• BLOG
  • Buku
  • Podcast
  • Video
  • Testimonials
  • Data

Diskartes - Blog Investasi dan Ekonomi

Blog Perencanaan Keuangan, Investasi Saham, Cryptocurrency, dan Ekonomi.

  • Ekonomi
  • Saham
  • Blockchain
  • Perencanaan Keuangan
  • Fintech
  • Bisnis
Anda di sini: Beranda / Saham / 7 Kriteria Investor Andal

7 Kriteria Investor Andal

September 7, 2016 By diskartes

Ada nggak di antara kamu yang ingin memenuhi kriteria investor medioker, kelas menengah ke bawah? Yang hanya tahu cara beli dan jual, tapi nggak pernah untung. NIHIL.

Semua yang terjun di dunia pasar modal pasti ingin jadi orang top, bersantai sambil menikmati hasil investasinya yang masuk ke kantong kita. Tapi itu tidak mudah loh, ada beberapa kriteria investor yang wajib Anda penuhi!

Yuk, dengerin dulu podcast berikut.

Kriteria Investor Andal

1. Paham Angka

Enggak semua orang nyaman melihat tabel angka, pasti itu. Tapi kalau kamu ingin memenuhi kriteria investor sekeren Lo Kheng Ho atau Warren Buffett, coba deh bersahabat dengan dunia akuntansi. Bagaimanapun juga kondisi perusahaan yang kamu beli tidak akan jauh-jauh dari laporan keuangannya.

Ribet? Past! Susah? Jangan tanya!

Tapi usaha tidak akan pernah berbohong, kawan!

2. Insting Bisnis

Seseorang yang memenuhi kriteria investor ulung akan berpikir layaknya CEO dari perusahaan yang dia beli sahamnya. Paham bagaimana perusahaan menghasilkan uang, posisinya di pasar, dan keunggulannya dibandingkan kompetitor sejenisnya. Bahkan ada kalanya kamu harus membaca proses bisnis dan SOP-nya, apalagi jika kepemilikannya cukup besar hingga masuk ke dewan komisaris.

Dalam artikel yang mengupas tentang 5 Forces Strategy milik M.Porter, kamu akan menemukan faktor eksternal yang memengaruhi kelangsungan bisnis perusahaan. Dan silakan pelajari, karena teknik itu adalah salah satu alat fundamental yang bisa digunakan sebagai bahan pertimbangan investasi.

3. Kemampuan Membandingkan dan Memilih

Setiap pilihan yang ada pasti akan dibanding-bandingkan seperti saham dengan obligasi, reksa dana dengan deposito, dan semacamnya. Dipilah dan dicari yang menghasilkan imbal hasil terbaik.

Jika kita fokus berbicara mengenai saham, maka yang perlu diperhatikan adalah perbandingan yang selevel. Tidak elok jika kamu membandingkan saham ASII (Astra) dengan KLBF (Kalbe Farma), jelas-jelas jualan dan pangsa pasarnya beda. P/E ASII yang di bawah 20 belum tentu lebih baik dari P/E KLBF yang di atas 30. Kelas ASII adalah otomotif dan kelas KLBF adalah farmasi, maka bandingkanlah dengan perusahaan dalam industri yang sejenis.

Baca Juga  Hobi Belanja? Begini 7 Cara Mengatur Keuangan si Shopaholic

4. Update Pengetahuan

Kriteria investor yang andal tidak diragukan lagi akan selalu mengasah skill mereka agar menjadi lebih baik.

Yang ditekankan disini adalah tingkat pengetahuan atau cara pandang kita akan suatu masalah investasi. Sebagai contoh kamu adalah seorang chartist andal, kemudian ada teori manajemen perusahaan baru yang tiba tiba muncul di permukaan. Alangkah bijak jika kamu mau mengosongkan gelas pikiran, kemudian diisi dengan hal yang baru tersebut.

Ilmu pengetahuan bukanlah suatu kitab suci, tapi sebuah hipotesis yang harus selalu diuji layaknya dalam sidang. Ketika hipotesisnya benar, maka bisa kamu teruskan dan lulus. Namun jika salah, sudah saatnya kamu bisa menggunakan teknik atau teori baru dalam berinvestasi!

5. Tidak Hobi Spekulasi

Seseorang yang memenuhi kriteria investor sejati selalu menanamkan dalam benak mereka masing-masing, “Saya bukan spekulan!” Mereka menghindari bertransaksi tanpa ada dasar yang jelas, oleh karena itu bisa dibilang spekulasi termasuk dalam kamus haram mereka.

Maestro investasi Warren Bufffet selalu menghindari spekulasi, dia bilang, “Berhenti masuk ke industri yang tidak kita mengerti bisnisnya.” So, jika kamu mau mendapatkan profit konsisten, berhenti menjadi seorang spekulan bisa jadi salah satu syaratnya.

