• BLOG
  • Buku
  • Podcast
  • Video
  • Testimonials
  • Data

Diskartes - Blog Investasi dan Ekonomi

Blog Perencanaan Keuangan, Investasi Saham, Cryptocurrency, dan Ekonomi.

  • Ekonomi
  • Saham
  • Blockchain
  • Perencanaan Keuangan
  • Fintech
Anda di sini: Beranda / Perencanaan Keuangan / Bagaimana Cara Saya Beli Reksadana Untuk Pertama Kalinya?

Bagaimana Cara Saya Beli Reksadana Untuk Pertama Kalinya?

Juli 30, 2017 By diskartes 10 Komentar

cara beli reksadanadiskartes.com – Assalamualaykum para pembaca yang super kueren!

Semua selalu ada yang pertama kalinya. Begitu pula kali ini, ceritanya seputar pengalaman ketika dahulu kala pertama kali beli reksadana.

Alkisah rasa penasaran tentang dunia persahaman sudah ada ketika masih di bangku SMA, gara-garanya baca koran yang ada berita ekonominya dan salah satu topiknya ngulas saham. Namanya aja masih sekolah, ya penasaran doang ga nyari tahu sana sini, akhirnya kependam.

Nah pas kuliah dapet berbagai macam ilmu baru mulai dari akuntansi yang lebih advance, trus manajemen keuangan, dan lain sebagainya. Sayang nilai akuntansi saya berantakan banget gara-gara ga pernah balance bikin laporan keuangan.

Tapi rasa penasaran tentang dunia saham mulai terbayarkan karena dari situ jadi ngerti isi daleman perusahaan. Kemudian manajemen keuangan mengajarkan melihat tingkat kesehatan si perusahaan. Namun, sekali lagi sayang seribu sayang, mau beli saham masih terganjal batas usia saat itu. I’m too young.

Karena kebelet investasi modern, muter otak dong, apa yang bisa saya lakukan?

Ternyata jawabannya adalah reksadana.

Yeaps, untuk reksadana ternyata usianya bisa masuk dan langsung mempelajari langkah-langkah yang harus dilakukan. Problemnya adalah pas banget ga punya uang! Mau investasi pake apa kalau uang cuma ratusan ribu buat biaya hidup sebulan.

Untung alam semesta mendukung, jadi pas pengen beli reksadana, ternyata ada kiriman uang 2,5 juta untuk bayar kos setahun di Bintaro. Yaudah lah ya, tahan dulu deh duit kos buat beli reksadana.

Pertama, saya cari reksadana yang paling terkenal. Tahun 2007 enggak banyak reksadana di Indonesia, jenis reksadananya pun tidak terlalu bervariasi. Oleh karena itu, skala pencarian saya naikkan ke perusahaan penerbit, bukan lagi produknya.

Baca Juga  4 Cara Mengatur Keuangan ala Baby Boomer yang Bisa Disontek oleh Milenial

Kedua, setelah dapat perusahaan investasinya (waktu itu ketemu PT. D*nar*ksa), saya langsung telepon ke mereka dan mengutarakan niat. Baru oleh si marketing, dijelaskan beberapa produknya dan disuruh datang ke kantor di Pondok Indah untuk buka rekening efek. Well, lumayan struggling ternyata untuk mulai berinvestasi.

Ketiga, setelah di kantor cabang PT. D*nar*ksa, isi ini itu, langkah selanjutnya adalah mentransfer sejumlah uang ke rekening efek yang telah dibuat. Dan akhirnya duit kos yang ada tadi, saya kirim ke rekening efek pertama tadi. Yeay!

Langkah yang harus dilalui pada masa itu memang tergolong ribet dan tidak praktis, apakah sekarang juga demikian?

NO!

Sekarang mah sederhana banget, sepanjang punya pulsa, bisa bikin rekening efek bahkan sambil istirahat atau party. Manajer investasi penjual reksadana juga seabrek, tinggal pilih mana yang cocok. It’s SO EASY!

Back to the story. . .

