• BLOG
  • Buku
  • Podcast
  • Video
  • Testimonials
  • Data

Diskartes - Blog Investasi dan Ekonomi

Blog Perencanaan Keuangan, Investasi Saham, Cryptocurrency, dan Ekonomi.

  • Ekonomi
  • Saham
  • Blockchain
  • Perencanaan Keuangan
  • Fintech
  • Bisnis
Anda di sini: Beranda / Perencanaan Keuangan / Tanggal Muda kok Sudah Koma?

Tanggal Muda kok Sudah Koma?

Desember 13, 2022 By Carolina

Tanggal muda sering diasosiasikan sebagai saat-saat kamu baru saja menerima gaji. Enggak harus di awal bulan sih. Ya, kapan saja. Kalau kamu gajian tanggal 30-an, mungkin tanggal 31 adalah tanggal muda buatmu.

Sementara, ada tanggal muda, pastinya juga ada tanggal tua. Tanggal tua adalah masa-masa ketika menjelang gajian di periode berikutnya. Lebih tepatnya, tanggal tua adalah ketika dana yang didapatkan dari pemasukan menipis, sudah habis dikeluarkan untuk berbagai pengeluaran.

So, gimana? Kamu sekarang lagi ada di tanggal muda atau tanggal tua?

Ketika masih tanggal muda, dan ternyata sudah koma, maka itu adalah salah satu tanda bahwa kemungkinan besar kamu besar pasak daripada tiang. Kalau pengeluaran lebih besar daripada pendapatan, maka masalah keuangan pun akan bermunculan. Gajian tanggal 1, eh tanggal 5 sudah koma alias menipis. Padahal masih ada 25 hari menuju hari gajian lagi. Bisa-bisa tekor pisan, dan enggak bisa dibakai buat hidup sampai akhir bulan.

Oh no! Itu artinya keuangan kamu tidak sehat!

Cara Mendeteksi Kesehatan Keuangan

Rupiah Melemah, Apa Pengaruh buat Keuangan Pribadi dan Bagaimana Pengelolaannya?

Sebenarnya sih dari gejala besar pasak daripada tiang itu saja sudah terlihat bahwa kesehatan keuangan kamu kurang baik. Apalagi kamu mengalaminya terus menerus, dan enggak ada kemajuan. Selalu tekor di tanggal muda.

Duh, mendingan ayo dicek saja sekalian, dengan melakukan financial check up terhadap beberapa hal berikut.

Cek rasio likuiditas

Rasio likuiditas ini dipakai untuk mengukur seberapa lama kamu mampu bertahan hidup dengan gaya hidup seperti sekarang, seandainya tidak bekerja dan (amit-amit) kehilangan penghasian.

Cara mengeceknya: gabungkan semua aset yang kamu miliki, mulai dari dari tabungan, deposito, emas, saham, properti, dan sebagainya. Kemudian hitung biaya hidup kamu per bulan. Bagilah total nilai aset yang kamu miliki dengan biaya hidup tersebut. Jika ternyata hasilnya 4 atau lebih, maka artinya keuanganmu cukup baik.

Baca Juga  Bisnis Waralaba: Cara Mulai Usaha dengan Cara yang Sudah Terbukti Berhasil

Cek rasio utang

Rasio utang adalah untuk menghitung berapa banyak gaji bulananmu yang dipakai untuk membayar semua cicilan yang kamu ambil, dan kemudian dipersentase.

Misalnya, total jumlah cicilanmu untuk beli mobil adalah Rp2 juta per bulan, dan ada cicilan kartu kredit juga sebesar Rp500.000. Maka total cicilan semua adalah Rp2.5 juta, sementara kamu mendapatkan penghasilan dari gaji sebesar Rp4 juta.

Dengan demikian rasionya adalah

(2.500.000 / 4.000.000) x 100% = 62.5%

Idealnya cicilan utang tidak boleh lebih dari 30%. So, kalau rasio utangnya adalah 62.5% seperti ini, artinya keuangan kamu kritis dan perlu disehatkan.

Cek rasio menabung

Prinsipnya sama dengan cek rasio utang, tetapi ini terhadap besarnya uang yang bisa kamu sisihkan untuk investasi per bulan.

Caranya sama. Misalnya, kamu ternyata bisa menabung Rp500.000, sementara gajimu sebesar Rp4.000.000. Berarti rasio menabungmu adalah

(500.000 / 4.000.000) x 100% = 12.5%

Jika rasio menabungmu lebih dari 10%, maka itu merupakan tanda bahwa keuanganmu sudah cukup sehat.

So, sudah tahu cara mengecek kesehatan keuangan, maka kalau tanda-tanda berikut ini muncul, enggak heran keuanganmu sudah koma padahal masih tanggal muda.

Tanggal Muda Sudah Koma? Pantesan …

tanggal muda sudah koma

1. Kamu nggak punya tabungan untuk minimal 4 bulan ke depan

Kalau kamu punya  tabungan yang bisa dipakai untuk bertahan hidup sampai setidaknya 4 bulan ke depan, itu artinya keuanganmu sudah cukup baik. Kalau tidak?

Ya, sekarang bayangkan bahwa dalam keseharian saja, sering kali muncul berbagai kebutuhan yang tak terduga. Apalagi kalau ternyata suatu saat kamu harus berhenti bekerja, baik itu resign atau di-PHK, seenggaknya kamu masih punya simpanan sebelum mendapat pekerjaan baru.

