Ya, mungkinlah! Kenapa enggak mungkin siapin dana pensiun meski sedang krisis begini? Ciyeee, dateng-dateng ya dikasih positive vibes dulu dong. Urusan gimana caranya, lha, mari kita bahas kemudian.
Adakah di antara kamu yang sekarang sedang galau, bingung, khawatir, lantaran persiapan dana pensiun tiba-tiba saja tak secerah sinar matahari pagi? Yah, memang lagi nggak secerah itu sih di mana-mana sekarang. Lagi mendung.
Lalu, bagaimana dengan dana pensiun kita nih? Worth it-kah kalau diteruskan? Atau, gimana dengan yang baru mulai membangun dana pensiun? Apakah sekarang saat yang tepat?
Sebenarnya jawabannya cukup satu saja sih: tergantung pada seberapa lama lagi kamu hendak pensiun? Kalau masih 10, 20, atau malah 30 tahun lagi, ya kenapa enggak diteruskan atau dimulai sekarang? Nah, kalau tinggal 5, 3, atau malah tahun depan, itu dia yang harus dipikirkan lagi dan dicarikan alternatifnya.
Mari kita membahas buat kamu yang masih 10, 20, atau 30 tahun lagi masa pensiunnya, karena demografi pembaca blog ini di sekitaran usia itu. Pertanyaan utamanya masih tetap: Masihkah worth it untuk dibangun atau diteruskan?
Masa Pensiun Enggak Akan Bisa Ditunda
Yang namanya usia pensiun itu akan tetap datang, whether kita mau atau nggak mau, siap atau enggak siap. Usia menua itu pasti. Nggak akan ada orang yang bisa menghindar. Kalaupun ada yang bilang, “Nggak kok, aku menolak tua!”, itu sebenarnya halu aja. Tua jangan ditolak, tapi diajak berdamai.
Konon katanya, meski usia tua tapi semangat tetap muda, ya, itu bagus. Tapi jangan sampai nggak tahu diri juga. Sudah tua, kekuatan fisik sudah berkurang, energi otak juga mundur. Sadari itu, dan kemudian terima apa adanya. Biar nggak halu.
Masa pensiun akan datang, dan kamu juga pasti sudah memperhitungkan, berapa banyak uang yang kamu butuhkan untuk bisa hidup menikmati masa pensiun dengan sejahtera. Ya, minimal enggak drastis-drastis amat dengan kondisi sekarang. Masih bisa jalan-jalan dengan duit sendiri, bisa jajan ini itu, syukur-syukur bisa beliin mainan buat cucu, ya kan?
Mau ada krisis ekonomi datang seberat apa pun, masa pensiun enggak peduli. Maunya datang ya datang, so, kita enggak boleh kendur. Dana pensiun harus tetap jalan, bagaimanapun caranya.
Disiapkan Semakin Dini Semakin Baik
Dana pensiun, jika disiapkan semakin dini, akan semakin baik. Mengapa? Karena bebanmu untuk menabung akan lebih ringan, jika horizon waktumu lebih panjang.
Coba saja hitung, kamu yang berusia 20 tahun sekarang, dan berencana pensiun di usia 50 tahun. Taruhlah, kamu butuh Rp4 miliar untuk bekal masa pensiun. Dengan horizon waktu sepanjang 30 tahun, tanpa harus memperhitungkan inflasi, kamu “hanya” butuh “menabung” Rp133 juta setiap tahun. Kalau kamu berusia 40 tahun, dan baru mulai membangun dana pensiun, dengan kondisi yang sama, kamu akan butuh “cicilan” Rp400 juta per tahunnya.
Tiga kali lipat lebih!
Itu hitungan kasar. Apalagi jika nanti kamu bisa menemukan instrumen investasi yang tepat, yang bisa membantumu “melipatgandakan” dana pensiun ini, tentunya akan lebih ringan jika kamu mulai sedini mungkin. Betul?
So, buat kamu yang sekarang baru mau mulai membangun dana pensiun, go for it now!
