Mumpung masih dalam suasana Hari Kartini, mari kita ngobrol soal keuangan untuk perempuan; tentang menjadi perempuan mandiri finansial (meskipun si empunya blog ini bukan perempuan). Kesempatan buat rada-rada feminis nih.
Jadi, kenapa sih mesti banget perempuan mandiri finansial? Ya, kalau ada yang nanya kayak gini sih biasanya saya jawab dengan pertanyaan juga, kenapa enggak? Memangnya nggak boleh jadi perempuan mandiri finansial?
Lah, ngegas banget yak?
Tapi kita, perempuan, ini kan pribadi/individu yang memang wajib untuk bisa hidup mandiri, dalam arti kita harus bisa memenuhi kebutuhan kita sendiri, minimal. Ya masa sih, masih menggantungkan diri hidup dari pemberian orang lain? Termasuk suami sendiri? Iyalah, termasuk suami sendiri.
Bukannya berharap yang jelek-jelek, tetapi enggak ada yang bisa menjamin bahwa hidup akan enak terus, lurus terus, nyaman terus, dan suami bisa menghidupi kita terus. Sudah terlalu banyak cerita di luar sana, seorang istri yang sudah terlalu lama “menggantungkan” hidup dari nafkah suami dan ketika harus hidup sendiri, jadi kelabakan. Enggak usah jauh-jauh, ibu saya pun juga begitu.
Ketika Bapak wafat 25 tahun yang lalu, posisinya saya masih di bangku sekolah, dan kakak-kakak saya juga belum ada yang lulus kuliah sehingga belum bisa mandiri. Untunglah, Bapak masih ada sisa uang sedikit plus rumah 2 lokasi, yang bisa kami manfaatkan untuk melanjutkan hidup. Untunglah, Bapak enggak “mewariskan” utang sama sekali.
Saya rasa, saya sekeluarga cukup beruntung. Tetapi, tidak semua orang seberuntung itu kan? Intinya, sebagai perempuan, kita harus mandiri finansial. Meskipun sudah menikah, usahakan untuk tetap menjadi perempuan mandiri finansial.
Gimana caranya?
7 Cara untuk Menjadi Perempuan Mandiri Finansial
1. Punyai penghasilan sendiri
Yes, berapa pun–meski hanya kecil–kalau mau jadi perempuan mandiri finansial, maka milikilah penghasilan sendiri. Penghasilan dari mana saja, mulai dari kerja kantoran sampai dagang kecil-kecilan. Bikin masker untuk dijual sendiri, bikin camilan lalu dititipin di kantin sekolah anak-anak, bikin les privat untuk anak-anak tetangga kanan-kiri, … apa saja, yang penting usaha.
Akan lebih baik pastinya jika kita memiliki penghasilan dari passion kita. Itu sih idealnya. Karena saat kita mengerjakan sesuatu yang kita sukai, sesuai passion kita, maka kita akan melakukannya dengan senang hati. Kita kerja, tapi nggak berasa bekerja.
Ini pastinya yang paling ideal. Tapi kalau enggak pun, nggak masalah kok. Ntar dikomenin lagi, yang enggak sesuai passion berarti enggak ideal, wah, jadi nggak bersyukur dong?
Ya enggak gitu juga. Yang penting, bisa menghasilkan uang sendiri, dan ditabung sendiri. Setidaknya kita harus bisa jajan-jajan sendiri tanpa mesti ribet ngasih penjelasan ke suami, uangnya dipakai buat apa. Iya nggak sih?
2. Disiplin keuangan
Meski tujuan perempuan mandiri finansial yang pertama supaya bisa jajan sendiri tanpa harus ribet menjelaskan uangnya dipakai buat apa, tapi kita tetap harus disiplin dalam keuangan.
Ini enggak boleh sampai dilewatkan kalau kita memang ingin menjadi perempuan mandiri finansial. Ya percuma sajalah, kalau kita bisa punya penghasilan sendiri, ujung-ujungnya terlibat utang menggunung sampai enggak bisa bayar hanya karena kita sendiri yang enggak disiplin.
Konyol banget rasanya.
So, ini adalah langkah penting selanjutnya ya; bijak dalam menggunakan uang (meski uang yang kita hasilkan sendiri), sisihkan untuk investasi dan tabungan, bayar cicilan sesuai jadwal, catat arus kas, dan belanja sesuai kebutuhan, tidak berlebihan.
