diskartes.com – Assalamualaykum young investor!
Baru-baru ini saya mendapat e-mail dari seorang pembaca budiman, yang sangat mungkin dirasakan oleh pembaca lainnya juga. Tidak perlu saya sebutkan namanya dan isi emailnya keseluruhan, tetapi inti pertanyaannya adalah dia sedang galau dalam berinvestasi. Kata kawan kita ini,
“Mas, saya punya cukup uang tapi bingung untuk pilih saham atau reksadana. Saya adalah tipe yang bisa menunggu lama agar untungnya optimal. Tolong pencerahannya. Tks.”
Well, tidak bisa dipungkiri pasti banyak bener yang memiliki pikiran serupa. Kemudian belajar kemana-mana sampai akhirnya menemukan teknik berinvestasi reksadana yang paling optimal. Tapi itu bukan berarti berinvestasi reksadana lebih baik daripada saham. Profiling ourselves is the most important part!
Pilih saham atau reksadana?
Saham dan Reksadana itu BEDA
Konsep pertama yang harus Anda sadari, bahwa reksadana dan saham adalah dua hal yang berbeda. Reksadana adalah sebuah produk investasi modern, di dalamnya kadang terdapat saham sebagai bumbunya. Porsi saham dalam reksadana berbeda-beda tergantung perusahaan empunya. Bisa saja reksadana milik PT. Danareksa memiliki porsi saham lebih sedikit daripada reksadana saham milik PT. Mandiri Sekuritas.
Oleh karena itu sebenarnya jika Anda adalah tipe yang bingung mendiversifikasi uang ke berbagai investasi, reksadana bisa jadi pilihan. Prinsip reksadana kan, “Don’t Put All your Eggs in One Basket”.
Sedangkan saham lain lagi, lebih cocok kalo Anda sudah memiliki sedikit pemahaman pasar modal. Belajar dulu analisis fundamental dan teknikal agar mantap hasilnya.
Modal Awal
Sudah baca tentang modal awal untuk jual beli saham online? Itu aja sudah murah, ternyata reksadana bisa lebih murah. Saya pernah dengar kalo dengan uang Rp 100 ribu pun sudah bisa mulai nabung reksadana, jadi segmennya memang cocok untuk mahasiswa.
Memang sih, kalo dilihat dari risikonya yang relatif lebih rendah dan modal yang sedikit, pilihan ke reksadana sangat pas diambil oleh seorang pemula sebelum terjun ke dunia saham yang lebih volatile.
Pilih Mana?
Saya sarankan Anda melihat dompet dan kemampuan analisis dulu. Jika Anda memiliki cukup dana dan sudah belajar saham, maka silakan terjun ke dunia pasar modal. Namun apabila masih minim informasi tentang perusahaan A,B, dan C, maka reksadana menjadi pilihan yang lebih baik. So, ask yourself!
Kapan saat yang tepat memilih saham?
Apabila Anda sudah mantap dan yakin untuk menjatuhkan hati kepada pilihan saham, maka sudah siap dong dengan segala konsekuensinya.
Risiko pembelian saham sangat tergantung dari kejelian Anda memilih perusahaan dari ratusan yang terdaftar di bursa efek. Tidak sedikit investor yang menghabiskan malam-malam romantis mereka dengan membaca laporan keuangan.
Yups, tahap screening saham sendiri sudah menyedot waktu yang lumayan banyak. Karena ketika saham yang Anda beli turun 10%, maka portofolio turun 10% juga.
Meski telah menjamur konsultan berbayar untuk stock picking (pemilihan saham), tapi Anda harus memiliki style investasi saham sendiri. Jangan 100% mengikuti kemauan si konsultan, bisa repot kalau ternyata saran yang diberikan ternyata melenceng jauh.
Setelah beli saham, kerepotan belum berakhir lhoh.
Anda harus tahu kapan akan menjual saham yang dimiliki, apakah ketika sudah sampai sekian persen profit, atau akan ditahan dalam waktu bertahun-tahun. Tergantung dengan trading plan Anda.
Tapi memang benar kata orang bijak
“hasil tidak akan pernah mengkhianati usaha.”
Return yang dihasilkan saham akan lebih besar dibandingkan dari reksadana.
