• BLOG
  • Buku
  • Podcast
  • Video
  • Testimonials
  • Data

Diskartes - Blog Investasi dan Ekonomi

Blog Perencanaan Keuangan, Investasi Saham, Cryptocurrency, dan Ekonomi.

  • Ekonomi
  • Saham
  • Blockchain
  • Perencanaan Keuangan
  • Fintech
  • Bisnis
Anda di sini: Beranda / Saham / Investasi Saham saat Market Crash ala Warren Buffett

Investasi Saham saat Market Crash ala Warren Buffett

Juli 25, 2022 By Carolina

Salah satu jurus andalan Warren Buffett yang membuatnya menjadi salah satu mahaguru investasi saham adalah kemampuannya untuk membaca perusahaan potensial meski pasar sedang gonjang-ganjing, dilanda kepanikan, dan bearish.

Tapi memang begitulah yang terjadi di pasar saham; faktanya pasar tidak akan selalu naik dan bagus. Ada kalanya turun, anjlok, dengan drastis dan tajam. Kadang rasanya kayak nggak ada harapan. Inilah yang dinamakan fase market crash. Semua saham—tanpa kecuali, termasuk yang konon berfundamental bagus—pasti juga akan kena efek. Harganya bisa sangat turun, bikin potensi rugi investor dan trader semakin besar.

Nah, buat investor baru biasanya memang merasa kalang kabut dan panik di saat-saat begini. Lalu melakukan tindakan ini itu, yang justru membuat potensi rugi menjadi terealisasi. Jadi rugi beneran.

Kegagalan Bisnis Startup: Ini 12 Kesalahan Mereka Menurut CB Insights

Market Crash Selalu Terjadi

Padahal, sekali lagi, yang namanya market crash itu akan selalu ada di setiap musimnya. Nggak percaya? Coba simak ringkasan market crash dari tahun 1900-an ini.

1901Panic of 1901, karena pembunuhan Presiden AS William Mc Kinley
1929Wall Street Crash, mengakibatkan Great Depression
1962Kennedy Slide of 1962
1971Brazillian Market Crash
1989Friday The Thirteen Mini Crash
1990Resesi AS
1991Japanese Asset Price Bubble
1992Black Wednesday di Inggris
1997Krisis ekonomi Asia 1997-1998
1998Krisis ekonomi Rusia
2000Dot Com Bubble
2001September 11 Attack
2002Stock market downturn di AS, Kanada, Asia dan Eropa
2007Chinese Stock Bubble
2008Krisis finansial di AS, subprime mortgage
2009Dubai Debt problem
2010Europe Debt problem
2010Flash Crash, Dow Jones anjlok 1000 poin
2013Fed taper
2015Devaluasi yuan, Chinese market crash
2016Kemenangan Trump di Pemilu AS
2020Coronavirus + oil price war

Salah satu market crash terbesar sepanjang sejarah adalah The Wall Street Crash of 1929, yang kemudian menjadi awal era The Great Depression, sebuah sejarah finansial kelam yang terjadi di AS, dan kemudian merambat ke seluruh dunia.

Baca Juga  Indeks Harga Saham Gabungan: Ini Arti dan Penjelasan Lengkapnya

Saat itu, New York Stock Exchange, yang menjadi bursa efek terbesar di dunia, mengalami penurunan harga indeks saham yang sangat dalam. Orang-orang menyebutnya sebagai Black Thursday, dengan rekor 12,9 juta saham diperdagangkan pada hari itu. Hal ini berlangsung hingga beberapa bulan. The Great Depression merupakan salah satu krisis ekonomi terparah sepanjang sejarah yang pernah ada.

Cuan dari Investasi Saham Luar Negeri? Bisa!

Warren Buffett: Berhasil Bertahan Melewati Berbagai Market Crash

Nyatanya, setiap market crash punya waktunya sendiri untuk kembali pulih, dan bahkan bertumbuh lebih baik. Seperti misalnya The Great Depression. Meski memang membutuhkan waktu beberapa tahun—lebih tepatnya tahun 1932, ketika Franklin D. Roosevelt memenangkan pemilihan presiden AS dan berhasil mengeluarkan berbagai kebijakan untuk memperbaiki ekonomi.

Warren Buffett terbukti tetap bisa bertahan sebagai salah satu investor terkaya di dunia, melewati berbagai macam market crash yang terjadi. Meskipun tetap butuh perjuangan tersendiri juga. Pasalnya, konon, 99.7% kekayaannya dihasilkan oleh Warren Buffett setelah ulang tahunnya yang ke-52.

Buffett mengawali pelajarannya berinvestasi saham saat berusia 11 tahun. Di usia 20-an, Buffett berhasil bekerja pada guru saham terbesar sepanjang sejarah, Benjamin Graham. Saat Benjamin Graham pensiun, Buffett mulai menerapkan semua pelajaran hingga berhasil melipatgandakan kekayaannya saat masih berusia 20-an akhir.