6. Beli yang Kita Suka meski Pasar Turun

Sebuah anomali tapi merupakan salah satu kunci sukses berinvestasi. Ketika kamu memilih untuk membeli saham atau bisnis “A”, pikirkan baik-baik jika ternyata ekonomi sedang turun 5 tahun lagi.

Jika kamu memang tidak suka, maka tidak akan perlu menunggu waktu lama untuk menjualnya kembali. Padahal kemungkinan besar perhitungan kamu sudah benar, hanya masalah waktu saja. Dan tiba-tiba ketika saatnya datang, kamu sudah tidak memilikinya lagi.

Oleh karena itu dalam artikel saya tentang investasi lukisan, minat atau kesukaan menjadi prasyaratnya. Jika kamu ingin membeli sesuatu untuk dijadikan investasi, apa pun itu, tolong sukalah terlebih dahulu.

Baca Juga  Mengapa Saham INDY dan BUMI Naik?

7. Informasi atau Isu?

Dalam dunia pasar modal dan pasar uang, baik informasi dan isu berpotensi memengaruhi harga saham dan nilai mata uang. Bedanya, isu-isu cenderung bukanlah informasi yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, dan ini berbahaya jika ditelan mentah-mentah sebagai landasan berinvestasi.

Seseorang yang memenuhi kriteria investor hebat tidak mudah termakan isu, tapi akan menggali lebih dalam informasi yang ada di dalamnya. Contohnya di koran disebutkan, Indonesia akan mengurangi ekspor kelapa sawit karena persediaan sudah menipis, sehingga berakibat turunnya harga saham perusahaan yang bergantung pada ekspor ini. Jangan asal mengambil kesimpulan sebelum mencari tahu, bisa saja karena permintaan di dalam negeri sedang sangat luar biasa.

Mark Granovetter, seorang profesor sosiologi dari Stanford University memperkenalkan metode “threshold”. Kata dia begini:

Bayangkan ada 100 pemberontak potensial, kemudian setiap individu memiliki “sifat batas kerusuhan,” dimana dia akan ikut merusuh setelah melihat jumlah orang yang ikut bergabung. Katakanlah satu orang memiliki batasan 0 orang untuk memulai kerusuhan (si penghasut). Kemudian ada yang memiliki batas 1,2, dan seterusnya sampai 99. Si penghasut tinggal mulai dengan melempar batu, si batas 1 akan mengikuti sampai akhirnya seluruh orang akan mengikutinya.

Inilah yang terjadi di bursa, kawan!

Jadi, apakah kamu sudah memenuhi kriteria investor seperti di atas?

Jangan lupa untuk subscribe channel YouTube Diskartes dan juga Podcast Diskartes untuk berbagai ilmu perencanaan keuangan, investasi, dan ekonomi seru lainnya ya.

Ditempatkan di bawah: Saham Ditag dengan:investor andal, investor pemula, investor ulung, laporan keuangan, lo kheng ho, pasar modal, reksa dana dengan deposito, saham, saham dengan obligasi, warren buffett

Related Posts

  • Ini Dia 5 Kriteria Investor Cerdas: Apakah Kamu Sudah Termasuk?
  • Cara Mencari Laporan Keuangan di IDX Paling Mudah untuk Pemula
  • Cara Memilih Saham yang Paling Pas dengan Kebutuhanmu di Tahun 2021
  • Bullish: Pengertian, Penyebab, dan Bagaimana Menyikapinya
  • Tip Investasi dari 5 Value Investor Kelas Dunia untuk Lejitkan Nilai Investasimu

Komentar

  1. Timo mengatakan

    September 10, 2016 pada 1:18 PM

    Aku mbo’ diajarin trading saham 😀

    • diskartes mengatakan

      September 10, 2016 pada 6:22 PM

      boleh boleh boleeeeh…
      ah tapi kayaknya om Timo ud jago

  2. Ariesusduabelas mengatakan

    September 23, 2016 pada 9:00 AM

    Hallo, mau tanya, obligasi itu belinya di mana saja ya, Mas?

    Bahas tentang obligasi dong.

    • diskartes mengatakan

      September 23, 2016 pada 9:40 AM

      Halo..
      Untuk beli obligasi bisa di perusahaan efek macam mandiri sekuritas, danareksa, bahana, bni sekuritas, dan masih banyak lagi.
      Baik, akan segera kita bahas ya obligasi..
      Makasih loh inputnya

  3. Dee - @HEYDEERAHMA mengatakan

    Oktober 17, 2016 pada 1:09 PM

    Nice article 🙂 Lengkap banget informasinya.
    Salam kenal ya…

    • diskartes mengatakan

      Oktober 17, 2016 pada 2:45 PM

      Hey Dee Rahma
      Thanks a lot buat apresiasinya.. 🙂

  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter
  • YouTube

Podcast Diskartes

Buku Investasi (Katanya…)

buku saham terbaik

Copyright © 2025 diskartes