Namanya hidup, wajarlah jika ada risiko-risiko yang harus kita hadapi. Tanpa risiko-risiko, hidup nggak berasa hidup. Betul nggak nih? Salah satu risiko dalam hidup yang pasti ada adalah risiko keuangan.
Mengapa sampai muncul risiko keuangan?
Salah satunya adalah keinginan atau kebutuhan kita yang semakin banyak dari hari ke hari. Ngaku nggak nih, sampai di sini?
Nggak usah ke keinginan dulu deh. Kebutuhan pokok sehari-hari saja dari hari ke hari tuh bertambah. Kadang kalau dihitung-hitung di atas kertas, bisa jadi besar pasak daripada tiang. Ini berlaku buat kamu yang sudah berumah tangga ataupun kamu yang masih single.
Hal ini sering terjadi, karena pada dasarnya manusia itu memang banyak maunya. Namun, kalau buat memenuhi kebutuhan saja sudah sulit, gimana caranya ya?
Kalau dipaksakan, ya akan muncullah berbagai risiko keuangan itu tadi.
Ini baru soal kebutuhan vs keinginan. Lah, kalau misalnya mendadak ada musibah? Atau hal-hal di luar rencana yang harus segera dipenuhi, karena kalau tidak bisa menimbulkan kesulitan di kemudian hari?
Ini baru risiko keuangan yang akan dihadapi di masa sekarang. Masih ada risiko keuangan di masa depan loh!
So, di sini harusnya kamu sudah mulai paham tentang pentingnya investasi.
Sudah selayaknya dalam suatu perencanaan keuangan pribadi ataupun keluarga, ada anggaran khusus untuk investasi.
Investasi merupakan “kendaraan” untuk mencapai tujuan finansialmu. Selain itu, investasi juga akan membuatmu merasa lebih aman secara finansial di kemudian hari. Tanpa membuat perencanaan keuangan pribadi ataupun keluarga, maka kamu akan dihadapkan dengan masalah keuangan. Membuat anggaran untuk investasi memberikan dampak positif untuk tujuan keuanganmu.
Sudah tahu kan, efek inflasi itu gimana? Setiap tahun, biaya hidup akan mengalami kenaikan. Yang hari ini kamu cukup makan dengan uang Rp50.000 sehari, mungkin 5 tahun lagi, sudah nggak cukup. Lalu gimana misalkan 15 tahun lagi, ketika kita sudah pensiun dan nggak punya penghasilan lagi? Makan pakai apa?
Investasi bisa menjadi salah satu cara efektif untuk melawan inflasi. Dengan kamu mulai investasi, diharapkan dapat memberikan kenaikan pada nilai asetmu dan juga potensi penghasilan di masa depan.
Selain kena imbas inflasi, apa saja yang menjadi risiko keuangan jika kamu tidak mulai investasi dari sekarang? Yuk, simak berikut ini!
Risiko Keuangan yang Bisa Terjadi jika Kamu Tak Segera Investasi
Nggak bisa nyekolahin anak
Jika kamu sudah berkeluarga dan memiliki anak, maka kamu memiliki tanggung jawab untuk mempersiapkan dana pendidikan anakmu, ya kan? Dari mulai TK hingga semaksimal mungkin dia bisa bersekolah.
Risiko keuangan yang kamu akan hadapi jika tidak berinvestasi sesegera mungkin adalah adanya kenaikan harga di masa depan, membuat dana pendidikan untuk satu anak saja dari TK sampai kuliah membutuhkan dana 1,5 miliar rupiah. Bukan dana yang kecil ya, Ferguso.
Nah, jika kamu hanya menabung biasa saja, memangnya cukup untuk memenuhi dana pendidikan anak ini? Mau nabung berapa setiap bulan, memangnya? Apa iya, nggak ada kebutuhan lain juga?
Makanya, butuh investasi untuk dana pendidikan ini. Buat rencana, lalu lakukan secara disiplin dan konsisten. Jangan lupa untuk mendiversifikasikannya ke instrumen investasi yang berbeda-beda, sesuai tingkat risiko dan juga imbalnya.
Hal ini penting untuk menghindari kerugian yang terlalu besar pada satu instrumen investasi.
Standar hidup menurun
Batas usia pensiun setiap orang sangatlah bervariasi, seperti contoh seorang perempuan pada umumnya akan pensiun lebih awal dibanding dengan laki-laki karena adanya berbagai alasan.
