diskartes.com – Assalamualaykum nerd!
Memilih saham yang bagus tidak akan pernah lepas dari yang namanya valuasi saham. Sementara valuasi saham adalah kelayakan nilai saham!
Itu adalah prinsip utama, dan selalu saya pegang hingga saat ini. Misalnya saham Siloam (SILO) ditransaksikan di rentang harga Rp8.000,- sampai Rp8.500,- per lembarnya. Apakah valuenya juga di harga tersebut?
Belum tentu.
Kalau ternyata value atau orang kita bilang “nilai wajar” saham SILO di harga Rp9.000,- maka sudah selayaknya kita beli. Sementara jika value nya cuma Rp7.000,-, ya ngapain kita beli? Kemahalan.
Itulah dasar value investing, yang sekarang jadi marak orang mengaku value investor.
Kalau menentukan valuasi saham di atas kertas, gampang-gampang susah. Yang utama tentu Anda harus mau mempelajari teknik fundamental perusahaan. Apakah sekarang kita akan mengulas itu lagi? Tidak.
Memilih saham dengan Magic Formula
Saya akan membawa pemikiran valuasi saham ke horizon yang berbeda, dari sudut pandang seorang Joel Greenblatt.
Kok bukan Warren Buffet atau Benjamin Graham yang sudah terkenal sebagai value investor dunia?
Mereka berdua sudah jauh lebih terkenal dan senior memang (yang satu almarhum). Tapi si engkong Joel ini punya konsep yang cukup menarik untuk menentukan saham yang layak dibeli. Menarik belum tentu rumit, karena tekniknya memang SANGAT MUDAH.
Joel Greenblatt merupakan seorang akademisi, investor, sekaligus penulis. Yaah, mirip-mirip saya dikit lah. Bedanya, dia menulis buku The Little Books That Beats The Market. Sementara saya? Tidak kalah keren dengan menerbitkan buku INVESTORY.
Pandangannya menjadi menarik dengan memperkenalkan magic formula, yang diyakini akan memberi return lebih baik dibanding rata-rata pasar dan berisiko rendah. Saya suka sekali dengan kata-kata “risiko rendah”, apakah Anda juga?
Pernyataan tersebut dibuktikan dengan menggunakan data historikal di bukunya, dan bisa kita lihat bersama. Secara sengaja, saya mengambil kutipan trading dari buku The Little Books That Beats The Market.
Sebenarnya, seperti apa magic formula ala Joel Greenblatt?
Tekniknya sederhana, yaitu memilih saham berdasarkan rangking dari return on capital dan earnings yield.
1. Return on capital
Coba buka dulu laporan keuangan si perusahaan, dan cari di bagian laba rugi untuk menemukan “laba sebelum pajak” atau lebih dikenal dengan EBIT (Earning Before Interest Taxes). Kemudian nanti akan diperhitungkan dengan tangible capital, rumusnya
EBIT/(Net Working Capital+Net Fixed Capital)
EBIT dipilih jelas untuk mengetahui seberapa besar pendapatan si perusahaan tanpa memperhitungkan pengurang pajak. Sementara itu, net working capital dan net fixed capital mengindikasikan total modal atau biaya yang dikeluarkan perusahaan agar bisnisnya bisa berjalan. Konsep ini semacam kombinasi antara ROA (melihat dari sisi aset) dan ROE (melihat dari sisi modal).
Semakin tinggi Return on Capital perusahaan, akan semakin bagus. Dari variabel yang digunakan, menunjukkan terdapat efisiensi penggunaan aset atau modal untuk mendapat profit.
2. Earning yield
Poin ini akan menjadi bahan diskusi hangat bagi banyak pihak, karena konsepnya yang unik. Tapi saya akan kasih tau dulu rumus menghitung earning yield, yaitu
EBIT/Enterprise Value
EBIT uda paham lah ya, kan uda dijelasin di atas. Saya uda berasa dosen aja nih.
Ngobrol masalah enterprise value aja ya. Jadi si enterprise ini melihat saham secara keseluruhan untuk menentukan layak tidaknya. Jelas konsep yang berbeda dengan P/E ratio yang menunjukkan perbandingan harga saham dengan pendapatannya.
Enterprise value itu begini. . . pake contoh aja lah ya.
