Momen yang paling ditunggu oleh trader saham adalah saat terjadi pembalikan arah atau reversal, yaitu kondisi ketika harga saham di bursa berbalik arah, baik itu bullish reversal ataupun bearish reversal. Jika bisa mengenali pola pembalikan arah ini, kita bisa mendapatkan keuntungan yang optimal dalam trading saham loh.
Apa sih yang biasanya menyebabkan terjadinya pembalikan arah? Ya, ada banyak sebab. Misalnya, seperti ada peristiwa atau berita yang memengaruhi ekonomi, atau keluarnya kebijakan tertentu dari pemerintah yang membuat pelaku pasar merasakan sentimen, dan sebagainya.
Nah, kalau kita cukup peka dengan berbagai macam sebab ini, kita akan bisa merasakan sinyal perubahan di bursa, yang bisa kita manfaatkan—baik dengan menjual ataupun membeli saham lagi. Salah satu alat yang bisa kita manfaatkan untuk bisa mengenali pola pembalikan arah adalah dengan mencermati pola candlestick.
Ada pola-pola tertentu yang akan muncul pada candlestick jika akan terjadi pembalikan arah ini. Jika pola tertentu ini muncul di saat pasar sedang uptrend, maka itu artinya akan terjadi downtrend, begitu pula sebaliknya.
So, trader dan investor pemula wajib banget untuk paham mengenai pola pembalikan arah ini kalau mau memanfaatkannya untuk mendapatkan cuan. Jangan khawatir, justru ini sangat mudah untuk dipelajari kok, dibandingkan mempelajari pola candlestick yang lain.
3 Pola Pembalikan Arah pada Candlestick yang Perlu Dipahami
Hammer dan Hanging Man
Kedua pola pembalikan arah ini tampak sama nyata beda. Mirip, tapi posisinya berbeda, sehingga keduanya juga menandakan sinyal yang berbeda. Keduanya punya body candle yang kecil dan sumbu panjang melebihi ukuran body-nya, sehingga mirip dengan palu atau orang yang sedang tergantung untuk posisi tertentu.
Pola candlestick hammer muncul ketika harga sedang downtrend. Saat pola ini muncul, maka ada sinyal bahwa akan terjadi pola pembalikan arah sehingga harga menjadi naik. Sumbu bawahnya yang panjang menunjukkan adanya tekanan jual yang kuat, tetapi para pembeli dapat mengambil alih sentimen yang terjadi.
Pola candlestick hanging man akan muncul ketika harga dalam kondisi uptrend, sehingga menjadi sinyal kalau harga akan berbalik turun. Sumbu panjangnya menandakan bahwa ada dorongan jual yang kuat dan berhasil mengalahkan transaksi belinya.
Ada beberapa kriteria yang harus terjadi, agar pola candlestick ini benar-benar menjadi sinyal pola pembalikan arah, yaitu:
- Panjang sumbu bawah setidaknya 2 – 3 kali panjang body.
- Hanya sedikit atau tidak ada sama sekali sumbu atas.
Gambar di atas adalah contoh munculnya pola pembalikan arah pada saham Facebook dengan ditandai adanya pola hanging man. Seperti yang dilihat, saham bergerak ke arah uptrend selama beberapa saat, dan di ujung muncul hanging man. Hal ini kemudian diikuti dengan penurunan harga di beberapa saat setelahnya.
Nah, cukup mudah dikenali kan, untuk pola yang satu ini? Namun, ingat, kalau hanging man ataupun hammer muncul, bukan berarti langsung bisa beli ataupun jual saham. Perlu dicatat, bahwa pola hammer dan hanging man ini tingkat akurasinya paling rendah lantaran hanya terdiri atas 1 candle saja. Kamu perlu mengonfirmasi ulang dengan menggunakan indikator momentum, agar lebih akurat.
Inverted Hammer dan Shooting Star
Pola pembalikan harga kedua ini juga mirip sih sebenarnya dengan hammer dan hanging man. Inverted hammer dan shooting star adalah kebalikan dari kedua pola yang pertama. Fungsinya juga mirip, yaitu sebagai sinyal harga saham yang akan segera berbalik arah; uptrend menjadi downtrend, atau sebaliknya.
Pada contoh di atas, kamu bisa lihat bahwa inverted hammer memiliki pola kebalikan dari hammer, dengan sumbu atas yang lebih panjang daripada body. Shooting star juga sama saja, punya sumbu atas yang panjang, dengan posisi di uptrend.
Dengan adanya kedua pola ini baik pada puncak uptrend ataupun downtrend, maka bisa terindikasi pola pembalikan arah sedang terjadi.
Marubozu
Pola marubozu adalah pola pembalikan arah yang juga cukup mudah dikenali karena bentuknya paling dasar. Ciri khasnya adalah memiliki sumbu yang sangat pendek, atau malah hilang sama sekali. Bentuk ini muncul, karena harga pembukaan sama dengan harga terendah, dan harga penutupan sama dengan harga tertinggi, sehingga sumbu pun memendek atau menghilang.
Pola candlestick ini dinilai cukup akurat untuk memberikan sinyal pola pembalikan arah, meskipun umumnya agak jarang muncul secara harian. Ketika candle bullish, maka itu tandanya para pembeli sedang mengendalikan pasar, dan sebaliknya. Yang penting, cek di mana pola ini terbentuk, apakah di garis resistance ataukah pada support.
Contoh marubozu bisa dilihat pada grafik di atas. Kita bisa melihat, candle marubozu muncul dalam bentuk bearish, yang kemudian memunculkan sinyal kuat bahwa harga saham akan bergerak lebih tinggi.
Kalau candle dapat menembus sebagian besar resistance ataupun support, maka kita sebagai trader saham dapat memasang limit ataupun membuat market order. Jangan lupa untuk memasang stop loss pada arah berlawanan dengan level yang tampak.
Adalah penting bagi trader untuk memasang stop loss ini pada level 50 – 100% ukuran candle, untuk menekan risiko. Kamu juga bisa menunggu satu atau dua candle berikutnya terbentuk untuk mengonfirmasi pola pembalikan arah yang akan terjadi.
Nah, itu dia 3 pola pembalikan arah yang bisa kamu kenali dan pahami lebih dulu sebagai investor ataupun trader saham pemula. Pastinya, enggak terlalu rumit kan?
Tapi perlu diingat ya. Meskipun memahami hammer, hanging man, inverted hammer, shooting star, dan marubozu cukup sederhana, tetapi melakukan trading reversal hanya dengan mengandalkan pola candle saja tidak terlalu direkomendasikan. Gunakan tambahan indikator lai, seperti Oscillator atau Moving Average untuk menambah kepastian konfirmasi. Kalau perlu, simulasi dulu dengan akun demo trading untuk menekan risiko yang bisa terjadi.
Always do your own research.