• BLOG
  • Buku
  • Podcast
  • Video
  • Testimonials
  • Data

Diskartes - Blog Investasi dan Ekonomi

Blog Perencanaan Keuangan, Investasi Saham, Cryptocurrency, dan Ekonomi.

  • Ekonomi
  • Saham
  • Blockchain
  • Perencanaan Keuangan
  • Fintech
  • Bisnis
Anda di sini: Beranda / Ekonomi / Kebijakan Fiskal, Strategi Mengelola Dompet Negara

Kebijakan Fiskal, Strategi Mengelola Dompet Negara

Oktober 8, 2017 By diskartes

kebijakan fiskal
Sumber: Moshed.com

diskartes.com – Assalamualaykum para pengamat kebijakan!

Tanggal 5-6 Oktober 2017 Kementerian Keuangan lagi ada hajatan lhoh, namanya keren yaitu “Fiscal Day”. Kalau orang-orang yang uda terbiasa maen bareng keuangan negara, pastinya ga asing lagi dengan istilah ini.

Nah kali ini, saya mau ngobrolin beberapa current issue yang jadi pertanyaan masyarakat umum. Sebagian besar topik kita sekarang, menjadi bahan diskusi antara pemerintah melalui BKF dengan perwakilan blogger.

Tenang aja, kita pake cara yang sederhana aja buat ngebahasnya. Dan please jangan acuh ya, inget duit negara itu duit kalian lhoh. Kalau enggak mau memahami duit kalian sendiri ya silakan saja, tapi jangan protes masalah pajak atau utangnya. Lha mau paham aja ogah, masa pinginnya mengkritik mulu?

Oh iya, sebenarnya diskusinya random dan lompat-lompat, tapi akan kita bahas dengan runtut ya sesuai pos APBN. Yuk dimulai pembahasannya!

negara tanpa pajak

1. Penerimaan Negara

Ketika ngomongin penerimaan negara, orang selalu ingat masalah pajaknya doang. Padahal di tulisan saya sebelumnya tentang berimajinasi masalah negara tanpa pajak, ada penerimaannya lainnya dalam bentuk PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak).

Dengan dominasi pajak di sektor penerimaan negara, maka pemikiran untuk menghilangkan pajak masih jauh dari kata logis. Sebagaimana kita tahu pula, bahwa pembangunan infrastruktur secara masif serta pemberian layanan dasar untuk segala segmen rakyat membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Sementara dari sudut pandang penerimaaan negara yang bukan dari pajak, trend nya memang menurun dalam beberapa tahun kebelakang. Di era tahun 1980-an, PNBP terutama sumber daya alam tercatat ngasih pemasukan paling gede. Itu kata kepala pusat di BKF loh, jadi valid lah!

kebijakan fiskal
PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak)

Kenapa sekarang menurun?

Baca Juga  Apa Itu Call Money? Simak Penjelasannya di Sini!

Resource SDA yang tidak reneweable dalam waktu singkat, serta shifting energi dari hasil bumi ke green tech membuat Indonesia tidak bisa terus menerus mengandalkan hasil bumi. Ingat, harganya juga super volatil!

Saya lupa sampaikan ke Pemerintah kemarin, tapi menurut saya salah satu solusi meningkatkan penerimaan adalah memacu sektor kreatif untuk memperbesar volume ekspor. Well, mudah-mudahan sih bisa.

2. Belanja Negara

Ada seorang kawan media yang bertanya seperti ini,

“Kenapa anggaran di Kementerian Sosial mengalami lonjakan signifikan dari 2014 ke 2018? Kemudian kenapa pula anggaran Kementerian Agama bisa lebih tinggi dari Kementerian Pendidikan?”

Jadi begini teman-teman, proses penganggaran Republik Indonesia sangat dinamis menyesuaikan dengan kebutuhan nasional. Suatu hal yang wajar ketika sebuah program yang sudah selesai, maka dana nya dihentikan dan digantikan dengan anggaran untuk Kementerian lainnya.

Anggaran Pendidikan sebesar 20% di APBN tidak hanya digunakan untuk Kemendikbud lho, tapi juga disebarkan ke beberapa Kementerian dan bahkan ada yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Kementerian Riset dan Kementarian Agama termasuk yang menerima kucuran anggaran pendidikan tadi.

Dananya untuk apa? Bisa untuk riset atau pendidikan keagamaan.

