Budgeting plan rumah tangga pastinya akan berbeda dengan kalau kita membuatnya untuk pengelolaan keuangan pribadi. Pasalnya, dalam sebuah keluarga, ada lebih banyak orang yang akan terlibat. Pastinya, ada lebih banyak tujuan keuangan yang ingin dicapai.
Kalau untuk kebutuhan pribadi saja penting untuk dilakukan, maka membuat budgeting plan untuk rumah tangga hukumnya wajib. Apalagi di kondisi yang masih belum pasti seperti ini. Kalau rencana anggaran rumah tangga ini bisa dibuat dengan sekomprehensif dan sedetail mungkin, maka hal tersebut akan dapat membantu kondisi keuangan keluarga nantinya. Tujuan keuangan akan lebih mudah dan lebih cepat dicapai.
Lalu, bagaimana langkah-langkah untuk membuat budgeting plan untuk rumah tangga ini? Berikut detailnya.
Langkah Membuat Budgeting Plan untuk Rumah Tangga
Cek aset dan kewajiban
Kita wajib tahu dulu kondisi riil finansial keluarga sebelum mulai membuat budgeting plan, yaitu posisi aset dan kewajiban—yang berupa tanggungan untuk diselesaikan.
Yang termasuk dalam aset adalah uang tunai, tabungan, properti, kendaraan, instrumen investasi, dan berbagai hal yang sudah kita miliki dan ada nilai jualnya. Sementara kewajiban adalah segala bentuk utang atau pinjaman dana yang harus dibayar, pajak, tagihan-tagihan, dan sejenisnya.
Dengan mengetahui kondisi aset dan kewajiban, kita pun memiliki tempat untuk berpijak dan bisa mulai membuat budgeting plan.
Catat pengeluaran dan pemasukan
Saat kamu mau mulai membuat budgeting plan, maka penghasilan dan pengeluaran harus bisa dihitung secara realistis. Bukan hanya kira-kira atau prediksi.
Catatan pengeluaran dan pemasukan ini penting untuk kamu buat di setiap hari dan dievaluasi setiap bulan. Mengapa? Catatan pengeluaran dan penghasilan akan menjadi dasar untuk membuat budgeting plan untuk bulan berikutnya.
Kamu bisa mencatat dengan banyak cara. Dari mulai dengan cara manual di buku catatan, atau dengan memanfaatkan teknologi seperti mencatat di Excel atau di aplikasi keuangan di smartphone. Terserah kamu, deh, mau memakai cara yang mana, yang paling nyaman buatmu.
Cek kesehatan keuangan
Untuk membuat budgeting plan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan, maka kamu perlu memastikan dulu kesehatan keuangan rumah tangga kamu. Pasalnya, jika kondisi keuangan saja belum sehat, maka budgeting plan nanti lebih baik fokus untuk menyehatkan finansialmu saja dulu sebelum menginjak ke hal-hal lainnya.
Beberapa hal terkait kesehatan keuangan yang harus dicek:
- Cash flow positif: artinya penghasilan lebih besar daripada pengeluaran
- Rasio utang: cicilan tidak boleh lebih dari 30-35% dari penghasilan rutin bulanan
- Rasio tabungan: setidaknya kamu bisa menabung minimal banget 10% dari penghasilan setiap bulan
- Rasio likuiditas: terkait dana darurat, yaitu berapa rasio jumlah aset yang gampang dicairkan terhadap jumlah pengeluaran rutin setiap bulannya.
- Kekayaan bersih alias net worth; jumlah aset dikurangi jumlah kewajiban. Apakah positif atau negatif?
Jika kesemuanya menampakkan hasil yang baik, maka kamu bisa melanjutkan ke budgeting plan berikutnya. Jika ada yang belum baik, maka lebih baik kamu fokus dulu untuk memperbaikinya. Tak perlu muluk-muluk memikirkan hal yang terlalu jauh.
Buat tujuan finansial yang SMART
Langkah budgeting plan rumah tangga berikutnya adalah menentukan tujuan finansial atau tujuan keuangan yang pengin dicapai oleh keluarga. Tak sembarang menentukan, tujuan keuangan haruslah SMART. Apa itu SMART?
- Specific: tujuan keuangannya harus spesifik. “Menjadi kaya raya” bukan merupakan tujuan yang spesifik. “Membangun dana pensiun sebesar 4 miliar” adalah tujuan yang spesifik.
- Measurable: artinya dapat diukur. Dana pensiun 4 miliar ini bisa diukur. “Kaya”, memangnya apa sih definisi kaya itu? Punya uang berapa untuk disebut kaya?
- Achievable: apakah tujuan keuangan tersebut—dengan kondisi yang ada sekarang—bisa dicapai? Biar enggak halu. Pengin rumah 25 M beli cash. Rasanya kan akan begitu syulit.
- Realistis, ini erat kaitannya dengan ‘achievable’ di atas. Pengin rumah 25 M beli cash, so mau nabung 20 juta per bulan. Padahal pemasukan Rp4 juta. Yha.
- Timely: artinya ada jangka waktunya, sehingga dapat diukur juga dengan tepat.
Contoh Budgeting Plan
Agar lebih mudah, mari kita langsung lanjut ke contoh budgeting plan saja. Kita coba buat dengan asumsi penghasilan Rp8 juta ya. Untuk menentukan pos-pos budgeting plan, kita bisa membuatnya dengan formula 40 – 30 – 20 – 10.
Budgeting plan yang bisa dibuat adalah sebagai berikut.
Pengeluaran | Harga satuan | Kebutuhan per bulan | Kebutuhan bulanan |
Kebutuhan pokok dan rutin 40% | |||
Beras | 12.500 | 20 kg | 250.000 |
Lauk pauk per hari | 50.000 | 30 | 1.500.000 |
Listrik | 100.000 | ||
Kuota internet | 100.000 | ||
Gas | 21000 | 2 | 42.000 |
Keperluan cuci, kamar mandi, kebersihan dll | 400.000 | ||
Bensin/transportasi | 300.000 | ||
SPP | 300.000 | ||
Air | 100.000 | ||
Pegangan | 108.000 | ||
Total | 3.200.000 (40%) | ||
Cicilan | |||
KPR | 2.504.700 | ||
Total | 2.504.700 (31%) | ||
Investasi | |||
Reksa dana saham | 600.000 | ||
Reksa dana pasar uang | 1.000.000 | ||
Total | 1.600.000 (20%) | ||
Hiburan | 695.300 | ||
Total seluruhnya | 8.000.000 |
Nah, itu dia contoh budgeting plan yang bisa dibuat dalam gaji Rp8 juta per bulan. Pos yang sebaiknya dibuat fleksibel adalah pos hiburan. Kamu bisa menambah dan mengurangi, dengan memperhatikann kebutuhan pos yang lain. Yang pasti cicilan tidak boleh diganggu gugat.
Kamu bisa menyontek budgeting plan di atas, lalu ganti jenis kebutuhan dan angka nominalnya sesuai dengan kondisimu.
Realisasi Budgeting Plan
Nah, kalau sudah ada gambaran bagaimana kondisi keuangan rumah tangga yang riil, dan apa yang pengin kita capai ke depannya, maka sekarang waktunya untuk merealisasikan budgeting plan.
Simpel kan? Memang cukup simpel, yang penting kamu harus selalu siap dengan perubahan. Misalnya seperti saat pandemi, kamu harus dengan cepat menyesuaikan budgeting plan agar bisa beradaptasi dengan kondisi yang baru; pos mana yang perlu ditambah, dan pos mana yang bisa dikurangi.
Selamat membuat budgeting plan ala kamu sendiri ya.