Assalamualaykum milenials, uda siap trading saham?
Beberapa waktu lalu saya ketemu gadis cantik, berambut panjang, dengan kulit eksotis dan tubuh tinggi semampai. Namanya… Ah, kita kan mau ngomongin soal investasi, kenapa malah deskripsi orang. Pokoknya pada saat berjumpa, dia bilang begini, (sedikit editorial biar dramatis)
“Kakanda, akutu pengen investasi. Generasiku juga minat banget soal mengelola duit. Tapi jangan yang susah kayak saham, apalagi dipantau harian gitu.”
Katanya sambil monyongin bibir, siapa yang tahan coba?
Singkat kata saya jadi berpikir, apakah generasi milenial dan bahkan Gen Z menganggap trading saham sebagai momok menakutkan setelah pelajaran matematika. Di buku Investory sebenarnya telah saya jelaskan dengan runtut mulai perencanaan keuangan, masalah utang, baru menjelaskan perkara saham. Kenapa penjelasannya bisa lebar gitu, jawabnya adalah agar sudut pandang pembaca luas sehingga Anda tidak takut untuk mulai investasi saham.
Back to trading saham. . .
Seorang pemula biasanya menghindari melakukan trading saham karena dua hal yaitu malas melihat harga saham setiap hari dan takut belajar analisis gambar. Akibatnya mereka mengambil jalur yang “katanya” investasi, long term. Mengidolakan Warren Buffet, Charlie Munger, dan Long Kheng Hong, tapi tidak secara kaffah atau totalitas. Masalahnya muncul disini, akan sangat baik bila Anda konsisten investasi. Tapi jika alasannya takut belajar trading, maka itu salah.
Artikel kali ini akan sharing khusus mengenai trading saham untuk pemula dengan cara yang seharusnya mudah dan membahagiakan. Sehingga bahkan seorang pemula Gen Z bisa mulai mempelajarinya.
Bagaimana cara belajar trading saham dengan mudah?
1. Mulai dari nominal kecil
Siapa bilang investasi tidak bisa dilakukan dengan modal kecil? Main saham pakai duit seuprit dimungkinkan kok, tapi ya “mainnya” jangan main-main. Nyari duit kan harus serius, makanya perlu dianggap sebagai bisnis sekecil apapun uang yang dikeluarkan sebagai modal.
Kenapa saya menyarankan mulai dengan nominal yang tidak terlampau banyak?
Trading saham merupakan salah satu investasi berisiko tinggi, tidak semua orang cocok di bidang itu. Oleh karena itu, kita harus tahu terlebih dulu apakah Anda cocok di bidang tersebut atau tidak. Setelah beberapa waktu dijalani dan tidak merasa cocok, kenapa harus diteruskan?
Lain ceritanya kalau merasa nyaman trading meskipun masih mengalami kerugian di tahap belajar, tidak ada salahnya pembelajaran saham berlanjut.
Pertanyaan berlanjut menjadi seberapa kecil nominal uang yang disiapkan?
Semampu Anda! Yang penting ikhlas!
2. Modal utama adalah. . . pengetahuan
Klise sih, tapi bener lhoh.
Bagaimana Anda bisa bertempur di medan perang kalau tidak punya senjata penghancur untuk trading saham. Enggak tahu dimana titik support, kapan harus jual dan pilihan-pilihan lain semacam itu. Terjebak dalam kondisi semacam itu secara terus menerus akan membuat Anda masuk ke zona spekulasi.
Inga-inga, trading sangat jauh berbeda dengan spekulasi!
Belajar saham memang bukan “cara cepat jadi kaya”, tapi “cara tepat menuju kemapanan”. Lha kalian mau jadi dokter tajir aja butuh sekolah bertahun-tahun, masa jadi trader cuma mau belajar semalem. Impossible donk. Kalau saya langsung ngomong soal fibonacci, elliot wave, dan macem-macem lainnya, bisa jadi Anda langsung nyerah. Saya kira teknik belajar paling mudah adalah mengenal simbol chart dan membaca tren. Ga melulu berhasil memang, paling tidak Anda bisa belajar seperti apa analisa teknikal.
Ini ada dua jenis stick yang jamak dipake ya, candlestick ama bar stick, yang kadang disebut OHLC. Sebenarnya OHLC singkatan dari Open High Low Close. Bacanya sudah tau kan? Open ketika pasar buka, close pas tutup, high itu harga tertinggi di range itu, dan low yang terendah. Pretty easy kan?
Oh ya, kali ini kita tidak perlu membicarakan nilai intrinsik perusahaan atau analisis fundamental ya. Perkara tersebut kita bahas lain waktu ketika fokus investasi dan time frame agak panjang.
