• BLOG
  • Buku
  • Podcast
  • Video
  • Testimonials
  • Data

Diskartes - Blog Investasi dan Ekonomi

Blog Perencanaan Keuangan, Investasi Saham, Cryptocurrency, dan Ekonomi.

  • Ekonomi
  • Saham
  • Blockchain
  • Perencanaan Keuangan
  • Fintech
  • Bisnis
Anda di sini: Beranda / Ekonomi / Kenapa Harga Barang Naik Saat Bulan Puasa?

Kenapa Harga Barang Naik Saat Bulan Puasa?

Mei 28, 2017 By diskartes

harga naik di bulan puasadiskartes.com – Assalamualaykum teman-teman sekalian!

Saya sedang kelaperan tingkat akut ketika menulis ini, maklum puasa Ramadhan hari pertama di tahun 2017. Mata sayu penuh nafsu, badan yang lemas, untung otak masih bisa mikir, meski dikit. Jadi keinget omongan ibu di kampung tempo hari, katanya pas bulan puasa ini harga disana bakal naik. Musti siap-siap!

Memangnya, kenapa sih harga barang bisa selalu naik pada saat bulan puasa?

Jangan ada yang menjawab karena inflasi! Ingat inflasi sama dengan kenaikan harga, jadi bukan jawaban dari pertanyaan tadi. Yuk kita simak bareng beberapa faktor yang bikin kenaikan harga barang di bulan puasa.

Kenaikan Harga Di Bulan Puasa, WHY?

1. Hawa nafsu tak tertahan

Ekonomi akan selalu sama, dimana-mana hukum permintaan dan penawaran berlaku. Terkadang saya berpikir bahwa kadang manusia yang berpuasa lupa konsep dasarnya. Kita tidak akan ngobrolin agama disini, cuma nampaknya ustadz pernah bilang bahwa inti puasa adalah menahan hawa nafsu.

Coba deh main ke mall, menjelang maghrib hampir semua restoran penuh, semua menu dipesan pula. Atau berkunjung ke rumah seorang teman untuk numpang berbuka, kalau biasanya cuma satu menu, sekarang bisa 3-4 menu dihidangkan. Permintaan dari ibu-ibu rumah tangga dan restoran yang menumpuk inilah penyebab harga barang naik.

Bagus sih, karena masifnya konsumsi juga menggerakan sektor ekonomi. Jadi sepanjang inflasi terjadi dan terkontrol, tidak akan memberi dampak buruk bagi keuangan negara. Nanti juga turun sendiri harga barangnya, so tetap tenang ya kawan!

2. Permainan segelintir orang?

Menteri Penerangan di era Orde Baru, Harmoko bisa dibilang memberi contoh yang bagus untuk membatasi ruang gerak pemain besar memainkan harga. Saat itu masih kecil sih, jadi cuma dengar ceritanya. Beliau suka tampil di TVRI, kemudian mengumumkan harga bahan pokok semisal cabe rawit dan semacamnya. Good idea!

Baca Juga  Kesejahteraan Rakyat, Pendidikan, dan Koefisien Gini

Kenapa?

Karena dari pengumuman yang dibacakan oleh Harmoko, masyarakat tahu berapa harga bahan pokok yang seharusnya dibeli. Tengkulak juga berfikir dua kali ketika mau menaikkan harga seenak perutnya.

Dalam beberapa kisah meroketnya harga sembako, cabe, bahkan harga jengkol yang pernah melebihi dari harga daging, bisa ditemukan permainan dari orang yang tidak bertanggung jawab.

Sama saja seperti bandar saham, di bisnis bahan pokok juga ada bandarnya. Justru pemainnya bisa lebih besar karena berhubungan dengan perut rakyat banyak.

Untungnya saat ini pemerintah sudah menerbitkan aturan resmi yang menjamin ketersediaan, stabilitas dan kepastian harga dari beberapa komoditas bahan pokok strategis. Aturan tadi adalah Permendag No 27/M-DAG/PER/5/2017 tentang Penetapan Harga Acuan Pembelian di Petani dan Harga Acuan Penjualan di Konsumen.

Panjang bener ya nama peraturannya. Fyuh!

Nih ada beberapa kutipan dari situs berita nasional
harga barang naik

3. Ekspektasi pendapatan yang meningkat

Te Ha Er

Tiga huruf yang ditunggu karyawan se Indonesia, Anda juga bukan? Ironisnya semua orang berfikir bahwa warga Indonesia dapat Tunjangan Hari Raya (THR), tanpa kecuali. Kalau bukan dari kantor, ya dari keluarganya.

Pas sekolah saya suka meminta-minta THR dari orang tua.

Sang pedagang juga demikian, berpikir ni calon pembeli punya duit berlebih pas bulan puasa. Terlebih perilaku masyarakat yang lebih konsumtif, jadilah harga-harga semakin naik.

Bulan puasa juga menjadi momen bagi pekerja di luar negeri untuk pulang kampung ke Indonesia. Dan mereka bawa duit yang tidak sedikit lhoh, capital inflow yang terjadi lumayan besar dan mampu mengerek harga.