Ada 2 perusahaan yaitu Astra Otoparts (AUTO) dan Indomobil (IMAS), katakanlah di bidang dengan pendapatan dan tetek bengek yang sama. Bedanya si IMAS punya utang di setiap lembar sahamnya sebesar 5.000,- dengan beban bunga 10%, sementara AUTO tidak. Untuk setiap LEMBAR saham mereka, tercipta kondisi seperti tabel berikut ini.
Harga saham AUTO adalah Rp6.000,-.sementara IMAS Rp1.000,-. Dengan demikian PER dari AUTO adalah 10 (dihitung dari 6.000/600), sementara PER dari IMAS adalah 3,3 (dihitung dari 1.000/300). Apakah AUTO lebih mahal dari IMAS?
Kalau menggunakan mazhab magic formula, maka TIDAK lebih mahal. Mari kita teliti lebih dalam.
Enterprise value (EV) memperhitungkan seluruh nilai dari perusahaan baik yang berasal dari modal ataupun utang. Dengan demikian, enterprise value dari AUTO adalah 6.000 (6.000 + 0 yang merupakan utang) sementara EV IMAS adalah 6.000 juga (1.000 merupakan harga saham + 5.000 merupakan utang).
Dengan EBIT yang sama yaitu 1.000, maka earning yieldnya sama yakni 1.000/6.000 = 17%
Jadi pada prinsipnya, seandainya butuh 1 Miliar untuk bangun kapal, maka total biaya yang dibutuhkan tetap 1 M. Tidak masalah mau dari utang atau tidak berutang sama sekali.
Langkah menggunakan teknik magic formula untuk memilih saham yang menguntungkan
Teknik penggunaannya bisa beda-beda, tapi saya menyarankan begini gaes.
1. Yakin saat memilih saham paling bagus
Sebenarnya Anda bisa memilih untuk menggunakan berbagai software yang sudah bersebaran di luar sana. Tapi mengumpulkan list saham yang akan diincar dengan intuisi sendiri akan lebih baik. Kumpulkan sekitar 20-30 saham yang Anda yakini memiliki potensi untuk melonjak. Tunjuk aja dulu yang memiliki kapitalisasi lumayan besar, karena kita belum mulai ke step analisis.
2. Rangking saham berdasarkan return on capital
Setelah ketemu 30 saham, maka lakukan rangking saham tadi dengan metode return on capital. Tentu dilihat yang paling besar.
Pilih sepuluh saham dengan return on capital paling tinggi. Apakah langsung dibeli? Tunggu dulu, masih ada 1 step lagi.
3. Rangking saham berdasarkan earning yield
Sudah dikumpulkan ya 10 saham tadi? Step terakhir adalah rangking lagi dengan metode earning yield-nya.
Pilih lima saja saham dengan kombinasi terbaik, gampangnya cari aja 5 paling baik untuk kemudian dibeli. Nah begitulah kira-kira isi dari buku The Little Book That Beats The Market. Mudah-mudahan bermanfaat untuk kalean semua yak!
Wassalamualaykum nerd!
nia nastiti mengatakan
Well noted banget Mas, aku sering buka2 investory yang halaman baca laporan keuangan ke belakang. Meski udah sering liat, biar makin mantep, hehe 😀
diskartes mengatakan
Haha, thanks Nia. Mudah-mudahan dapet profit gede ya kamu!
Nur mengatakan
Bang…bisakah disebutkan 5 saham di BEI dr hsl magic formula hsl hitungan Abang? 😉 nuar second opinion rekomendasi. Trims
diskartes mengatakan
Semoga kelak saya sempat rilis. Thanks
Ngurah mengatakan
Penjelasannya sangat detail bagus banget. Cuma untuk di pasar modal Indonesia masih belum ada penelitian menggunakan greenblatt strategi ya
diskartes mengatakan
Investor ada yang beberapa pakai lhoh, saya kepikiran nulis ini karena kebetulan ada yang make. Meskipun saya tidak. LoL
chandra mengatakan
Thank u,mas buat sharingnya. Gini mas, seperti sayur tanpa garam. Jadi kurang sedap mas, boleh share ilmu nya tentang enter dan exit strateginya. Biar sayurnya enak dinikmati. 🙂
diskartes mengatakan
Trims kembali, wah berpantun juga. haha. Sudah saya tulis di beberapa artikel sebelumnya mas, monggo dikulik
egi mengatakan
makasi tulisannya, jadilebih paham skrg ttg metode greenblatt