Bagi penghasilanmu dalam pos-pos pengeluaran. Formula (yang lagi-lagi) paling ideal adalah:
- Pos kebutuhan pokok: 40 – 60%
- Utang: 30%
- Tabungan/investasi: 10%
- Sisa: buat liburan, pesen kopi kekinian, beli buku, bayar gym, dan lain-lain, sesuaikan dengan kondisi.
Tentu saja, kamu boleh mengutak-atiknya sesuai kebutuhanmu pribadi.
3. Bijak belanja
Nah, ini sudah disebut deh barusan; bijak belanja. Karena oh karena, perempuan dan belanja itu seperti belahan jiwa. Perempuan ditakdirkan untuk belanja. Tsah.
Kalau enggak bisa belanja dengan bijak, ya bhay aja sih mandiri finansialnya. Apalagi kalau belanja dengan kartu kredit tanpa pertimbangan yang matang, yang dibeli pun barang-barang konsumtif.
So, hobi belanja? Boleh aja, tetapi tetap bijak dengan keuanganmu ya.
4. Punyai target dan mimpi
Milikilah target keuanganmu sendiri. Kamu pengin ngapain nih dalam 3 tahun nanti, 5 tahun, 10 tahun, hingga saat menua dan tak bisa lagi menghasilkan uang nanti?
Mempunyai target dan mimpi ini memang merupakan salah satu ciri terkuat perempuan mandiri finansial. Saat dia tidak mandiri, maka biasanya ya dia juga enggak punya target apa pun. Just go with the flow, parahnya lagi tergantung pada mereka yang bisa bantuin. Kalau enggak ada yang bantuin gimana? Nggak tahu juga.
Jadi, berinvestasilah untuk mimpimu, karena setiap mimpi akan selalu butuh biaya, gaes! Kamu boleh mulai dari menyisihkan 10% dari penghasilanmu, dialokasikan ke instrumen investasi yang sesuai dengan profilmu.
Mau tahu nggak mimpi saya? Sederhana banget kok. Pengin hidup damai, di kota kesayangan saya, sampai tua nanti tanpa kekurangan suatu apa pun. Dan, nanti setelah tua dan pensiun, saya bisa hidup seperti sekarang–yang nggak terlalu neko-neko ini–tanpa harus minta duit ke anak-anak saya.
Simpel kan? Tapi butuh persiapan panjang! Kalau enggak mandiri finansial, rasanya bakal susah untuk bisa mencapai mimpi itu.
5. Kreatif
Jangan hanya puas dengan kondisimu sekarang ini. Yuk, kreatif! Mungkin kamu sekarang memang sudah bekerja di sebuah perusahaan, tapi enggak menutup kemungkinan kamu bisa melakukan side hustle juga.
Carilah peluang yang paling oke untukmu. Be creative, rebahannya nanti aja deh, kalau kamu sudah banyak mencapai cita-cita dan mimpi-mimpimu.
6. Keep learning
Sekali lagi, jangan hanya puas dengan kondisi yang ada sekarang. Coba cari peluang baru, termasuk mencari ilmu baru.
Yes, siapkan ruang dalam dirimu sendiri untuk upgrade ilmu setiap waktu. Enggak harus dari jalur formal kok. Kamu bisa ambil kursus-kursus, atau ikut seminar-seminar dengan topik yang kamu suka. Atau, kalau memang mampu, kamu juga bisa autodidak, mempelajari sesuatu sendiri. Belilah buku-buku yang menunjang, tanya-tanya pada mereka yang lebih ahli atau punya pengalaman.
Perempuan mandiri finansial adalah kamu-kamu yang selalu suka untuk belajar, meningkatkan kualitas diri sehingga di masa depan, kita pun punya daya jual lebih lagi.
7. Menjadi inspirasi perempuan lain
Percuma juga, kalau kita cerdas tapi hanya untuk diri sendiri. Pinter tapi disimpan sendiri. Padahal, semakin kita berbagi, akan semakin banyak pula ilmu yang bisa kita pelajari.
Jadi, ajaklah sesama perempuan di sekitarmu untuk juga berdaya, menjadi perempuan mandiri finansial. Ajak-ajak mereka untuk ikut meningkatkan kualitas diri.
Yash, jangan pernah menyerah ya. Banyak hal yang bisa terjadi di dunia ini, sekarang dan ke depannya, yang hanya bisa diatasi jika kita bisa mandiri secara finansial.
So, buat perempuan, mandiri finansial is a must. Tidak bisa ditawar.
Penulis
Carolina Ratri berprofesi sebagai Marketing Communications Specialist di Stilleto Book. Bergabung menjadi penulis website Diskartes.com sejak Juni 2019.