Entah kenapa, yang namanya polis asuransi kesehatan itu memang selalu sulit untuk dipahami. Banyak kata-kata yang ambigu–at least menurut saya–banyak pula disclaimer-nya. Membacanya jadi malas, karena sudah enggak paham duluan. Makanya, memilih asuransi kesehatan terbaik itu sangat tricky.
Males baca polis, takutnya enggak paham. Berusaha membaca, ya enggak paham beneran. Males urus, tapi, butuh karena proteksi ini penting. Makanya, dulu saya selalu menunda untuk punya asuransi kesehatan. Mendingan saya nabung untuk dana darurat, dan jaga supaya enggak sampai sakit.
Tapi kemudian saya punya anak. Enggak bisa melahirkan secara alami, saya harus dioperasi. Dan, keputusan operasi ini menjelang hari perkiraan lahir si bayi. Wah, kami tentu saja enggak siap. Harapannya kan lahiran natural. Enggak sampai puluhan juta banget juga sih, tapi tetap saja, perkiraan biayanya berkali lipat dari perkiraan semula.
Namun, saya beruntung. Suami sudah menyiapkan asuransi kesehatan buat saya. Ndilalah, juga ada tunjangan dari kantor. Akhirnya kami enggak sampai harus terpuruk ke kesulitan finansial setelah lahiran dengan operasi. Apalagi ada vonis, bahwa saya enggak akan pernah dapat melahirkan secara normal selamanya, karena alasan kesehatan.
Memiliki Asuransi Kesehatan Terbaik Itu Sangat Penting, Jangan Sampai Enggak Punya!
Sudah banyak kasus pula, orang-orang yang terpaksa berutang karena butuh untuk menutup biaya rumah sakit, lantaran mereka enggak punya asuransi yang memadai. Akhirnya, habis sakit, bukannya fokus supaya bisa segera pulih dan sembuh. Malah makin sakit-sakitan karena mikirin utang.
Kasus lain lagi, ini tetangga sendiri. Sudah disarankan untuk membuat BPJS Kesehatan mandiri, karena dia pekerja informal. Sudah jadi peserta sih, tapi lalu lama menunggak iuran. Alasannya, ya karena enggak pernah sakit. Suatu kali, yah, karena kondisi, beliau lantas sakit. Baru deh, menyesal kenapa menunggak iuran. Padahal BPJS Kesehatan adalah asuransi kesehatan dengan premi termurah loh.
Banyak hal yang kita enggak tahu, tapi sebenarnya sangat penting, when it comes to health insurance. Ini baru mikirin asuransi kesehatan terbaik untuk diri sendiri, belum mikirin asuransi kesehatan keluarga kan?
Belum lagi ketika berurusan dengan sang agen, tak jarang rasanya kayak berhadapan dengan sales. Banyak yang hanya berorientasi pada closing deal, alih-alih mau memberikan edukasi yang sepenuhnya untuk calon nasabah. Padahal calon nasabah banyak yang perlu dibantu untuk bisa mengerti dan memahami polis yang disodorkan.
So, ikuti artikel ini untuk tahu bagaimana cara memilih asuransi kesehatan terbaik untukmu.
Memilih Asuransi Kesehatan Terbaik
1. Ajukan ketika kamu masih sehat dan muda
Bukan berarti, kalau kamu merasa tak muda lagi lantas merasa enggak perlu punya asuransi kesehatan lagi. Bukan. Tetapi, manfaat terbaik dari asuransi kesehatan terbaik akan bisa kamu dapatkan ketika kamu mengajukan kepesertaan selagi masih muda.
Kenapa? Karena premi akan cenderung lebih murah, ketika kita sudah mulai punya asuransi sejak masih muda dan sehat.
Kenapa begitu? Karena adanya asumsi, bahwa semakin bertambah usia kita, maka semakin rentan kita terhadap penyakit. Makanya, semakin bertambah usia, harga premi semakin mahal, peluang untuk di-ACC pengajuannya juga semakin sulit.
Begitu juga dengan kalau kamu sudah kondisi sakit sekarang ini. Pastinya perusahaan asuransi akan berpikir untuk memberikan perlindungan pada orang yang sudah terlebih dulu berisiko tinggi kan? Bagaimanapun, mereka kan bisnis. Mereka harus mengelola risiko sebaik-baiknya, agar terhindar dari kerugian besar.
