Zaman sekarang, sudah enggak musim lagi cuma mengandalkan hanya satu pintu pemasukan. Buat para pekerja, kalau bisa mulai deh mencari-cari celah supaya dapat penghasilan sampingan. Investasi, atau apalah gitu ya? Salah satu alternatif adalah investasi kontrakan rumah.
Yash, ini investasi properti impian saya banget deh. Entah kontrakan buat keluarga, atau disewakan per kamar jadi indekos. Pokoknya pengin banget suatu hari nanti punya rumah kedua, dan disewain.
Capek kerja, bro! Belum lagi gaji naik ya cuma seiringan sama inflasi. Ya nutup sih nutup. Tapi, ya gitu deh. Sekadar cukup. Padahal kebutuhan makin banyak.
Curcol.
Yah, buat bekal pensiun juga kan ya lumayan banget. Jadi, siapa nih yang juga pengin punya pemasukan dari investasi kontrakan rumah kayak gini? Banyak kayaknya ya?
Mengapa Investasi Kontrakan Rumah Ini Masih Saja Diminati?
1. Banyak yang butuh rumah, tapi belum bisa beli
Ya, alasannya macam-macam sih. Bisa saja, karena pekerjaannya berpindah-pindah, jadi lebih mudah untuk sewa rumah aja ketimbang beli rumah. Atau, karena merasa belum mampu beli rumah sendiri, meski sudah punya niat untuk mandiri–keluar dari rumah orang tua.
Minat untuk mengontrak rumah masih tinggi, saat ini, di kota-kota besar. Apalagi kalau di sekitar kawasan industri, misalnya lokasi pabrik-pabrik yang menjadi magnet untuk tenaga kerja perantau. Pasti banyak lakunya.
Enggak mesti disewakan ke keluarga juga. Kadang banyak juga yang kontrak bareng teman-teman.
2. Harga sewa menyesuaikan dari tahun ke tahun
Dengan kata lain, bisa meningkat seiring waktu berjalan. Bisa menangkal efek inflasi deh, atau malah lebih cepat, kalau lokasinya strategis. Kenaikannya bisa 10 – 15% setiap tahunnya.
Konon sih, harga sewa rumah itu paling tidak 5% dari harga jual rumahnya. Jadi, misal harga rumah ditaksir Rp1 miliar, maka kalau mau disewakan ya harga sewa yang pantas berkisar di Rp50 juta per tahun. Wow! Bisa lebih sih, kalau spesifikasi dan lokasinya memang bagus banget.
Udah cukuplah ya, buat hidup sederhana selama setahun, walau tanpa kerja kantoran. Heu.
3. Investasi kontrakan relatif lebih aman
Ya, dibandingkan sahamlah ya. Fluktuasinya enggak terlalu bikin pusing. Kalau enggak ada kondisi ekstrem (misalnya bencana alam besar, atau peperangan), harga rumah cenderungnya stabil.
Pokoknya bisa jadi andalan banget buat passive income, terutama buat bekal hari tua nanti.
Yang Harus Dipertimbangkan tentang Investasi Kontrakan Rumah
1. Biaya perawatan
Ini nih yang terutama. Biaya perawatannya tinggi. Mau sudah dihuni ataupun belum.
Kadang kan tergantung pada perjanjian sewa menyewanya sih ya. Kalau ada yang rusak, yang tanggung jawab pemilik atau penyewa. Nah, jadi sebaiknya, diperjelas di awal.
Beberapa kali dengar keluh kesah pemilik rumah yang punya rumah dikontrakkan ini. Ketika penyewa selesai masa kontraknya dan pindah, rumah ditinggalkan dalam kondisi rusak parah. Pipa air dan kerannya bocor, atap bocor, telepon enggak dibayar sampai diblokir, dan seterusnya.
Jadilah pemilik rumah keluar modal banyak buat mempermak lagi, supaya bisa laku untuk disewakan lagi.
2. Fungsinya bisa bergeser
Nah, ini nih. Ini kejadian yang benar-benar terjadi.
Seorang kenalan punya rumah kontrakan di kota lain. Dia hanya sesekali aja sih ngecek. Malahan hampir enggak pernah ngecek kalau sudah laku disewa orang. Asal uang sewa lancar, ya sudahlah ya. Dia juga sibuk kan?
Ternyata, beberapa bulan kemudian, tiba-tiba dia melihat rumah kontrakannya masuk TV. Bukan buat syuting sinetron sih, tapi lokasi penggerebekan sarang bandar dan pabrik narkoba.
Nah loh. Tepok jidat enggak sih? Memang bukan tanggung jawab dan kesalahan dia sih, tapi yah … bad luck aja jadinya.
