Pasar modal dunia dengan usianya yang sudah panjang semakin menjadi tempat tepercaya warga dunia untuk mengembangkan aset.
Meski demikian, kalau dirasiokan dan meski sudah mengalami pertumbuhan, jumlah investor di pasar modal itu relatif masih kecil.
Kita bisa lihat di data terbaru jumlah investor pasar modal Indonesia saja—belum ke pasar modal dunia ya—per Juni 2022 mencapai 8 juta orang lebih. Bandingkan dengan jumlah penduduk usia produktif—asumsi mereka yang sudah berpenghasilan dan bisa berinvestasi—adalah 208 juta orang.
Artinya baru 4 di antara 100 orang yang berinvestasi di pasar modal.
Mengapa masih sedikit? Well, sepertinya penyebabnya sangat kompleks, tetapi salah satu di antaranya adalah anggapan bahwa berinvestasi di pasar modal ini terlalu berisiko. Karenanya, kurang jadi favorit terutama yang berprofil konvensional. Kesannya juga sulit untuk dipelajari, kudu mencermati grafik-grafik, memantau pergerakan pasar yang bikin siwer, dan seterusnya.
Padahal, ya, enggak segitunya. Yang kamu perlukan adalah memahami cara kerjanya, sehingga kamu paham betul risikonya, dan kemudian bisa mencari solusi untuk meminimalkan risiko tersebut.
Pengertian Pasar Modal Dunia
Dikutip dari website resmi Otoritas Jasa Keuangan, pasar modal adalah segala kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan saham, seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasa Modal. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pasar modal artinya pasar atau bursa modal yang memperjualbelikan surat berharga yang berjangka waktu lebih dari satu tahun.
Surat berharga seperti apa yang dijual di pasar modal dunia? Di antaranya:
- Saham, yaitu surat bukti kepemilikan modal seseorang atas suatu perusahaan terbuka. Dengan menjadi pemilik saham, maka akan ada hak-hak yang kemudian dimiliki.
- Obligasi, atau surat utang, baik yang diterbitkan oleh pemerintah maupun korporasi.
- Derivatif, yaitu surat berharga kontrak yang potensi keuntungannya tergantung pada underlying assets.
Ada banyak pihak yang terlibat dalam perdagangan di pasar modal. Mereka adalah:
- Emiten, alias perusahaan yang sahamnya diperjualbelikann di pasar modal
- Bank kustodian, yaitu lembaga tempat menitip dana investasi
- Sekuritas, yaitu broker atau makelar saham
- Investor, yaitu para pembeli dan penjual saham
- Lembaga-lembaga lainnya, seperti ada pengawas, penyelenggara, penjamin emisi, manajer investasi, hingga akuntan publik
Nah, kalau mau ikutin penjelasannya langsung ada di video ini nih. Silakan ditonton.
Sejarah Pasar Modal Dunia
Pasar modal dunia dimulai di Prancis, di abad ke-12. Kemudian setelah Prancis, pasar modal dunia kedua lahir di Bruges, Flemish, Belgia, di abad ke-13. Dari situ, kemudian pasar modal juga didirikan di berbagai negara di dunia, hingga sekarang hampir semua negara memiliki pasar modal. Bahkan ada satu negara memiliki 3 – 4 pasar modal.
Belanda adalah salah satu negara yang sudah memiliki pasar modal di era awalnya, dan mereka membawanya saat menjajah Indonesia. Tepatnya, tahun 1912, pasar modal pertama di Indonesia didirikan di Batavia oleh VOC.
Meski sudah berdiri sejak lama, tetapi pasar modal Indonesia sempat menghentikan kegiatannya antara tahun 1956 hingga tahun 1977. Setelah lama vakum, akhirnya pada bulan Agustus 1977, pemerintah Indonesia kembali mengaktifkan perdagangan bursa, yang saat itu ada 2 yakni Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Semen Cibinong adalah emiten pertama yang go public, dan diikuti oleh berbagai perusahaan lain hingga sekarang.
Nah, kalau mau mengikuti sejarah lengkap pasar modal dunia dan Indonesia, mending kamu langsung baca saja ke sumbernya ya. Ada di halaman website resmi Bursa Efek Indonesia ini.
Keuntungan dan Manfaat Berinvestasi di Pasar Modal Dunia
Sekarang, teknologi yang berkembang memungkinkan siapa pun untuk berinvestasi di pasar modal. Enggak perlu ribet datang ke sekuritas, kamu bisa investasi di pasar modal secara online. Nggak cuma di Indonesia, kamu juga bisa saja berinvestasi di pasar modal dunia, di pasar modal negara mana pun.