Dalam asuransi ada yang namanya pre-existing condition, yaitu kondisi-kondisi penyakit yang sudah diderita oleh nasabah, yang tidak akan masuk dalam pertanggungan asuransi. Jika kamu sudah berpenyakit apalagi yang berat, kamu perlu asuransi kesehatan khusus–asuransi penyakit kritis, misalnya. Tentu dengan perhitungan premi yang berbeda.
Jadi, buat kamu-kamu yang masih young and beautiful *lalu nyanyi*, segera saja beli polis asuransi. Tapi eits, sebelum benar-benar beli, balik baca artikel ini dulu sampai selesai dong.
2. Kenali berbagai manfaat asuransi kesehatan terbaik
Kriteria ‘terbaik’ bisa jadi berbeda bagi setiap orang, karena kebutuhan orang bisa berbeda satu dengan yang lainnya. Karena itu, penting buat kamu untuk memahami manfaat dari berbagai penawaran asuransi kesehatan terbaik yang ada.
Ada yang menawarkan cash plan, yaitu jenis asuransi yang memberikan manfaat berdasarkan lamanya kita harus dirawat inap, tanpa memperhitungkan biaya per elemen biaya. Jadi, misalnya, kita menginap 5 hari di rumah sakit. Dengan ketentuan uang pertanggungan Rp1 juta per hari–misalnya–maka kita akan mendapatkan Rp5 juta sebagai santunan.
Sounds legit ya? Langsung aja jebret dikasih Rp5 juta. Tapi, coba cermati deh. Rp5 juta diberikan pada kita, tanpa melihat elemen pembiayaan rumah sakit. So, bisa saja kita menghabiskan lebih banyak, bukan? Bukan enggak mungkin, kita harus nombok lebih banyak kali lipat dari uang pertanggungan.
Asuransi kesehatan jenis cash plan ini biasanya berpremi sangat terjangkau. Bisa jadi setengah dari harga premi asuransi kesehatan yang mengcover biaya pengobatan berdasarkan tagihan. Apakah ini asuransi kesehatan yang kurang oke? Enggak juga, tergantung kebutuhan sih.
Saya pribadi prefer asuransi kesehatan yang dapat mengcover biaya per tagihan, sehingga ada plafon masing-masing, mulai dari biaya kamar, biaya dokter, biaya obat, dan sebagainya. Memang preminya terlihat lebih mahal, tetapi manfaatnya lebih sesuai untuk saya.
Bagaimana dengan kamu? Pertimbangkan hal ini ketika kamu sedang memilih asuransi kesehatan terbaik ya. Kuncinya: sesuaikan dengan kebutuhanmu.
3. Cermati syarat-syarat rawat inap
Ingat, enggak setiap kali rawat inap bisa diajukan klaim untuk asuransi. Ada beberapa syarat yang biasanya ada dan harus dipenuhi. Kamu harus mencermati syarat-syarat ini. Bisa jadi berbeda satu dengan yang lainnya, tapi umumnya sih ada poin-poin berikut yang harus diperhatikan:
- Syarat rawat inap di mana? Ada yang mensyaratkan, rawat inap harus di rumah sakit. So, kalau kamu rawat inap di fasilitas kesehatan lain, seperti klinik, maka kamu tidak bisa mengajukan klaim.
- Berapa lama syaratnya untuk bisa dinyatakan sebagai rawat inap? Ada yang 16 jam stay di rumah sakit, sudah bisa dinyatakan sebagai rawat inap. Ada yang harus 24 jam. Ada juga yang mengharuskan 2 hari. Ada juga yang tidak harus ke kamar, tetapi masuk ke UGD untuk beberapa saat juga sudah bisa dinyatakan sebagai rawat inap.
- Bagaimana dengan biaya obat? Apakah ada plafon tertentu, atau ada syarat obat tertentu yang bisa diajukan klaimnya?
Seharusnya hal-hal seperti ini sudah diatur dalam polis. Tetapi, jika kamu menemui kesulitan untuk memahaminya, coba minta pada agen asuransi agar menjelaskannya lagi padamu ya.
