Assalamualaykum investor wanna be!
Bicara mengenai investasi, semua orang langsung berpikiran akan segera menjadi kaya, bermodal beli buku atau belajar saham hanya dalam waktu singkat. Tentu saja saya tidak menyalahkan mereka berpikir demikian, karena banyak referensi yang bergentayangan di internet mendukung pemikiran seperti itu.
Silakan Anda buka google atau search engine lainnya, ketik beberapa keyword berikut
- investasi menjadi kaya
- cara investasi cepat kaya
- dll…
Saya tidak akan screenshot hasilnya (jangan manja, buka sendiri), tapi sebagian besar tone-nya mirip yaitu mengukuhkan bahwa dengan investasi, Anda bisa cepat kaya. Sekarang coba Anda mengetik keyword sebaliknya, misal “rugi investasi”. Ketika menemukan hasilnya, isinya adalah reportase penipuan atau cara menghindari kerugian investasi.
Bagaimana kalau saya bilang,
Investasi tidak selalu membuatmu kaya, potensinya lebih kecil dibanding mereka yang mau membuka usaha.
Ada yang tidak sepakat?
No problem, lanjutin saja bacanya. Saya akan bicara pelan-pelan.
Sebagai awalan, tolong jawab pertanyaan, “Siapa investor yang saat ini kaya raya?”
Saya tebak jawabannya akan ada di seputar Warren Buffet, Charlie Munger, Peter Lynch, Carl Icahn, George Soros, atau kalau dari dalam negeri seputar Lo Kheng Hong. Sebenarnya masih banyak investor sukses dalam negeri, dimana mereka enggan disebut namanya dan mengumpulkan kekayaan dari pasar modal.
Lha ini kisah suksesnya, kenapa Diskartes bilang investasi enggak selalu bikin kaya?
Jawabannya adalah, berapa investor yang belum tajir melintir? Jauh lebih banyak. Saya tidak mengatakan rugi lho ya, belum tajir dan rugi adalah dua hal yang beda. Artinya meskipun kalian cuan 100 persen, kalau dapatnya 1 juta – 2 juta dalam setahun tentu belum bisa disamakan dengan LKH dan teman-temannya. Bukan mendiskreditkan nominal, karena tulisan saya tentang the power of 1 juta sudah menjelaskan bagaimana dahsyatnya pengelolaan dana yang terbatas sepanjang konsisten.
Saya mau menarik Anda ke bumi dan berpikir realistis.
Investasi Bisa Membuatmu Menjadi Kaya, tapi Kerja Keras yang Utama
Fokus utama investasi adalah untuk memberi profit lebih tinggi dibandingkan menaruh uang di Bank, atau standar lain seperti emas dan indeks. Dengan demikian, profit investasi sebesar 20% – 30% setiap tahun dianggap bagus dan realistis. Ketika tahun 2018 indeks mengalami penurunan, profit saya bahkan turun hanya 15% dalam satu tahun.
Ketika Anda punya pikiran bahwa investasi sudah pasti membuat orang menjadi kaya, maka ada syarat utama yang harus dipenuhi, yaitu:
- Memiliki modal besar; atau
- Memiliki waktu yang sangat panjang.
Let’s make simple, biaya hidup Anda perbulan sekarang Rp 7 juta, ditambah nabung Rp 3 juta. Berarti sebulan harus ada duit paling tidak Rp 10 juta, atau setahun Rp 120 juta. Kita gunakan pengandaian profit investasi per tahun adalah 20%, maka modal yang harus disediakan agar menghasilkan Rp 120 juta tahun depan adalah Rp 600 juta. Namun untuk mengembangkan modal, tentu saja harus lebih dari segitu, katakanlah Rp 700 juta – 1 Miliar. Sudah ada duit segitu di dompet? Kalau belum, kerja keras!
Atau kalau tidak modal awal segitu dan memilih jalur konsisten, maka Anda harus mampu menyediakan waktu. Ingat, beneran konsisten lho ya. LKH, Warren Buffet, mereka butuh waktu puluhan tahun untuk bisa kaya. Makanya kalau ada seminar “Cepat Kaya dari Saham”, itu totally bullsh*t. Sudah bisa nyiapin waktu puluhan tahun ga? Kalau tidak bisa nunggu lama, mulai kerja keras!
Secara tidak sengaja saya pernah membaca sebuah meme yang bertuliskan kira-kira begini,
Kemungkinan hanya 1 dari 100 orang bisa kaya dari bisnis. Sementara 1 dari 1.000 orang bisa kaya dari penghasilan karyawan yang rutin diinvestasikan. Dan 1 dari 1.000.000 orang menjadi kaya dari lotre.