Asalkan, kamu aware dan paham akan risikonya.
Berikut keuntungan investasi di pasar modal yang bisa kamu dapatkan.
Mengimbangi inflasi
Secara umum dan rata-rata, inflasi di Indonesi akan selalu meningkat dari tahun ke tahun. Apalagi di tahun 2022 ini, dengan segala kendala ekonomi yang ada.
Kenaikan inflasi akan berdampak pada pengeluaran belanja kita. Harga barang kebutuhan pokok merangkak naik, seperti yang dapat kamu lihat pada grafik Indeks Harga Konsumen di atas. Sayangnya, hal ini sering tidak dibarengi dengan peningkatan penghasilan.
Di sinilah, peran investasi di pasar modal dunia termasuk di Indonesia akan dapat berperan. Rata-rata imbal hasil yang didapatkan dari investasi di pasar modal lebih tinggi daripada inflasi. Tentu saja syarat dan ketentuan berlaku ya, terkait risikonya. Karena itu, pemilihan instrumen adalah koentji. Kalau kamu memilih saham yang tidak berpotensi bagus, ya teteup sih, enggak akan berkembang. Makanya S & K berlaku.
Jika instrumennya memang berpotensi baik, dalam jangka waktu yang panjang, keuntungan yang baik juga akan kamu dapatkan.
Aset berkembang
Kalau kita berinvestasi di pasar modal dunia, pastinya kita mengharapkan keuntungan kan? Harapannya aset kita bisa berkembang.
Meskipun pergerakan pasar fluktuatif, tetapi instrumen yang bagus akan memiliki nilai yang berkembang seiring waktu. Menelusur data historis, paling rendah rata-rata imbal hasil saham setiap tahun adalah 12%. Kalau kita bisa berinvestasi minimal 5 tahun saja, imbal yang bisa kita dapatkan akan lebih besar daripada jika kita berinvestasi di instrumen lain, seperti deposito atau reksa dana. Bahkan emas sekalipun tidak bisa menjamin rata-rata 12% pertumbuhannya.
Seperti ini pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan dari tahun 2000 hingga 2022.
Grafik di atas menggambarkan peningkatan IHSG dari tahun 2000 hingga 2022. Tren yang meningkat seiring waktu menunjukkan bahwa melakukan investasi di pasar modal dalam jangka panjang akan memberikan keuntungan yang optimal.
Mendapatkan penghasilan pasif
Investasi di pasar modal dunia menawarkan penghasilan pasif, yang bisa didapatkan dari dividen yang dibagikan oleh perusahaan secara teratur.
Hanya saja memang tak semua saham bisa memberikan dividen. Kamu harus memilih saham tertentu yang memang loyal membagikannya secara teratur dari tahun ke tahun.
Selain itu, jika kamu memilih untuk investasi di pasar modal dunia dengan instrumen obligasi, maka kamu juga akan berpeluang mendapatkan penghasilan pasif dari pembayaran bunga utang atau kupon. Kupon ini akan diberikan oleh peminjam dana sesuai kesepakatan waktu dan besarannya.
Nggak perlu modal besar
Kalau dulu memang iya sih. Untuk bisa investasi di pasar modal, akan butuh modal puluhan juta. Makanya, untuk bisa berinvestasi, kita harus kaya dulu. Tapi sekarang enggak begitu lagi.
Untuk membeli saham, minimal kita diharuskan membeli 1 lot saham, yang terdiri atas 100 lembar saham. Nah, tinggal mencari saham dengan harga yang sesuai dengan kemampuan, dan juga melakukan analisis terhadap kinerjanya. FYI, ada kok saham blue chip yang harga saham per lembarnya Rp1.000. So, kamu hanya perlu modal Rp100.000 untuk membeli 1 lot saham. Selanjutnya, kamu bisa tingkatkan seiring waktu.
Andil dalam pertumbuhan ekonomi
Dengan kita berinvestasi di pasar modal dunia, maka kita sudah menjadi salah satu pelaku ekonomi yang aktif.
Seperti yang kamu tahu, kondisi pasar modal suatu negara akan menjadi cerminan kondisi ekonomi negara tersebut pada umumnya. So, kalau pasar modalnya aktif—dengan kita menjadi salah satu investornya—maka perekonomian negara pun berjalan dengan baik.
Nah, itu dia pengertian dan sejarah pasar modal dunia, dan apa saja keuntungan yang bisa didapatkan jika kamu menjadi salah satu investorn ya.
Gimana? Sudah yakin kan, akan cuannya investasi di pasar modal dunia? Yuk, investasi sekarang!