Selain itu, konsep “Desa Membangun” dirinya sendiri juga membutuhkan dana besar. Tahun 2018 saja dana desa yang dialokasikan mencapai Rp 60 T. Angka yang tidak kecil kan? Biasanya dulu desa cuma mengelola ga sampe seratusan juta setiap tahun, sekarang bisa hampir Rp 1 M!

3. Defisit Negara

Nahh kan, ngomongin defisit ga bakal bisa jauh dari persoalan utang pulak!

Yang pertama mau saya sampaikan adalah jangan parno dengan utang luar negeri, selama penggunaannya jelas untuk hal yang produktif maka hasilnya akan baik. Dan untungnya saat ini, utang pemerintah tidak diperbolehkan untuk kegiatan konsumtif kok.

Baca Juga  Perlambatan Ekonomi Bisa Gawat Untuk Isi Dompet

Selain itu, ada aturan perundangan yang bilang bahwa batas maksimal defisit adalah 3%. Sejatinya, dengan aturan tersebut secara otomatis membatasi pemerintah agar tidak sembrono berutang.

kebijakan fiskal

Bagaimana Cara Membuat Proyeksi APBN?

Saya sepakat dengan komentar salah seorang pejabat BKF kemarin, bahwa tidak ada seorangpun yang bisa membaca masa depan. Bahkan orang sekaliber McGregor pun tidak akan tahu apakah doi akan menang terus di UFC.

Pertanyaan pasti muncul di benak Anda,

“Bagaimana bisa tahu jumlah penerimaan, pengeluaran, sampai defisit di tahun depan?”

Ada yang namanya asumsi makro ekonomi. Apaan tuh?

Secara gampang, angka di indikator makro ekonomi akan menjadi dasar penghitungan di APBN. Trus kalau misal angka di asumsi makro ekonomi tadi meleset gimana? No problem, karena namanya APBN dapat diubah menjadi APBNP di tahun depan.

Mau tau angka – angkanya? Ini dia!

kebijakan fiskal

Duh, kok kayaknya minggu-minggu bahas ginian capek yak, cukup dulu ya. Semoga bisa membantu pemahaman Anda sekalian!

Wassalamualaykum pengamat kebijakan!

Ditempatkan di bawah: Ekonomi Ditag dengan:APBN, kebijakan fiskal

Related Posts

  • Mengenal Abenomics: Kebijakan Ekonomi Hasil Pemikiran Shinzo Abe
  • Dampak Inflasi bagi Negara, bagi Kamu, bagi Aku, dan bagi Kita
  • Menaklukan Generasi Milenial
  • APBN 2017: Uangmu, Uangku, Uang Kita Semua
  • SMI Effects vs Trump Effects

Komentar

  1. Riski mengatakan

    Oktober 8, 2017 pada 6:02 PM

    Semoga semua spend-nya tepat sasaran & kebijakan perpajakannya lebih adil lagi (terutama untuk isu pajak royalti yg sedang ngehits kemarin itu).
    Serta pemerintah mempermudah pemasaran hasil2 produksi UKM baik di dalam maupun di luar negeri. Karena yg saya lihat, produk UKM di pasar swalayan di dalam negeri seringnya diletakkan di tempat yg tidak terlihat. Dan masuk ke pasar ritel pun susahnya luar biasa. Padahal kalau mereka maju, mungkin bisa nambah2in pendapatan negara… ?

    • diskartes mengatakan

      Oktober 8, 2017 pada 7:06 PM

      Wah, pengamatan yang luar biasa. Saya malah ga sadar produk UKM di swalayan.
      Tapi kalau di swalayan international, justru ada pos tersendiri untuk krupuk2 lokal.
      Betul sekali, mudah2an kelak UKM akan semakin maju dan berkembang

  2. Mirna Kei Rahardjo mengatakan

    Oktober 8, 2017 pada 9:23 PM

    Semoga proyeksinya sesuai ya.. pertumbuhan ekonominya naik dan inflasinya turun,,, bisa jadi nilai tukar rupiahnya sama kek tahun 2017 aja 13.400 hehehe soalnya 2019nya pemilu biasanya rate nya amburadul lagi macem pemilu lalu yang bisa sampe 15.000 – 16,000 wow banget itu.

    • diskartes mengatakan

      Oktober 8, 2017 pada 10:31 PM

      2013-2014 lalu kalau ga salah karena ada isu suku bunga the fed yang berubah. Makanya banyak uang yang keluar dari Indonesia, jadilah turun kurs kita. Kalo ga salah inget loh mbak. Haha. Thanks ya

      • Zai Z mengatakan

        Juli 31, 2018 pada 7:54 PM

        Nah, ini yang pengen saya tanya bang. Kenapa sih kalau tingkat suku bunga the fed naik uang2 pada keluar dari Indonesia? Kenapa harus keluar? Ditaruh dimana? Trus ada gak sesuatu yang bisa pemerintah bikin untuk mencegah uang2nya pada keluar?

