Wacana untuk kembali mernomalkan aktivitas–terutama aktivitas ekonomi–sudah diembuskan oleh pemerintah sejak beberapa hari yang lalu. Beberapa protokol kesehatan sudah dibuat, masing-masing untuk dipatuhi di tiap-tiap jenis aktivitas yang akan segera dipulihkan. Termasuk buat para pengusaha yang hendak buka bisnis kembali di masa new normal.
However, yang perlu benar-benar dipahami adalah bahwa saat kita sudah memasuki masa new normal bukan berarti masa pandemi COVID-19 sudah berakhir. Bukan berarti virus corona tidak bisa menyebar dan menular lagi. Justru kita mesti semakin waspada, agar enggak ada yang namanya second wave COVID-19, seperti yang diprediksikan oleh banyak pihak.
So, buat kamu para pemilik bisnis, apakah kamu sudah enggak sabar untuk buka bisnis lagi? Supaya lancar, coba untuk lakukan beberapa hal berikut sebagai persiapannya.
5 Langkah untuk Buka Bisnis Kembali Pasca Pandemi COVID-19
1. Persiapkan tempat kerja yang sesuai standar
Pemerintah sudah mulai mengeluarkan beberapa protokol kesehatan yang bisa dipelajari, dan kemudian dipatuhi.
Misalnya saja, pemberlakuan jaga jarak antara karyawan, dengan minimal 1 meter satu sama lain. Nah, kalau gitu, mesti diatur nih ruang kerjanya. Antara meja kerja atau kubikel harus disusun ulang agar memenuhi jarak minimal 1 meter itu.
Ada pula peraturan bahwa harus ada gugus tugas penanganan dan penanggulangan COVID-19 di area kerja. Nah, sekarang coba hubungi beberapa manajer atau kepala bagian untuk berkoordinasi, siapa saja yang akan menjadi anggota gugus tugas ini di tempat kerja.
Intinya, siapkan area kerja yang sehat, agar karyawan merasa aman dan nyaman bekerja secara produktif. Lebih lengkap, bisa disimak di laman milik indonesia.go.id ini ya.
2. Siapkan business plan dan strategi yang sesuai dengan kondisi
Sekali lagi, the new normal tidak akan sama dengan ‘kondisi normal’ yang sebelumnya. Sehingga, kamu akan perlu melakukan penyesuaian terkait rencana dan strategi bisnis yang sudah kamu jalankan kemarin. Masih relevan dengan kondisi sekarang enggak?
Karena bagaimanapun, perilaku, kebutuhan, dan kebiasaan kita semua jadi berubah. Misalnya, lebih suka belanja online, jadi mungkin enggak bisnismu dikonversi ke ranah online? Atau, lebih suka membayar dengan e-money, lalu apakah kamu sudah siap dengan semua gerbang pembayarannya agar jadi fleksibel?
Review-lah rencana dan strategi bisnis yang lama, temukan hal-hal yang bisa ditingkatkan dan disesuaikan dengan kondisi yang baru. Tambahkan beberapa hal lain yang belum ada. Mungkin kamu juga perlu untuk menyusun dan melakukan analisis SWOT lagi deh.
Setelah itu, susun berdasarkan timeline dan target bisnis. Taruhlah dalam sebulan ke depan, apa nih yang harus diselesaikan? Misalnya, target ruang kerja yang sesuai standar protokol kesehatan dari pemerintah harus sudah selesai dalam 2 minggu, lalu pembentukan gugus tugas COVID-19 internal juga sudah dilaksanakan dalam satu bulan, lengkap dengan semua SOP-nya.
Setelah itu, kamu bisa melangkah ke tahap berikutnya, misalnya saja pengembangan produk agar sesuai dengan kebutuhan target pasarmu di masa the new normal. Bagilah dalam beberapa periode waktu, misalnya dua bulanan, tiga bulanan, dan seterusnya, lalu berikan targetnya. Susun juga langkah-langkah selanjutnya, setelah pengembangan produk, kamu akan menyesuaikan strategi marketingnya. Dan seterusnya, hingga tersusun satu timeline kerja bertahap, tertarget, dan terukur.