Setelah punya reksadana, puas nyobain, akhirnya terkendala juga karena kos belum dibayar selama berbulan-bulan. Alhasil tiga bulan setelah memiliki reksadana, saya terpaksa menjualnya untuk melunasi utang kos. Yang bikin kesel adalah, tidak ada kenaikan signifikan dari investasi, justru berkurang karena terkena biaya administrasi.

Di situlah pelajaran paling penting yang bisa kita semua ambil.

Reksadana adalah investasi jangka panjang!

Beberapa waktu yang lalu saya telah mengupas tentang teknik memilih reksadana agar menguntungkan bagi Anda. Namun meskipun Anda sudah ngerti, jangan pernah menganggap reksadana sebagai alat trading. Kenapa demikian? Jelas, selain kenaikannya tidak signifikan dalam jangka pendek, biayanya pun lumayan. Akibatnya akan sama dengan kisah yang barusan saya ceritakan, bukannya untung malah buntung.

Paham ya sobat?

cara beli reksadana

Cara Membeli Reksadana Di Era Modern

Okay, yang saya bincangkan tadi adalah masa lalu, saatnya kita beranjak ke masa sekarang, tips untuk Anda yang mau beli reksadana.

Baca Juga  5 Kesalahan Keuangan yang Biasa Terjadi pada Keluarga Baru

Sedikit spoiler aaah, sebenarnya langkah-langkah membeli reksadana sudah ada di buku INVESTORY, mulai cara mendaftar di perusahaan efek sampai melakukan pembelian. Tapi no problem, disini akan kita kupas juga beberapa poin pentingnya.

Tidak jauh beda dengan cara mendaftar 10 tahun yang lalu, hanya lebih mudah dan bervariasi saja pilihannya. Jadi saran saya selalu awali dengan tujuan yang jelas, mau yang banyak sahamnya atau obligasinya.

Setelah itu baru membuat daftar manajer investasi mana saja yang layak menjadi pilihan. Dari manajer investasi tadi, Anda bisa browsing lebih jauh mencari produk-produk yang sesuai dengan karakter Anda tadi.

Masalah utama investor sejatinya adalah kemalasan mengulik informasi, yang bisa Anda dapatkan dari sebuah prospektus reksadana. Prospektus ini menggali jeroan reksadana incaran, sehingga Anda bisa mengetahui strategi pengelolaan uang atas suatu reksadana. Kalau nyaman, lanjutkan investasi. Tidak nyaman? Anda bisa cari yang lain, masih banyak kok pilihan di luar sana!

Wassalamualaykum para pembaca yang super kueren!

Bermanfaat? Share yuk buat yang lain..Share on Facebook
Facebook
Tweet about this on Twitter
Twitter
Share on LinkedIn
Linkedin
Email this to someone
email

Ditempatkan di bawah: Perencanaan Keuangan Ditag dengan:bagaimana cara beli reksadana, beli reksadana, cara beli reksadana

Related Posts

  • Ingin Pensiun Dini? Coba Lakukan 10 Tips Ini
  • Selesaikan Utang Kartu Kredit dengan Cepat dan Efektif dengan 6 Cara Berikut
  • 5 Alasan Salah Utang Kartu Kredit
  • 4 Strategi untuk Memaksimalkan Investasi Reksa Dana
  • Jenis-Jenis Reksa Dana yang Perlu Kamu Kenali

Komentar

  1. Andreas Handani mengatakan

    Agustus 17, 2018 pada 9:46 PM

    Terima kasih banyak untuk artikelnya yang mencerahkan, bung Diskartes.

    Saya punya pertanyaan sehubungan dengan artikel ini. Jadi, hari Senin/Selasa ini, saya hendak mampir ke kantor cabang IPOT terdekat rumah saya untuk buka rekening dan membeli reksadana PERTAMA saya.

    Reksadana yang hendak saya beli adalah “Danamas Stabil” – dan saya berencana untuk memasukkan seluruh uang saya yang bersifat non-dana emergency kedalam reksadana ini.