3. Jangka waktu sewa bisa sangat pendek
Iya, bisa dibilang investasi kontrakan rumah ini cuma sebentar-sebentar saja jangka waktunya. Kadang, bahkan hanya beberapa bulan saja. Enggak bisa panjang bertahun-tahun. Jadi ya, siap-siap untuk berganti penghuni lebih sering–dan harus berhadapan dengan karakter masing-masing.
Kadang ini melelahkan lo!
Beda dengan kalau kita investasi ruko atau rukan, cenderungnya akan lebih panjang masa sewanya.
Tapi yah … namanya juga usaha kan ya? Pasti ada plus minusnya, ada ups and downs-nya. Termasuk juga investasi kontrakan rumah. Kalau misalnya memang sudah niat, ya ayo, segera rencanakan dan realisasikan!
Lalu, dari mana mulai kalau kita pengin investasi kontrakan rumah, yang sangat menjanjikan ini? Kemarin sempat ngobrol dengan seorang teman yang sukses “hanya di rumah” saja, tetapi dapat pemasukan dari 3 unit rumah yang dikontrakkannya.
Jadi ini dia 5 langkah memulai investasi kontrakan rumah
1. Tentukan lokasi
Sebenarnya yang pertama ini ya mesti memastikan duit buat beli rumah kedua, ketiga, keempatnya, ada. Ya kalau enggak ada, ya gimana dong ya? Mau nyewain rumah siapa?
Yang kedua, lokasi akan sangat menentukan. Kalau indekos, yang laku di area yang banyak kampusnya. Nah, kalau kontrakan rumah biasanya yang paling laku kalau ada di sekitar kawasan industri–banyak pabrik-pabrik–atau perkantoran.
2. Tentukan biaya sewa
Nah, di atas tadi sudah sempat disinggung, bahwa harga sewa bisa ditentukan dengan rumus 5% x harga jual rumah.
Tapi, pastinya hal ini tergantung pada spesifikasi rumah, lokasinya, dan segala macam faktor yang bisa memengaruhi. Lingkungan yang bersih atau lingkungan yang padat penduduk saja, bisa bikin selisih harga sewa yang lumayan.
Jadi, ada baiknya survei dulu di sekitar lokasi kita punya rumah. Berapa harga sewa yang pantas agar rumah kita laku dikontrakkan, tapi tetap bisa menguntungkan, pastinya.
3. Tambah fasilitas, jika perlu
Investasi apa pun butuh modal dulu, iya kan? Sahih kan ya? Termasuk investasi kontrakan rumah. Tinggal seberapa modal yang dibutuhkan. Kalau reksa dana, iya modal kecil Rp100.000 sudah bisa.
Kalau investasi kontrakan rumah ya lebih gede pastinya. Beli rumah saja sudah butuh duit banyak. Belum lagi, kalau mau meningkatkan nilai jualnya, ya kita bisa tambah fasilitasnya.
Misalnya, WC jongkoknya diganti WC duduk. Dapur dilengkapi dengan kabinetnya. Tambah kolam renang, mungkin? Atau, kamar mandi ditambah satu lagi? Atau, ditingkat aja sekalian tambah kamar?
Butuh modal, iya. Tapi juga akan menambah nilai. So, why not kan? Jadi, coba pertimbangkan, apa saja yang bisa kita lakukan.
4. Perawatan
Nah, ini. Biaya perawatannya jangan lupa dipertimbangkan juga, karena lumayan gede.
Apalagi kalau kondisi masih belum ada yang sewa. Tanggung jawab full ada pada pemilik rumah. Kalaupun ada penyewa, harus jelas di depan, kalau ada kerusakan siapa yang bertanggung jawab. Dan, ketika penyewa pergi, siap-siap juga untuk merenovasi lagi.
Belum lagi pajaknya ya. Harus juga dipertimbangkan. Pajak Bumi dan Bangunan banyak yang naik loh, tahun ini. So, bisa jadi beban tersendiri ya, kalau sampai kelupaan.
5. Asuransi
Lalu, perlukah beli premi asuransi terhadap rumah, dari bahaya kebakaran, tindak pencurian, huru-hara, dan sebagainya?
Kalau perlu, berarti ini saatnya untuk survei asuransi, dan mempelajari polisnya secara saksama. Sesuaikan dengan kebutuhan ya, karena ada banyak manfaat yang ditawarkan oleh asuransi yang masing-masing akan memengaruhi besaran premi yang harus dibayarkan.
Jadi, gimana? Ribet yak, mau mulai investasi kontrakan rumah?
Ya, namanya juga usaha, dan usaha itu enggak ada yang enggak butuh kerja keras. Meski dari luar kelihatannya cuma ongkang-ongkang sembari nunggu uang sewa datang, tapi orang-orang yang investasi kontrakan rumah ini tetap harus punya semangat juang yang tinggi juga. Minimal punya mental nagih uang sewa yang tertunggak. Bener nggak?
So, selamat merencanakan investasimu ya! Semoga cuan!