2. Simpanan kurang dari 7% gaji

Lembaga riset pensiun di Boston College menghitung, jika seseorang berniat pensiun pada usia 70 tahun dan mulai menabung sejak usia 25 tahun, maka ia harus menyisihkan paling sedikit 7% dari pendapatannya supaya mencapai keuangan yang stabil. Dan kalau pengin pensiun lebih awal, maka persentasenya juga meningkat, yakni sebesar 15%.

Baca Juga  Dana Darurat: Ini Alasan Mengapa Kamu Harus Memilikinya

Kata pensiun bisa jadi tak terpikir olehmu ya, sekarang? Apalagi kamu baru mulai atau baru setahun dua tahun bekerja. Namun, ingat, bahwa masa depan kamu ditentukan oleh kebiasaan keuanganmu saat ini.

3. Tagihan kartu kredit stabil

Kestabilan tidak selamanya baik. Terutama yang berkaitan dengan tagihan utang.

Pengeluaran lebih besar daripada gaji umumnya paling bisa dilihat pada penggunaan kartu kredit. Kalau tagihannya stabil, enggak ada perbaikan, atau malah tambah banyak, maka itu tandanya kamu terlalu banyak mengeluarkan daripada memasukkan uang.

Semakin kecil tagihan kartu kredit artinya kamu bisa menekan pengeluaran yang tak perlu yang datang dari bunga dan denda.

4. Kena rayuan cicilan tanpa bunga

Pihak bank dan pengusaha semakin gencar menawarkan pembelian barang dengan cicilan berbunga ringan atau bahkan tanpa bunga. Belum lagi soal kemudian approval dan hal-hal praktis lainnya. Tak hanya kartu kredit, sekarang juga makin banyak orang menggunakan paylater.

Kelihatannya memang praktis, ringan, dan mudah sih. Namun, di sinilah jebakannya. Pasalnya, karena dianggap gampang, kamu bisa saja membeli barang yang tidak kamu perlukan. Inilah yang akan membuat tagihan kartu kredit membengkak, dan bikin tanggal muda sudah koma.

5. Gali lubang tutup lubang

Banyak terjadi, tagihan kartu kredit dibayar dengan kartu kredit lain. Pinjam pinjol satu, dibayar dengan utang ke pinjol lainnya.

Hal ini terjadi karena kamu enggak mampu membayar tagihan dari penghasilan yang kamu miliki. Akibatnya, bisa diduga, seperti apa. Sudah banyak kasusnya kok.

Jadi, apakah kamu melakukan hal ini sekarang? Pantas saja tanggal muda sudah koma.

6. Guilty pleasure

Penyesalan muncul karena sadar apa yang kamu beli sebenarnya enggak kamu butuhkan. Cuma lapar mata saja, atau impulsif saja. Pantas saja tanggal mudah sudah koma.

Baca Juga  Kenali 5 Profesi Perencana Keuangan, Supaya Kamu Bisa Pilih yang Paling Pas

Tahukah kamu, bahwa ketika seseorang stabil secara finansial, mau beli barang apa pun, akhirnya tidak akan menyesal. Karena selain bisa mengendalikan diri dan hanya fokus pada kebutuhan, ia juga tak khawatir akan uang. Ia yakin, uangnya digunakan sebagaimana mestinya.

7. Cicilan besarnya lebih daripada 10 hari gaji

Utang apa pun—termasuk utang produktif—akan menjadi beban tambahan kalau cicilannya setiap bulan lebih dari gaji kamu selama 10 hari, alias lebih dari 30%.

Akan sangat berbahaya jika ini terjadi, karena sisa gaji pasti tidak akan bisa menutup biaya hidup, apalagi buat menabung dan investasi. Efeknya, kamu justru berutang untuk menutup biaya hidup, atau memakai kartu kredit secara membabi buta—menganggapnya sebagai uang tambahan—sehingga tagihannya membengkak.

Nah, itu dia kondisi-kondisi yang membuat kamu selalu mengalami tanggal muda sudah koma. Apakah saat ini kamu masih melakukan beberapa hal di atas? Jika iya, di awal tahun nanti bisa nih dijadikan resolusi perencanaan keuangan agar keuanganmu lebih baik di tahun 2023.

Untuk melengkapinya, simak juga podcast yang oke banget berikut ini, yang cocok buat gen Z yang sekarang masih punya kebiasaan tanggal muda sudah koma.

Jangan lupa untuk subscribe channel YouTube Diskartes dan juga Podcast Diskartes untuk berbagai ilmu perencanaan keuangan, investasi, dan ekonomi seru lainnya ya.

Juga follow Instagram Diskartes dan Value Magazine, supaya enggak ketinggalan berbagai update, tip, dan informasi seputar keuangan, bisnis, dan investasi.

Ditempatkan di bawah: Perencanaan Keuangan Ditag dengan:besar pasak daripada tiang, financial check up, kesehatan keuangan, masalah keuangan, menerima gaji, mengelola gaji, pengeluaran lebih besar daripada pendapatan, perencanaan keuangan, rasio likuiditas, rasio menabung, rasio utang, tanggal tua

Related Posts

  • 3 Jenis Rasio Keuangan Pribadi yang Perlu Diketahui
  • Pengantin Baru seperti Kaesang dan Erina? Segera Atur Keuangan Keluarga Barumu!
  • Cara Cerdas Ibu Rumah Tangga Mengatur Keuangan
  • Stoikisme: Arti dan Hubungannya dengan Pengelolaan Keuangan
  • Pernikahan Tanpa Utang: Ini Persiapan Dana Menikah Mahapenting yang Harus Kamu Lakukan
  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter
  • YouTube

Podcast Diskartes

Buku Investasi (Katanya…)

buku saham terbaik

Copyright © 2025 diskartes