar atau nonton konten bagus di Youtube.
Thanks for Sharing tim Diskartes.