Tahun 1982, Forbes merilis daftar orang terkaya, dan sejak saat itu Buffett tak pernah keluar dari daftar tersebut. Dan, hanya dalam waktu 3 tahun kemudian, Buffett mencapai status sebagai miliarder dengan hartanya yang mencapai USD 3.6 miliar. Saat ini, Buffett juga masih selalu masuk ke daftar tersebut dengan posisi yang bergantian dengan Elon Musk, Bill Gates, dan Jeff Bezos.

Mengutip dari The Motley Fool, Warren Buffett yang saat ini sudah berusia 91 tahun dikatakan sudah melewati berbagai fase dalam pasar modal. Termasuk pasti sudah ngerasain market crash berkali-kali. Dari setiap fase yang dilewatinya, si Penyihir dari Omaha ini sering membagikan pikiran dan opininya, yang kalau dirangkum jadi lumayan panjang dan bisa jadi pegangan banget buat para investor. Terutama, investor pemula yang masih kalang kabut mengalami fase market crash, kapan pun itu terjadi.

Baca Juga  Bagaimana Cara Cepat Menyewakan Apartemen Agar Untung Optimal?

Apa saja tip investasi saham saat market crash ala Warren Buffett?

Investasi Saham saat Market Crash ala Warren Buffett

1. Jangan terlalu cemas

Banyak investor yang jadi overthinking di masa-masa pasar seperti ini. Mereka bertanya-tanya, saat harga saham tak menentu, pasar bergejolak, apa yang harus dilakukan? Jual saham, atau tetap hold?

Warren Buffett punya satu nasihat untuk hal ini, “Jangan mengawasi pasar sepanjang waktu.”

So, cobalah untuk tak terlalu khawatir. Tahun 2016, pasar juga bergerak sangat liar, dan Warren Buffett justru malah bisa mendulang keuntungan dari kondisi ini, karena ia tetap bertahan dan mengenali saham mana yang berpotensi naik ketika pasar sudah membaik. Menurutnya, investor saham tak perlu merasa khawatir apalagi jika mereka sudah membeli saham perusahaan yang baik. Nantinya, hasilnya akan terlihat 10, 20, dan 30 tahun lagi.

“Uang dapat diperoleh dengan berinvestasi pada perusahaan yang baik dalam jangka waktu yang lama. Itulah yang harus orang lakukan dengan saham.”

2. Jangan tunggu ekonomi pulih untuk membeli

Warren Buffett bilang, bahwa berita buruk adalah sahabat investor. Ketika pasar bereaksi negatif terhadap berita buruk, maka hal itu harus dianggap sebagai peluang emas untuk bisa meningkatkan aset.

Kalau kita membeli saham saat ekonomi sudah pulih, maka saat itu harga saham pasti sudah naik. Seharusnya saat itu justru menjadi momen kita mendapatkan keuntungan, bukannya baru mulai beli saham. Kalau itu yang dilakukan oleh investor, maka ia sudah terlambat.

3. Mencari peluang untuk membeli

Nah, lanjutan dari poin kedua di atas nih. Warren Buffett bilang, “Aturan sederhana menentukan pembelian saham: takutlah ketika orang lain serakah, dan serakahlah ketika orang lain takut.”

Kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat dengan kepala dingin ketika market crash akan sangat penting, dan Warren Buffett memang memiliki kemampuan ini jauh di atas rata-rata orang pada umumnya.

Baca Juga  Fantasi Passive Income vs. Realita

Nah, itu dia tip investasi saham dari Warren Buffett ketika market crash. So, melihat dari sejarah dan tip dari mahaguru investasi saham itu, mari akhiri tulisan ini dengan kesimpulan: Tetap tenang, jangan panik. Analisis dengan kepala dingin, dan sabar menunggu hasilnya.

Semoga bermanfaat.

Ditempatkan di bawah: Saham Ditag dengan:investor saham, market crash, membeli saham, New York Stock Exchange, pasar saham, perusahaan yang baik, The Great Depression, The Wall Street Crash 1929, warren buffett

Related Posts

  • Cara Mencari Laporan Keuangan di IDX Paling Mudah untuk Pemula
  • 10 Pasar Modal Terbesar di Dunia
  • Bullish: Pengertian, Penyebab, dan Bagaimana Menyikapinya
  • Human IPO: Cara Baru Investasi Menguntungkan?
  • Indeks Harga Saham Gabungan: Ini Arti dan Penjelasan Lengkapnya
  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter
  • YouTube

Podcast Diskartes

Buku Investasi (Katanya…)

buku saham terbaik

Copyright © 2023 diskartes