Menurut perhitungan, untuk bisa pensiun sejahtera, kita setidaknya harus memiliki uang 70% dari penghasilan terakhir kita sebelum pensiun. Nah, dengan skema dana pensiun—kita ambil saja misalnya, Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua dari BPJS Ketenagakerjaan ya—kita tuh paling-paling “hanya” menerima 38% dari penghasilan kita yang terakhir. Ini hitungan dengan gaji standar PNS ya.
Lalu, apa kabar kamu yang harus bangun dana pensiun sendiri?
Bisa-bisa standar hidup kamu harus diturunkan banget nanti saat pensiun.
Ya, enggak masalah sih. Cuma, biasanya kalau orang sudah biasa hidup sejahtera, lalu diturunkan standar hidupnya, itu ya yang ada sambat melulu. Nggak bahagia. Pasalnya, uangnya nggak cukup buat memenuhi kebutuhan.
Ditambah dengan inflasi. Tingkat inflasi yang terbaru sih masih lumayan, karena ada pandemi, inflasi menurun drastis. Tapi seandainya nanti sudah normal lagi, siapa yang bisa menjamin tingkat inflasi bisa kondusif terus
Karena, nggak ada yang pasti kan?
Kerja terooos seumur hidup
Karena standar hidup yang menurun, maka bisa jadi berefek ke risiko keuangan lainnya, salah satunya kamu harus bekerja seumur hidupmu.
Pastinya hal ini jangan sampai terjadi, kan?
Ya masa sudah waktunya istirahat di masa pensiun, masih mesti kerja lagi? Tapi ya, kalau enggak kerja, nggak ada uang buat hidup?
Kamu pasti penginnya ya menikmati hidup saja ketika sudah pensiun, bukan? Dengan mulai investasi, kamu bisa menciptakan sumber keuangan baru. Enggak mau kan, sampai tua mikirin uang terus?
Jika kamu melakukan investasi dari muda, dana investasi dan keuntungannya akan kamu nikmati ketika kamu pensiun nanti. Nilai uang yang kamu miliki juga akan terus bertambah seiring berjalannya waktu.
Nggak punya warisan
Kadang ya sebagai orang tua, kita mau supaya keturunan kita nanti juga hidup sejahtera. Salah satu cara untuk memastikannya adalah meninggalkan warisan untuk mereka.
Harapannya, warisan itu setelah mereka terima, bisa mereka kembangkan lagi dan manfaatkan sebaik-baiknya untuk kesejahteraan hidup mereka.
Ya kan?
Tahukah kamu, beberapa instrumen investasi bisa banget diwariskan loh. Misalnya saja seperti saham, properti, atau emas.
Sering dengar cerita yang suka dishare di media-media sosial, tentang para anak yang “menemukan” surat kepemilikan saham milik orang tuanya, dan setelah dihitung karena mau diklaim, bisa sampai beberapa miliar.
Wah!
Jangan sampai nih ya, bukanlah aset yang kamu wariskan, malahan utang. Hadeh. Jauh-jauh deh!
Hidup bergantung pada orang lain
Siapa nih yang sekarang dapat kesempatan untuk menjadi sandwich generation?
Kok kesempatan sih? Kayaknya kok diharapkan gitu?
Ya enggak sih, tetapi enggak ada salahnya dengan menjadi sandwich generation kok. Kan, yang kita bantu juga orang tua kita sendiri.
Tetapi, alangkah lebih baik, jika kita kelak nggak menciptakan sandwich generation yang baru dengan anak-anak kita.
Cukup deh, berhenti di kita!
Selanjutnya, jangan sampai kita membebankan diri pada anak-anak kita besok. Tanpa investasi dan perencanaan keuangan yang baik, risiko keuangan yang terakhir ini adalah keniscayaan. Kita enggak bisa mandiri sebagai orang tua.
Nah, itu tadi ke 5 risiko keuangan yang kamu hadapi jika kamu menunda investasi dari sekarang.
Jadi, yuk, segera rencanakan masa depanmu dengan investasi. Nggak hanya risiko keuangan di masa sekarang yang bisa kamu hindarkan, tetapi risiko keuangan di masa depan juga bisa kamu antisipasi.
Semoga bermanfaat, ya!