Jika kamu hendak mulai investasi saham, maka pertama kali yang harus kamu lakukan adalah memilih sekuritas yang dapat membantumu untuk bertransaksi.
Nah, masalahnya, sebagai pemula, bisa jadi kamu ngeblank, perusahaan sekuritas mana yang sebaiknya dipilih? Sekuritas kan ada banyak beud. Masing-masing ngeklaim diri sebagai yang terbaik juga pastinya. Terus, gimana milihnya, coba?
Tugas utama perusahaan sekuritas adalah menjadi perantara antara investor dan pasar modal sebagai pelaku transaksi efek. Makanya, kita mesti bener-bener berhati-hati dalam memilih sekuritas, karena bisa dibilang kita tuh memercayakan harta kita pada mereka.
No worries, berikut ada beberapa tip memilih sekuritas yang bisa kamu ikuti.
7 Tip Memilih Sekuritas
1. Terdaftar di BEI dan OJK
Yang pertama harus dilakukan kalau kamu mau memilih sekuritas adalah mengecek legalitas mereka, karena semakin banyak nih lembaga-lembaga keuangan ilegal yang enggak punya tujuan baik dengan bisnisnya.
Sudah kewajiban mereka untuk memiliki sertifikat pialang sebagai izin resmi perusahaannya. So, coba telusur website idx.com untuk mengecek, mana saja perusahaan sekuritas yang sudah terdaftar sebagai anggota bursa efek. Ada 500 lebih perusahan sekuritas sudah terdaftar, so enggak usah cari yang lain-lain.
Kalau mau, kamu bisa memilih perusahaan sekuritas yang berdomisili sama denganmu. Tapi misalnya enggak pun, zaman sekarang enggak masalah lagi, karena semuanya bisa dilakukan secara digital. Untuk keamanan pun terjamin, selama terdaftar sebagai anggota bursa efek, pastinya.
2. Periksa track record
Selanjutnya, kamu bisa memilih sekuritas yang punya performa baik.
Jangan kaget kalau kamu menemukan banyaknya teguran BEI pada hampir sebagian besar perusahaan sekuritas yang ada, ketika kamu mencoba menelusuri rekam jejak perusahaan-perusahaan sekuritas itu melalui mesin pencari. Bahkan sekuritas milik bank-bank besar dan paling terpercaya di negeri ini saja pernah mendapatkan teguran BEI.
Sanksi teguran BEI memang biasa diberikan asal masih batas wajar. Nah, kalau kebetulan kamu menelusur di Google dan menemukan begitu banyak kasus nggak senonoh suatu perusahaan sekuritas, nah, coba dipikirkan ulang deh. Mendingan jauh-jauh, dan coba mencari yang citranya lebih positif.
Kamu bisa browsing dengan kata kunci “kasus sekuritas”, atau “kasus pasar modal” juga bisa. Tinggal ditelusur dan di-list aja tuh, perusahaan sekuritas mana saja yang punya catatan buruk. Lalu, lebih baik dihindari.
3. Biaya admin dan setoran awal terjangkau
Nah, ini kadang yang kurang dipahami ya. Bahwa biaya-biaya ini juga termasuk dalam transaksi efek yang kita lakukan lo.
Misalnya, komisi. Setiap kali terjadi transaksi, maka ada komisi broker yang juga dibebankan. Besarnya beda-beda di setiap perusahaan sekuritas. Rata-rata memberlakukan rate yang berbeda antara transaksi beli dan jualnya. Besarnya–sekali lagi, rata-rata ya–kalau transaksi jual akan lebih besar 0,1 % dari transaksi beli. Jadi, misalnya kalau beli ada beban komisi 0,15 %, dan kalau kita menjual saham kita, maka broker akan mengenakan komisi 0,25 %.
Pastinya kita sebagai investor ya mencari komisi yang serendah mungkin, ketika memilih sekuritas, agar biaya pemotongan nominalnya juga bisa ditekan. Tapi, kamu perlu tahu, bahwa perusahaan sekuritas yang memiliki komisi rendah, biasanya juga memiliki plafon transaksi yang juga rendah. Hal ini bisa memengaruhi rencana investasi harian kita, seumpama kita hendak trading saham.
Yang perlu kamu perhatikan juga adalah batas setoran awal. Ada yang mewajibkan kita setor deposit dulu Rp100.000, tapi ada juga yang minta setoran awal Rp5.000.000. Masing-masing pasti ada plus dan minusnya. Enggak selalu yang setoran awal rendah berarti murahan layanannya. Enggak loh! Makanya cermati dulu masing-masing, sebelum kamu memilih sekuritas mana yang hendak kamu pakai, harus disesuaikan dengan rencanamu.