4. Cek tata cara pengajuan klaim
Dalam praktiknya, kadang kamu harus mencari akal agar biaya-biaya rumah sakit bisa tercover semua dengan baik. Misalnya, kamu punya dua asuransi, yang satu pengin kamu manfaatkan untuk covering biaya rumah sakit, sedangkan yang satu untuk obatnya. Maka akan ada peluang kamu harus menyerahkan kuitansi asli pada salah satunya. Nah, masalah akan muncul ketika asuransi yang lain juga menuntut adanya kuitansi asli juga.
Nah, terus gimana dong?
Hal seperti ini enggak akan jadi masalah jika kamu memiliki asuransi double claim, yang berarti salah satu asuransi bisa menerima kuitansi bukan asli tetapi dilegalisasi sebagai syarat pengajuan klaim. Kamu harus cek syarat pengajuan klaim ini.
Syarat yang lain, yang juga harus kamu cek adalah apakah asuransi kesehatan kamu itu cashless ataukah sistem reimbursement? Kalau cashless, buat saya pribadi, akan lebih baik, karena kita tinggal sodorin saja kartu peserta asuransi, dan seterusnya pihak asuransi yang akan mengurus. Kalau sistemnya reimbursement, maka kita harus sedia dana darurat yang cukup untuk menalangi biaya yang keluar, baru kemudian mengajukan reimbursement pada pihak asuransi.
Mana yang jadi pilihan asuransi kesehatan terbaik? Tentunya, tergantung kondisimu sih.
5. Pilih asuransi murni
Maksudnya gimana? Kadang ada yang menawarkan, asuransi yang sepaket dengan investasi. Nah. Bukannya melarangmu untuk membeli polis asuransi yang sepaket dengan investasi sih, tetapi lebih baik sesuaikan dengan kebutuhan.
Asuransi kesehatan yang sepaket dengan investasi tak hanya berfungsi sebagai perlindungan terhadap risiko kerugian finansial, tetapi juga bisa sebagai sarana untuk “menabung” untukmu. Biasanya, instrumen yang akan ditawarkan adalah instrumen investasi jangka panjang. Dari sini, seharusnya kamu lantas aware bahwa risiko investasi jangka panjang itu cenderung tinggi.
Ketika pasar modal (di mana biasanya ada instrumen investasi jangka panjang diperjualbelikan) sedang lesu–seperti saat ini, ketika pandemi COVID-19 masih terjadi–maka besar kemungkinan nilai investasi juga akan turun. Hal ini bisa jadi akan membuat nilai asuransimu (enggak hanya nilai investasimu) juga turun. Akibatnya, ketika kamu butuh klaim, bisa jadi akan susah pencairannya.
Sekali lagi, tidak ada larangan untuk membeli asuransi yang sepaket dengan investasi ya. Tetapi, asuransi kesehatan terbaik seharusnya adalah alat yang bisa mengcover risiko akibat kerugian, dan bukan menambah rugi lagi.
Jadi, kamu sebaiknya pikirkan lagi dengan saksama.
Nah, semoga sedikit panduan untuk memilih asuransi kesehatan terbaik di atas bermanfaat ya. Kuncinya satu saja: Kenali kebutuhanmu sendiri, dan sesuaikan.
Semoga enggak ada lagi kasus-kasus utang untuk menutup biaya rumah sakit. Sudah cukup.
Penulis
Carolina Ratri berprofesi sebagai Marketing Communications Specialist di Stilleto Book. Bergabung menjadi penulis website Diskartes.com sejak Juni 2019.
Yumelda mengatakan
hi Kak Carolina,
salam kenal,, saya Melda.
saya mau nanya donk mengenai statement kakak
‘Ketika pasar modal (di mana biasanya ada instrumen investasi jangka panjang diperjualbelikan) sedang lesu–seperti saat ini, ketika pandemi COVID-19 masih terjadi–maka besar kemungkinan nilai investasi juga akan turun. Hal ini bisa jadi akan membuat nilai asuransimu (enggak hanya nilai investasimu) juga turun. Akibatnya, ketika kamu butuh klaim, bisa jadi akan susah pencairannya.’
apa hubungannya klaim susah dicairkan dengan nilai pasar modal yg turun?
kenapa bisa begitu ya kak?
penentuan claim dicairkan atau tidak bukannya didasarkan atas plafon manfaat yang dimiliki oleh asuransi kesehatan yg kita beli ?
mohon pencerahannya kak.
terima kasih.
have a good day