Meskipun sebenarnya tak pernah ada kata terlambat kok untuk menyiapkan dana pensiun. Akan lebih baik kamu segera memulainya kapan saja, ketimbang tidak siap sama sekali.
Review Secara Berkala
Sekarang, yang kamu perlukan adalah melakukan review secara berkala. Iya, sekarang pasti masih belum pulih dari imbas pandemi COVID-19, tapi coba deh, kamu review lagi dengan menarik timeline investasimu ke belakang. Bagaimana sejarahnya?
Taruhlah, kamu menaruh dana pensiun di saham ABCD. Kalau memang kamu sudah memutuskannya dengan pertimbangan fundamental perusahaannya yang baik, maka kamu seharusnya sih tak perlu khawatir. Coba lihat pergerakan saham ini ke 10 tahun ke belakang. Apakah memang ada sentimen negatif yang terlalu banyak? Kalau grafiknya tetap mensinyalkan pertumbuhan positif, ya kenapa enggak dipertahankan–tentu saja, jika horizon waktumu masih sesuai rencana.
Namun, jika memang instrumen yang kamu pilih terlalu volatile, bahkan dari sejarah yang sebelumnya, ada baiknya kamu review dengan lebih cermat lagi. Pertimbangkan untuk menggantinya dengan instrumen lain yang lebih “terjamin”.
Selanjutnya, lakukan rebalancing, yaitu menyeimbangkan kembali sesuai proporsi rencana investasi yang sudah kamu buat di awal. Misalnya, sedari awal–dengan perhitungan tertentu–kamu memutuskan untuk berinvestasi di instrumen saham 60% dan di instrumen pasar uang sebanyak 40%. Karena kondisi krisis ekonomi seperti sekarang, investasi di instrumen saham menjadi turun, sedangkan instrumen pasar uang jadi naik. Maka kamu perlu mempertimbangkan, untuk melepas sebagian kecil proporsi di instrumen pasar uang, untuk kemudian kamu pindahkan ke instrumen saham.
Update Ilmu Keuanganmu
Nah, karena kondisi berubah, yang kemudian mau enggak mau juga memengaruhi keuangan kita, maka kita perlu untuk selalu update dengan informasi-informasi terbaru seputar dunia keuangan ini. Kalau perlu, baca-baca lagi pengetahuan basic-nya. Sekadar me-refresh diri sendiri, nyocokin aja gitu, yang kita lakukan sekarang sudah benar apa belum.
Ada banyak cara untuk update informasi keuangan ini. Kamu bisa memanfaatkan artikel-artikel online yang banyak tersebar di mana-mana (meski yang paling oke pembahasannya tetap yang di blog ini. Uhuk.), atau bisa juga dengan follow akun-akun yang sering sharing tentang keuangan, juga ikutan kelas online, dengerin podcast, ataupun baca buku.
Untuk membangun dana pensiun, paling cocok jika kamu mulai dengan membaca-baca buku seputar investasi. Seperti Investory ini.
Buku investasi dan saham Investory disusun dengan gaya komunikasi masyarakat umum, sehingga orang yang tidak punya background ekonomi pun akan mudah mengaplikasikannya. Tertarik? Coba baca dulu detailnya, buku ini isinya apa saja, biar semakin yakin. Ya kan?
Kesimpulan
Jadi, apakah investasi untuk dana pensiun harus diteruskan? Iya, harus, jika horizon waktumu masih sesuai rencana. Optimis saja, bahwa kondisi akan segera membaik.
Apakah ini waktu yang tepat untuk mulai berinvestasi? Iya, investasi bisa dimulai kapan saja, enggak peduli ekonomi sedang krisis atau sedang baik. Ketika sudah waktunya mulai, ya mulailah berinvestasi, untuk tujuan apa pun. Ada banyak instrumen yang bisa dipilih, tinggal kamu saja yang harus punya bekal pengetahuan yang cukup.
So, happy investing, fellas!
Penulis
Carolina Ratri berprofesi sebagai Marketing Communications Specialist di Stilleto Book. Bergabung menjadi penulis website Diskartes.com sejak Juni 2019.