        Sorry saya emang harus benar2 paham soal ini

        • diskartes mengatakan

          Juli 31, 2018 pada 11:02 PM

          Kita make sudut pandang investor ya. Kalau suku bunga the fed naik, maka otomatis invest di amerika jadi lebih menarik. Daya beli disana uda membaik. Jadi orang bakal narik duit dari indonesia, ditaro kesana.

  3. nia nastiti mengatakan

    Oktober 8, 2017 pada 10:07 PM

    Luar biasa minggu2 bahas ginian, passionate tenan 😀

    • diskartes mengatakan

      Oktober 8, 2017 pada 10:28 PM

      Bahahah..
      Mengisi waktu luang. Kamu bahas pajak dong disini

  4. Riki Riwanto mengatakan

    Oktober 9, 2017 pada 11:40 AM

    terimakasih tulisannya mas, saya semakin mantap dengan pilihan saya
    saya salah satu mahasiswa yang baru lulus kemaren sore dan sekarang sedang berjuang dalam sebuah proses rekrutmen CPNS Kemenkeu 2017, Analisis Kebijakan Makro Ekonomi BKF adalah yang saya pilih, semoga bisa bertemu di BKF segera mas

    Salam

    • diskartes mengatakan

      Oktober 11, 2017 pada 6:51 AM

      Woh hebat, semoga kamu diterima ya

      Jangan putus asa untuk berjuang!

  5. unggulcenter mengatakan

    Oktober 9, 2017 pada 11:48 PM

    Menarik, ada istilah2 yang seru hehe. Smoga kita bisa mengawasi, mumpung jaman demokrasi semua bisa kita liat. Bahkan dokumen2 ini ya. Dulu ga kepikir sih bisa liat angka-angka bginian..

    • diskartes mengatakan

      Oktober 11, 2017 pada 6:51 AM

      Sebenernya kalo APBN harusnya sudah dari dulu diterbitkan sih, cuma memang karena teknologi dan infograffis belum semaju sekarang, makanya kurang gereget. makasih uda mampir mas

  6. Helena mengatakan

    Oktober 10, 2017 pada 2:49 AM

    Bener ga sih kemarin selintas saya baca porsi utang lebih banyak dari SBN? Berarti rakyat percaya dengan pemerintahnya, imho.

    Btw, setelah membaca ini saya makin percaya 2019 bakal pilih siapa buat jadi menteri keuangan. *Eh emangnya gue presiden?

    • diskartes mengatakan

      Oktober 11, 2017 pada 6:50 AM

      bahahaha..
      siapa hayo jagoannya?

      betul sekali, SBN itu bagian utang. dan sebagian besar dari sana sumbernya

  7. Tofan mengatakan

    Oktober 11, 2017 pada 6:25 PM

    Semoga PNBP bisa kembali digenjot lagi, walopun kayaknya susah ya untuk sekarang2 ini 🙂

  8. Liswanti mengatakan

    Oktober 12, 2017 pada 11:23 AM

    Kalau ngomongin utang tuh memang selalu parno, serung bahas ama temen. Habis ikutan acara ini ga parno lagi.

    • diskartes mengatakan

      Oktober 12, 2017 pada 9:30 PM

      Lumayan lah ya. jadi ada pencerahan sedikit dari acara ini. 🙂

  9. Ani Berta mengatakan

    Oktober 14, 2017 pada 2:40 PM

    Dompet negara yang wajib kita kawal 🙂
    Kita sebagai masyarakat bisa mengawalnya dengan mengakses info di website nya dan baca2 berita.
    Kebijakan fiskal penting namun harus fair dengan kepastian hukumnya.

  10. Timo mengatakan

    Oktober 18, 2017 pada 12:12 PM

    Wah, bener juga ya Oom, mestinya waktu itu ditanyain ttg pendapatan dr industri kreatif ya 🙂

    • diskartes mengatakan

      Oktober 18, 2017 pada 4:33 PM

      Yups, kan lumayan juga ntuh nambah-nambah pemasukan negara. 😀

  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter
  • YouTube

Podcast Diskartes

Buku Investasi (Katanya…)

buku saham terbaik

Copyright © 2023 diskartes