4. Proses daftar dan transaksi nggak ribet
Pernah nih, beberapa waktu yang lalu, seorang teman pengin ikutan investasi saham di sekuritas yang juga saya pakai. Tapi, gagal, soalnya untuk mendaftar butuh buku tabungan bank. Buku tabungan beliau entah nyempil di mana, nggak ketemu. Akhirnya, bisa mendaftar di perusahaan sekuritas lain, yang enggak butuh melampirkan buku tabungan. Dan, sekarang investasinya sudah lancar. Alhamdulillah, seneng kalau bisa meracuni orang gini mah.
Memang, aturan dan proses pendaftaran di perusahaan sekuritas ini bisa berbeda-beda. Jadi, coba deh cermati. Pilih yang nggak ribet, yang paling mudah untuk kamu jabanin.
Sebenarnya sih zaman sekarang sudah makin dipermudah ya? Kalau dulu mah kita mesti datang ke perusahaan sekuritas kalau mau mulai investasi. Dan, kalau saya pribadi sih, males tuh. Karena, biasanya malah jadi ditawarin macem-macem yang bikin saya gagal fokus, dan akhirnya malah nggak jadi melakukan tujuan semula.
Semua orang suka begini juga, apa saya sendiri sih yang sering merasa gini?
5. Punya aplikasi yang memudahkan
Nah, ini yang saya bilang, zaman sekarang dipermudah. Sudah banyak perusahaan sekuritas go online! Sudah banyak yang punya aplikasi sendiri, yang bisa diunduh gratis dan mudah!
Oh iya, salah satu teman lagi ada yang coba untuk berinvestasi di dua perusahaan sekuritas. Namun, akhirnya lebih aktif di salah satu saja, karena dia merasa interface aplikasi yang satu lebih user friendly ketimbang aplikasi yang lain. FYI, si teman ini mengaku, di salah satu aplikasi dia sering aja salah ketuk karena jempol kegedean atau karena apa, entahlah. I feel her sih, karena jempol saya sendiri gede dan susah buat ngetuk layar dengan tombol-tombol terlalu kecil.
Ternyata hal-hal seperti ini juga memengaruhi pilihan lo! So, pastikan mereka punya aplikasi dan aplikasinya mudah digunakan ya, kalau kamu memilih sekuritas untuk aktivitas investasimu.
6. Punya analis yang cerdas dan berkompeten
Nah, ini juga penting. Apalagi kalau kita mau berinvestasi di produk reksa dana. Ya masa kita mau memercayakan pengelolaan harta kita pada mereka yang enggak kompeten sih?
Yhang bhenhar sadjhah!
So, kalau suatu perusahaan sekuritas punya analis yang sering jadi narsum-narsum di media atau event, atau apalah yah, nah, itu patut kamu shortlisted deh. Apalagi kalau bagi kamu, pendapatnya sangat masuk akal dan sesuai dengan tujuanmu. Bisa banget jadi salah satu kandidat.
Langkah selanjutnya, telusur lagi track record-nya, bareng ketika kamu menelusur track record si perusahaan tadi. Apakah pernah ada kasus? Apakah ada berita negatif? Dan seterusnya.
Analisis mereka terhadap saham bisa banget membantumu, kalau kamu belum bisa melakukan analisis sendiri. Atau, mungkin kalau kamu lagi nggak sempat. Makanya, kita perlu analis yang cerdas, berkompeten, dan bisa merekomendasikan saham yang sesuai dengan tujuan kita berinvestasi.
7. Pilih yang suka bagi-bagi tip dan ilmu
Tip ketujuh dalam memilih sekuritas ini saya banget sih. Males banget memilih sekuritas yang media sosialnya sepi, nggak pernah update, ditanya sama follower juga diem bae. Ah, nanti kalau saya ada kesulitan apa-apa juga dicuekin dong!
Saya suka perusahaan sekuritas yang media sosialnya aktif, responsif, helpful, dan suka bagi-bagi informasi serta tip pada follower.
Nah, itu deh 7 tip memilih sekuritas yang paling pas untuk rencana investasi kita. Kamu punya tip lainnya yang belum ditulis di atas? Sok, ditambahkeun di kolom komen ya!
So, happy investing, fellas!
Penulis
Carolina Ratri berprofesi sebagai Marketing Communications Specialist di Stilleto Book. Bergabung menjadi penulis website Diskartes.com sejak Juni 2019.
Johan mengatakan
Kalau securitas yg kita percaya setelah saham yg dijual proses dana msk kerekening kita perlu 1 atau 2 hr kerja ternyata tdk masuk2 berarti securenya nakal apa yg hrs kita lakukan apa lapor kemana (ojk)? Bisa diselesaikan atau sdh terlambat… Betul sebaik sblm terjun pilih2 secure yg pasti2 tolong diberi pendapat solusi terbaik terima kasih sebelumnya…