3. Memilih perusahaan sekuritas
Duit sudah siap, begitupula dengan sedikit belajar tentang analisis buat trading. Next step? Ya cari perusahaan sekuritas buat kalian menanamkan uangnya. Betul sekali, memilih broker saham kadang tricky agar tidak merasa dirugikan. Apalagi kalian akan masuk kategori trading yang frekuensi transaksinya tentu lebih banyak dibandingkan orang yang sekedar beli doang dan ditahan lama.
Karena lebih sering bertransaksi, mau tidak mau cari apps yang mudah dan ringan. Enggak asik kan, pas sibuk liatin saham, terus smartphone mati gara-gara terlalu berat.
4. Menghindari saham gorengan
Gorengan emang enak pake banget, saya suka makan semacam itu dari kecil. Tapi kalau kebanyakan bikin blenger dan keblinger, begitu pula saham gorengan. Banyak trader senior mainin saham model begini, tapi jelas bukan barang yang cocok digunakan oleh para pemula dan generasi Z. Kenapa tidak cocok?
Pertama, saham gorengan sangat susah dibaca dari sisi analisis teknikal, apalagi fundamental. Gerakannya yang begitu volatil menjadi tidak terprediksi dengan baik, karena sentimen dan pompomers menjadi faktor paling dominan dalam menggerakkan harga saham semacam ini.
Kedua, gerakan yang sangat acak tadi tidak pas sebagai sarana belajar trader pemula. Akan lebih mudah jika belajar dari saham-saham yang gerakannya cenderung normal, blue chip, atau second liner boleh lah.
5. Ketimpangan order jual dan beli
Saat Anda mau beli saham, harus ketemu order jual dan beli bukan? Nah coba perhatikan saham-saham yang ketimpangannya sangat tinggi, dimana order beli jauh lebih banyak daripada yang jual. Kemudian mulai belajar di titik kritis yaitu saat awal dan akhir perdagangan, serta menjelang istirahat (jam 11-12).
Itu menurut saya lho ya, ada juga yang berpendapat lain kok. Makanya coba juga kalian bermain ke beberapa forum saham, seperti misalnya pernah saya baca seorang trader memilih jam kritisnya di sore hari.
Kenapa harus perhatikan order beli yang jauh lebih banyak?
Karena itu adalah indikasi kenaikan kuat saham, artinya pasti ada “sesuatu” yang membuat saham tersebut menarik. Kalau saya, langsung cari berita dari internet untuk mencari tahu penyebab orang-orang berburu saham tadi.
Masuk akal? Tinggal dibeli.
6. Pemula jangan gunakan semua modal ke satu transaksi
Meskipun dalam beberapa kali di artikel saya menyebut soal diversifikasi, saya tidak mengharuskan Anda untuk melakukannya. Bagaimanapun juga setiap orang bebas melakukan strategi trading saham sesuai kenyamanan masing-masing. Tetapi. . .
Sekali lagi, tetapi ya. . .
Untuk pemula sangat tidak disarankan menggunakan seluruh modal hanya demi satu transaksi. Andaipun tidak diversifikasi, lebih baik gunakan sedikit saja, sisanya disimpan dulu. Jadi Anda bisa merasakan seperti apa sih trading, sekaligus cara penanganannya dengan tingkat kerugian yang sudah bisa dibatasi. Bayangkan saja jika Anda taruh semua modal dan berakhir rugi, terlalu mahal harga belajarnya.
7. Cut loss dan profit yang realistis
Semua pebisnis tentunya sadar tidak semua usaha menghasilkan keuntungan, ada kalanya mengalami kerugian. Tidak berbeda dengan bisnis saham. Apa aja yang bisa bikin trader merugi?
- Harga sahamnya turun, sehingga modal yang kita masukkan berkurang.
- Modal bisa hilang jika perusahaan bangkrut.
Jarang sih ada trader yang sampe hilang semua duitnya sebagai akibat perusahaan bangkrut, karena biasanya langsung responsif. Para trader yang ngeyel sama analisanya sendiri justru menjadi korban. Misalnya AISA, orang sudah tau secara fundamental perusahaan sedang tidak bagus. Kemudian mulai menggunakan teknikal sederhana, kelihatan sudah saatnya dijual. Eh tapi ga dijual. Coba lihat chart di bawah deh,
Secara teknikal harusnya pada bulan September uda ga ada barang lagi karena titik support uda jebol, apalagi titik resisten bulan Agustus tidak tersentuh. Faktanya beberapa trader tidak yakin dengan analisisnya sendiri dan memegang saham AISA, hingga akhirnya ambles ke 168 dan saham tersebut per hari ini tidak didagangkan lagi. Entah bagaimana nasib para pemegangnya, karena masih harus diselesaikan pihak otoritas.