Kapan memilih investasi reksadana?
Nah kalau sekarang ternyata Anda di posisi lebih memilih reksadana untuk menghindari keribetan pilih saham perusahaan. Screening terhadap perusahaan memang tidak di perlukan, karena Anda cukup mencari produk reksadana yang aman dan nyaman.
Penggalian informasi tidak dilakukan terhadap si perusahaan inceran, tapi justru kemampuan dari masing-masing perusahaan investasi. Tanyakan kepada diri Anda ketika melihat beberapa produk reksadana beberapa questionnaire seperti ini
Apakah produk reksadana ini menghasilkan return selama tiga tahun terakhir?
Bagaimana performa tahun ini?
Ketika terjadi krisis, berapa nilai kerugian yang dialami oleh si MI?
Boom! Hasilnya bagus dan okay? Beli aja. Kalau tidak? Ya ditinggal, so simple kan?
Wassalamualaykum young investor!
dani mengatakan
perbedaan antara keduanya masih banyak yang belom paham emang ya Mas.
diskartes mengatakan
Iya mas.. Pasti sering ditanyain orang2 kan bedanyaa…
Ranny mengatakan
Berhubung masih minim informasi, saya prefer ke reksadana. Udah dari kapan itu pengin tapi belum eksekusi *Halah
diskartes mengatakan
hahaha….pinginnya dipupuk dulu ya mbak…
reksadana pendapatan tetap aja klo mau yang paling low risk..
semoga lekas kesampaian
Adelina Tampubolon mengatakan
Bolak balik Dani ngejelasin ke aku tapi tetap pelaksanaannya nol besar wkwkwk. Pengen pukpukin Dani dan sekarang nambah ke lu dech, hehehehe…
diskartes mengatakan
Wahahaha…mana nya mba yang susah?sini diobrolin barengg… 😀
Andreas mengatakan
Mas maaf mau nanya, kalo ngeliat dari sisi return tentu saham lebih besar ya?
diskartes mengatakan
Bisa!
Keuntungannya bisa lebih tinggi, tapi inget risiko saham juga bisa lebih tinggi daripada reksadana.
Namun adakalanya return saham dibawah reksadana.. Pas kondisi bursa jelek, coba aja dibandingin dengan reksadana pasar uang atau pendapatan tetap.. Semoga membantu
Desy Yusnita mengatakan
Kalo saya tertarik reksadana karena bisa dimulai dari dana yang minim, dan bukan termasuk orang yang agresif banget dan menempatkan investasi dalam satu tempat sih.
Btw udah ikutan lomba blog ttg keuangan belum yang diinfo sama blogger perempuan. Terbuka untuk umum loh hehehehe.
Thanks anw dah mampir ke blog saya. salam kenal.
diskartes mengatakan
Iya, bisa dari dana minim mba Desy..
Waah, ada lomba nya kah..menarik juga
makasih ya mbaa..salam kenal
Kinan mengatakan
Kalau saya Masih galau harus pilih saham apa reksadana, dua-duanya belom paham betul,,
diskartes mengatakan
Hayuk belajar bareng boss.. 😀
David mengatakan
Sudah pernah ikut reksadana , tp skrng tdk ikut lagi karena kebanyakan admin jd sy stop dulu
diskartes mengatakan
kebanyakan admin? Banyak sekuritas gitu?
Didik supriyadi mengatakan
Sy sebelumnya trading saham, tapi kalau kecantol holl karena takut cut loss. Penempatan portopolio saham 70 % blue chip untuk nunggu deviden dan yg 15 % sedikit gorengan dan yg 15 % stey untuk jaga2 AVg donw. Tapi kalau matket merah see and wait. Bberpa bulan ini belajar inves di reksadana Pilih jenis MiPU.
Mas Kalau NAB/Up naik sekian persen dalam hitungan minggu trus sy sell. Jadi apakah masih dpt beberpa % dari return yg seharusnya 1 tahun 6% tadi? Thx.
Vit mengatakan
Enak banget tulisannya. Kenapa sejak 2017 nggak beli reksadana lagi bang?
Asep Suhendi mengatakan
kalo saya innves dir eksa dana perusahaan apa yang tepat untuk saya pilih ?