    Pertimbangan utama saya adalah: Reksadana ini sangat, amat stabil. Bersifat fixed income, dan chart nya 10 tahun kebelakang tidak pernah turun, walaupun naiknya perlahan-lahan… (bung bisa check sendiri grafiknya, saya sampe bingung kok nggak ada fluktuasinya sama sekali…luar biasa.)

    Strategi saya adalah saat ini saya ingin mengumpulkan uang untuk modal investasi saham di masa depan – tapi daripada uangnya ditaruh di Bank dan tergerus inflasi, saya lebih prefer untuk taruh uang disini (reksadana Fixed Income yang resikonya sangat, sangat kecil…bahkan bila dilihat dari grafik 10 tahun terakhir, resikonya nggak ada) – Plus, ini super likuid, dan nggak ada fee pembelian karena beli lewat IPOT. Return rata2 dari 10 tahun terakhir adalah 11% per tahun.

    Bagaimana menurut bung Diskartes, apakah ini merupakan langkah pembelian pertama yang tepat bagi brand-newcomers Reksadana user seperti saya?

    Pendapat dari bung Diskartes akan sangat berarti buat saya.

    Salam,
    Andre

    Balas
    • diskartes mengatakan

      Agustus 17, 2018 pada 11:42 PM

      Ide brilian mas Andre, saya belum mengecek Danamas Stabil. Tapi karakter reksadana pendapatan tetap memang seperti itu.
      Jadi jika memang rencananya mengumpulkan modal agar bisa berkembang di dunia saham nanti, maka saya sangat setuju dengan cara Anda.

      Goodluck ya

      Balas
  2. Faruq mengatakan

    September 23, 2018 pada 6:05 AM

    Saya masih pemula dan sama sekali belum paham mengenai investasi saham. Mohon informasi lebih lanjut bisa melalui email.. Nanti bisa kontak2 via wa. saya ada ketertarikan mengenai saham. Semoga mendapatkan pencerahan. Terimakasih

    Balas
    • diskartes mengatakan

      September 23, 2018 pada 10:54 PM

      silakan. Bisa juga tnya di instagram langsung

      Balas
      • Retno mengatakan

        Juni 20, 2019 pada 9:03 PM

        Mau tanya, saya bener benr ingin investasi, tapi saya bl. Tau bgaimn cara mendftrnya ka.. Bisa bantu ya.. Apakah saya harus datang ke tempat langsnung yg mau kita investasi?
        Terimksh.

        Balas
        • diskartes mengatakan

          Juni 20, 2019 pada 11:28 PM

          Kamu bisa cari perusahaan sekuritas seperti yang sudah saya jelaskan di blog ini. Semoga membantu ya

          Balas
  3. tati mengatakan

    Februari 9, 2020 pada 11:24 AM

    Mau tanya,ka, saya ingin investasi, tapi saya bingung mulainya dari mana, bgaimn cara mendftrnya ka?Apakah saya harus datang ke tempat langsung ke PT R*ks*d*n* seperti kakakk, ap[akah ada alternatif lain?

    Balas
  4. tati mengatakan

    Februari 9, 2020 pada 11:34 AM

    Mau tanya,ka, saya ingin investasi, dana pensiun tapi saya bingung mulainya dari mana, bgaimn cara mendftrnya ka?Apakah saya harus datang ke tempat langsung ke PT R*ks*d*n* seperti kakakk, ap[akah ada alternatif lain?

    Balas
    • diskartes mengatakan

      Februari 9, 2020 pada 4:16 PM

      Tidak ada PT REKSADANA. Silakan belajar dulu dari awal, buka bagian diskartes.com/blog

      Balas
  5. Ihsan mengatakan

    November 11, 2020 pada 10:05 PM

    Kak mohon Bimbingan gimana cara kita bergabung ke reksadana

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter
  • YouTube

Podcast Diskartes

Diskartes x Fellexandro

Buku Investasi (Katanya…)

buku saham terbaik

Hak Cipta · Kebijakan Privasi · Hubungi · Karir · Tentang

Copyright © 2022 The Great Diskartes