Itulah kenapa kalau mau jadi trader harus tega cut loss, siapkan titik terendah.
Sama juga pas ngincer cuan, Anda harus tahu berapa profit yang diinginkan. Let’s say 10% atau 20%, selain itu menggunakan titik resisten. Oleh karena itu, trading plan menjadi penting bagi seorang trader namun tidak digunakan oleh para investor yang jarang membatasi titik profit dan cutloss.
Pilih jadi investor atau trader?
Trader pemula biasanya kebingungan diantara dua pilihan di atas. Padahal di antara kedua pilihan tersebut, jauh lebih penting tanggung jawab bisnisnya. Enggak ada cerita orang awalnya trading, terus gara-gara nyangkut banyak sok-sok jadi investor. Bunuh diri dua kali namanya.
Kalau mau jadi investor, ya belajar urusan intrinsik perusahaan. Benar-benar menunggu saat harga saham below the normal line, serta ga usah gatel buat ngutak atik duitnya ke pasar modal tiap hari. Ibarat singa yang lagi nunggu mangsa gitu lhoh. Lain cerita trader, seperti elang yang mengawasi terus kalau ada potensi profit jangka pendek. Makanya grafik menjadi sangat penting.
Adapula yang memilih keduanya, baiknya sih menggunakan dua perusahaan sekuritas agar tidak kecampur lifestylenya. Begitulah kira-kira, sudah paham semua ya?
Wassalamualaykum millenials!
Agus sigiarto mengatakan
Sebelumnya saya ucapin trimakasih atas artikelnya yang sangat membantu saya, dalam melakukan hal tersebut.. Karena saya tahu bagamana langkah awal untuk memulainya.. Oke.jika saya boleh bertanya, langakah awal yang paling tepat dan efesien dalam melakukan jual dan beli itu seperti apa?
Oke terima kasih ? salam kenal
Toto Suparman mengatakan
Saya masih awam soal trading saham jadi mohon penjelasan langkah awal harus bagaimana, dan bagaimana cara membeli dan saat menjual, dan bagaimana cara membaca grafiknya, terima kasih.
Muhammad Yamin mengatakan
Saya masih awam terhadap trading saham, mohon penjelasan bagaimana langkah awal, bagaimana cara membeli dan menjualnya dan jg bagaimana cara membaca grafik yg benar serta menilai saham suatu perusahaan memiliki nilai beli dan jual yg bagus ( naik turunnya saham tsb)…tolong bantu penjelasannya…trims
david mengatakan
apakah metode2 teknikal analysis dan fundamental di forex juga sma di trading saham? artinya bahwa 2 metode tersebut juga dipakai di saham, cuma khusus variabel fundamentalnya yg berbeda. terimakasih
diskartes mengatakan
metode teknikal sama. Sementara yang fundamental, ya tetap harus tahu kondisi ekonomi.
Arya mengatakan
minta rekomendasi perusahaan sekuritas yg kakanda pakai dong?
JurnalForex mengatakan
Sebetulnya cara trading saham dengan trading forex itu sama gk ya? Apakah harus pakai leverage dalam saham? Mohon tanggapannya…
diskartes mengatakan
Di saham tidak perlu
cynthia mengatakan
makasih buat tipsnya. kira2 bisa trading buat saya ga? Nanti saya bagi hasilnya
ika fitri h mengatakan
haai kak,,
terimakasih kak artikel nya sangat membantu,
kak banyak yang ingin saya tanyakan apakah memungkinkan jika kita bisa komuni kasi langsung?
kalau bisa mohon kaka bisa contact saya ya
081290523409
Nay mengatakan
Saat ini baru trading forex. Untuk saham masih inveatasi. Next pengen coba trading saham juga
Carolina Ratri mengatakan
Good luck 🙂
ginaagnia mengatakan
bagus nihhh,tp masih bingung baca grafik sahamnya gimana ?wkkwkk kasih tau dong
Set Meja Makan Mewah Eropa mengatakan
hallo apakah artikel ini boleh saya jadikan ebook ? dan share secara gratis?
Carolina Ratri mengatakan
Silakan menghubungi Kakanda langsung, untuk meminta izin tertulis ya.
tp70 mengatakan
Penjelasan yang informatif untuk belajar mulai trading saham..
Mohon masukannya, saya juga sedang belajar membuat web edukasi saham
http://easytradingsaham.blogspot.com/