Dunia pasar modal penuh dengan ketidakpastian. Kadang ketika naik luar biasa ternyata mendadak kebentur tembok resisten sehingga harus turun curam. Sama juga kalau pas downtrend, pada suatu momentum tertentu akan ada saatnya memantul naik lagi. Nah, proses memantul inilah yang akan menjadi topik pembahasan kita sekarang, terutama yang menunjukkan perubahan dari downtrend ke uptrend dalam pola candle reversal.
Untuk menganalisis perubahan ini, saya menggunakan alat bantu candlestick yang bisa kamu coba melalui beberapa tools gratis di internet. Sebut saja Yahoo Finance, Google Finance, Investing.com, dan masih buanyak lagi.
Dengan menggunakan candlestick, kamu dapat menganalisis batang-batang yang ada dengan lebih akurat. Sedikit mesum emang nih alat. LoL. Okelah, daripada terus ngelantur, yuk, kita mulai “gituan”nya!
Bagaimana Melihat Pola Candle Reversal alias Pembalikan Arah Pasar Saham?
1. Bullish engulfing
Pola candle reversal bullish engulfing biasa ditemui pada akhir periode tren yang sedang turun. Ciri terjadinya pola bullish engulfing ini bisa kamu temukan ketika melihat dua buah candlestick.
Coba lihat ilustrasi di bawah ini. Candlestick pertama menunjukkan penurunan harga saham dibandingkan hari sebelumnya. Sementara, candlestick kedua menunjukkan pergerakan yang ternyata harganya meningkat, bahkan lebih tinggi dibandingkan hari sebelumnya dengan volume yang lebih besar.
Setelah melihat ilustrasi di atas, kamu bisa membayangkan tentunya bahwa kenaikan yang signifikan merupakan pertanda bahwa tren turun berakhir.
Skenario bullish engulfing menjadi lebih sempurna ketika candlestick pertama berbentuk doji. Apa itu doji? Doji menunjukkan kebimbangan pasar, yakni ketika candlestick menunjukkan gambar +. Sementara candlestick kedua, mengalami penurunan terlebih dahulu, kemudian melesat ke atas.
Untuk meminimalkan kerugian ketika trading di posisi bullish engulfment, kamu bisa melakukan pembelian saham ketika harga saat ini lebih rendah atau mengalami penurunan dibandingkan dengan harga kemarin. Kemudian gunakan stop loss order apabila ternyata tidak sesuai dengan skenario yang diharapkan.
2. Bullish Harami
Tetap ada dua pola candle reversal untuk menunjukkan adanya pembalikan arah. Hanya saja, bedanya yang pertama lebih besar dibandingkan yang kedua. Jadi kalau dilihat, maka candlestick kedua lebih kecil dibandingkan candlestick pertama. Semakin kecil candlestick kedua, maka semakin bagus indikasi pembalikannya. Apalagi kalau pola candle reversal-nya membentuk doji.
Pada umumnya, pola candle reversal bullish harami ini dianggap oke ketika yang pertama turun, kemudian naik seperti nomor kedua.
Untuk mengonfirmasi kenaikan, paling “sreg” mengatakan bullish harami tercipta dengan sempurna jika terjadi seperti nomor tiga sesuai gambar. Hal ini menunjukkan pola “panic buy” yang tercipta dengan mendadak, kemudian diikuti konsolidasi, untuk naik lagi.
3. Bullish Hammer
Kenapa disebut bullish hammer?
Ya, karena bentuknya mirip palunya si Thor, makanya dikasih embel-embel hammer. Sudah nonton film-filmnya kan?
Kalau dua indikator pola candle reversal sebelumnya terdiri dari dua candlestick, bullish hammer cukup satu saja. Syaratnya, bagian bayangan paling tidak dua kali panjang bagian badan candlesticknya.
Setelah turun dengan sangat drastis, maka pada suatu momen intraday muncul bullish hammer. Bagaimana melihatnya?
Kondisi ini terlihat pada hari tersebut, tekanan jual masih sangat terasa. Namun ketika jam penutupan, para buyer sudah mulai aktif sehingga memaksa harga naik.
4. Morning Star
Kali ini candlestick yang dilihat lebih banyak, morning star adalah indikator pola candle reversal yang menggunakan 3 candlestick. Apa saja itu?
- Candlestick merah yang panjang, menunjukkan penurunan harga saham
- Candlestick warna merah atau hijau yang kecil, bisa pula berupa doji sehingga menjadi “morning doji star”
- Candlestick hijau yang panjang, menunjukkan kenaikan harga saham
Kunci indikator ini ada di candlestick tengah, karena merupakan penunjuk terjadinya persaingan seller dan buyer. Apabila bagian tengah berbentuk doji, maka sinyal balik tren akan lebih kuat.
5. Abandoned Baby
Pola berikutnya adalah abandoned baby. Lucu yak namanya, bayi yang ditinggalkan.
Nah, seperti morning star, pola abandoned baby menggunakan 3 candlestick juga.
- Candlestick merah yang panjang, menunjukkan penurunan harga saham
- Doji dengan gap yang memisahkan antara candlestick sebelumnya dan sesudahnya
- Candlestick hijau yang panjang, menunjukkan kenaikan harga saham
Satu-satunya yang membedakan dengan morning star adalah adanya gap antara candlestick di tengah dengan candlestick sebelum dan sesudahnya. Gap antara candlestick di tengah dengan candlestick sebelumnya menunjukkan tekanan jual yang luar biasa masih ada, untuk kemudian menyurut dan membentuk doji. Setelah itu disusul di hari ketiga yang membentuk gap dengan candlestick hijau panjang, menunjukkan kekuatan buyer sekaligus mengonfirmasi pembalikan tren.
6. Pola Piercing
Pola piercing adalah pola candle reversal arah tren dengan menggunakan dua candlestick, yang pertama berwarna merah/hitam, sementara yang kedua hijau/putih.
Syarat terjadinya pola piercing ini adalah harga di candle hijau dibuka lebih bawah daripada penutupan hari sebelumnya (candle merah). Kemudian pada saat penutupan, candle hijau berakhir di atas tengah candle merah.
Paham ya, sampai di sini?
Kapan saat yang tepat untuk beli saham?
Nah, setelah mengetahui 6 pola candle reversal seperti yang dijelaskan di atas, barangkali lantas muncul pertanyaan, “Kapan saat yang tepat untuk beli saham berdasarkan semua pola candle reversal tersebut?”
Pada praktiknya, tentu saja pola bullish reversal ini akan terbentuk lebih dahulu baru kita bisa masuk ke pasar. Menjadi sulit apabila ternyata setelah masuk, ternyata pergerakan harga tidak sesuai teori. Itu akan sangat wajar!
Sentimen pasar tidak mungkin bisa diprediksi 100%. Jika bisa, pasti semua technician akan menjadi dewa.
Jadi apa yang bisa kita lakukan? Ini saran saya, kalau tidak diikuti gapapa. Toh setiap orang punya style yang berbeda-beda.
- Untuk saham yang sedang downtrend, temukan pola bullish reversal yang sangat kuat. Apabila indikasinya belum cukup kuat, jangan dianggap sebagai titik balik tren, cukup sebagai titik support saja.
- Ketika sudah masuk ke pasar, jangan lupa siapkan titik stop lossnya. Mengambil posisi ketika downtrend bisa berisiko tinggi, maka Anda harus lebih berhati-hati.
Well, nampaknya sudah cukup ya, gaes. Kamu bisa baca sedikit tulisan tentang timing beli saham di artikel sebelumnya juga. Semoga bermanfaat!