Saya setuju dengan meme tersebut, investasi adalah proteksi ditambah profit wajar nan terukur. Tidak mungkin bisa cuan 100% setiap bulan, kecuali orang dalam yang dapat bisik-bisik tetangga. Atau kalau ada penawaran investasi dengan imbal hasil jauh di atas rata-rata normal, maka kalian justru harus mengkhawatirkan investasi bodong. Lain halnya dengan orang berbisnis, berdagang barang atau jasa, dimana ekspektasi profitnya tentu lebih tinggi diselingi risiko berupa biaya pula.
Jadi apa yang harus kalian lakukan?
Kerja keras, kumpulin modal. Profitnya sebagian taruh di instrumen investasi, sebagian lagi untuk pengembangan usahanya. Lakukan gitu terus-menerus.
Eh tapi sebelumnya, jangan lupa berdoa ya!
Apakah Harus Kerja Keras?
Pernah dengar ungkapan
“hard work beat talent when talent doesn’t work hard“
Trust me, again.. Kenyataan di dunia adalah demikian adanya, saya sering melihat betapa orang-orang dianugerahi talenta luar biasa harus kandas menjadi biasa saja karena memiliki rasa malas yang minta ampun.
Investor profesional juga tidak bisa seperti Thanos yang dengan hanya menjetikkan jari terus langsung merubah jalan cerita seluruh dunia. Berpuluh tahun mereka mempelajari ilmu investasi, misalnya:
- Analisis saham baik sisi fundamental dan teknikal
- Dasar investasi reksadana
- Pengenalan investasi cryptocurrency
- dll
See? Di awal Anda mau terjun ke dunia investasi pun ada “kerja keras”nya, tidak sekonyong-konyong jadi jagoan. Oh ya, poin-poin tadi bisa juga Anda pelajari di beberapa buku investasi yang saya rekomendasikan untuk dibaca. Lihat sana!
Saya Karyawan, Apa Harus Membuat Bisnis?
Pasti banyak di antara pembaca yang merupakan karyawan perusahaan atau pemerintah, dan di suatu titik bertanya kepada semesta. Apakah harus resign dan memiliki bisnis sendiri agar kaya?
Well, saya percaya jalur rezeki manusia berbeda-beda. Ada lewat usaha yang dibuat sendiri, atau dari tangan bos/perusahaannya. Yang mau saya tekankan disini adalah income stream-nya atau jalur pemasukannya. Katakanlah saat ini Anda seorang karyawan dan sudah mendapat profit dari investasi setiap bulannya, berarti ada dua jalur pemasukan. Kemudian Anda inisiatif membuka toko kelontong, maka akan bertambah menjadi tiga jalur pemasukan.
Dari sini terlihat bahwa investasi tidak boleh berdiri sendiri jika mau mengakselerasi kekayaan. Harus ada jalur-jalur lain buat nyari duit. Anda tidak harus resign dan membuka bisnis, tapi kalau memang sudah mantap perencanaan dan lainnya, ya monggo saja. Banyak kok karyawan yang bergaji mini di kantor, tapi penghasilan bisnisnya luar biasa di tempat lain. That’s life.
Ga percaya? Ada cerita nyata nih di kampung saya.
Beliau ini bisa dibilang senior saya, sekarang sedang menjadi pegawai salah satu pemda. Gaji sebagai PNS berapa hayo? Sekitar 2-3 jutaan. Ini nyata lho! Ternyata dia juga menjadi juragan warung makan, merknya terkenal di Indonesia jadi enggak mungkin saya sebutkan. Kata beliau, gaji sebagai PNS tidak cukup untuk bayar pajak bisnisnya.
Terus saya tanya dong, “Mas, kenapa ga resign aja biar fokus ngurus bisnis?”
Katanya, beliau tidak sanggup mengecewakan harapan orang tuanya yang ingin melihat sang anak menjadi pegawai negeri. See? Kelak mudah-mudahan bisa saya hadirkan di blog tentang profil beliau.
Okay, back to topic
Tambahan-tambahan penghasilan tadi, saya sarankan digunakan untuk investasi kembali. Jadi bisa dibilang bahwa nanti semua bermuara menjadi produk investasi, atau dengan kata lain investasi adalah ending, bukan awalan.
Wassalamualaykum investor wanna be!
imam syaerofi mengatakan
mantaap pool , luar biasa sangat bijaksana