Wah, kayak membangun bisnis dari awal dong ya? Iya, memang. Saat ini kalau buka bisnis, meski bisnisnya lama, tapi memang seakan memulai lagi dari nol, karena kondisinya sangat berubah dan kebutuhan target pasarmu juga sangat berbeda.
3. Tentukan SOP servis kepada pelanggan
Yang juga sangat penting adalah penyesuaian servis terhadap pelanggan. Apalagi jika setelah kamu buka bisnis lagi, ada pelanggan yang “diharuskan” datang. Misalnya kafe, resto, spa, salon, dan sebagainya.
Kamu akan perlu menyusun SOP servis, demi memenuhi protokol kesehatan yang sudah dianjurkan tetapi tetap dapat memuaskan pelanggan.
Protokol ini–selain dapat menjamin kualitas servis, yang mana akan membuat pelangganmu hepi–juga bisa meyakinkan para pelanggan, bahwa bisnis kamu benar-benar aman dan peduli terhadap kesehatan dan keselamatan siapa pun yang terlibat di dalamnya. Tentunya, hal ini juga akan berefek baik untuk bisnismu ke depannya kan?
Jadi, jangan lupa untuk menyediakan tempat cuci tangan, hand sanitizer, tirai mika, dan perlengkapan lainnya di ruang publik, tempat pelanggan berada.
4. Kontrol dana darurat bisnis
The new normal datang, berarti ini juga saatnya kamu mereview dana darurat bisnismu. Katakanlah, setelah buka bisnis kembali, omzet belum akan normal lagi seperti sebelumnya. Lalu, seberapa lama kamu masih bisa menggaji karyawan? Masih berapa lama bisa produksi?
Yes, dana darurat enggak hanya wajib dimiliki oleh individu-individu saja, tetapi juga bisnis. Kalau kamu adalah pemilik bisnis, dan sampai sekarang belum juga memiliki dana darurat bisnis, maka ayo segera dibangun.
Prinsipnya sama kok. Mulai dari hitung pengeluaran rutin bisnis kamu, lalu sisihkan dana darurat setidaknya 6 – 12 kalinya. Kamu bisa membangunnya secara bertahap, dan simpan di instrumen yang likuid dan aman.
5. Manfaatkan teknologi
Teknologi pada akhirnya memang menjadi sahabat terbaik di masa pandemi ini. Ya kan? Begitu juga sekarang, kalau kita ingin buka bisnis lagi, ya mesti memanfaatkan teknologi ini demi kelancarannya juga.
Mulai dari mengonversi dari offline menjadi online, juga dipakai sebagai media koordinasi antara stakeholder, plus media komunikasi dengan pelanggan.
Nah, di bagian manakah dari bisnismu yang belum memanfaatkan teknologi secara optimal? Ayo, review lagi, dan pikirkan solusinya.
Yang pasti, pandemi COVID-19 memang membuat kita belajar banyak hal, ya kan? Enggak hanya individu dan pekerja saja yang terimbas, tapi juga para pemilik bisnis yang harus memutar otak lebih keras antara bagaimana caranya survive hingga sekarang bagaimana jika harus buka bisnis lagi.
Banyak penyesuaian harus dilakukan, tak hanya untuk dilakukan segera atau di masa sekarang, tapi kita pun jadi memikirkan banyak hal hingga jauh ke depan.
Beberapa dari kamu mungkin punya pertimbangan untuk ganti bisnis aja deh, lantaran bisnis yang lama dengan berat hati tak bisa diselamatkan lagi. Well, turut prihatin ya, tapi kamu pasti bisa membangun lagi bisnismu. Optimis saja, dan berusaha!
Tetap siap untuk perubahan kondisi selanjutnya ya. Kita pasti bisa menghadapinya bersama!
Penulis
Carolina Ratri berprofesi sebagai Marketing Communications Specialist di Stilleto Book. Bergabung menjadi penulis website Diskartes.com sejak Juni 2019.