Bulan Ramadan, Lahan Pahala dan Bisnis

Kenaikan harga barang atau inflasi sebenarnya indikasi bisnis yang bergerak dengan baik. Oleh karena itu, sangat tepat menjadikan bulan ramadan sebagai waktu yang pas selain untuk beribadah juga mendulang pundi-pundi rupiah.

Baca Juga  Mengenal Abenomics: Kebijakan Ekonomi Hasil Pemikiran Shinzo Abe

Salah satu mantan pacar saya (uda lama putusnya), memiliki kebiasaan membuat kue lebaran dan menjualnya 10 hari sebelum Hari Raya. Lakunya luar biasa lhoh, saya aja dulu sering jadi kurir nganterin kue. Duh, nasib!

Kawan-kawan kantor yang mendadak jualan baju, makanan lebaran, juga pada bermunculan di bulan puasa. Sejatinya, asal mau gerak sedikit di bulan Ramadan, pasti Alloh akan memberkahi usaha Anda semua.

Wassalamualaykum teman-teman sekalian!

Ditempatkan di bawah: Ekonomi Ditag dengan:harga barang naik di bulan puasa, kenaikan harga barang, penghasilan besar di Indonesia

Related Posts

  • 7 Pekerjaan Dengan Gaji Besar Yang Tidak Butuh Gelar
  • Risk Attitude Menghadapi Ketidakpastian Akibat Isu Resesi 2023
  • Indeks Gini Indonesia: Pengertian, Contoh, dan Dampak yang Bisa Terjadi
  • Suku Bunga Acuan Naik Lagi, Apa Dampak dan Bagaimana Mengatasinya?
  • Siapa Adam Smith yang Dikatakan sebagai Bapak Ekonomi Modern?

Komentar

  1. deddyhuang.com mengatakan

    Juni 5, 2017 pada 9:13 PM

    aku kemaren mau beli hardisk external.. pas duitnya udah ada eh naik :((

    • diskartes mengatakan

      Juni 5, 2017 pada 9:21 PM

      Hahaha,,nunggu duitnya naek dulu koh berarti

  2. Humaidi mengatakan

    Juni 6, 2017 pada 9:25 AM

    Hikmah bulan Ramadhan omset pebisnis naik ? ….

    • diskartes mengatakan

      Juni 6, 2017 pada 5:24 PM

      amiiin

  3. love from jogja mengatakan

    Juni 7, 2017 pada 9:51 PM

    ooo jelas hawa nafsu penyebabnya mas dan mendasari perilak yang lain. Undah sembako naik listrik naik pula piye jal…habis lebaran belum tentu harga mau turun. Kalau sudah di atas lupa jalan ke bawah… Pak Jokowi terawih dimana sih ?.

    • diskartes mengatakan

      Juni 8, 2017 pada 8:31 AM

      Kalau sudah diatas masih mau turun mba. Tapi kemungkinannya kecil.

      Weleh, saya belum pernah traweh bareng beliau Mba. ndak tau..hahaha

  4. Adelina Tampubolon mengatakan

    Juni 9, 2017 pada 11:28 AM

    tapi moment ramadhan itu emang paling seru sich menurut aku. walaupun aku nga menjalani puasa, tapi agenda silaturahmi nya itu memadati jadwal sebulanan. bisa dibayangkan pengeluaran bulanan bengkak tapi senang2 aja sich.

    • diskartes mengatakan

      Juni 14, 2017 pada 10:48 PM

      iya.. kayak pas kemarin kita kumpul2 yak?
      hoho

  5. dani mengatakan

    Juni 13, 2017 pada 4:52 AM

    Tahun ini (katanya) harga-harga barang ga seberapa naik ya Om. Hebat kerja pemerintah ya.

    • diskartes mengatakan

      Juni 14, 2017 pada 10:49 PM

      Naik sih tetep om, tapi memang ga signifikan.
      Bukan cuma pemerintah, masyarakat juga makin sadar hukum cak

  6. Rosyid Juragan Bebek Ungkep Malang mengatakan

    Juni 13, 2017 pada 11:09 AM

    setuju dengan poin no 2..
    pemerintah sekarang tidak bisa mengendalikan bahan pokok…

    • diskartes mengatakan

      Juni 14, 2017 pada 10:49 PM

      sebenernya sudah lumayan bagus mas. Yang penting tetap terkendali.

  7. Ariesusduabelas mengatakan

    Juni 15, 2017 pada 7:45 PM

    Astaga, lama juga nih gak mampir.

    Dalam kacamata freak saya, harga naik pas puasa: konspirasi. Hahahaha.

    • diskartes mengatakan

      Juni 16, 2017 pada 9:19 AM

      hahaha..
      Silakan diramaikan lagi, kawan freak
      😀

  8. pring mengatakan

    Juni 16, 2017 pada 9:02 PM

    rencananya senin ntar mau bahas inflasi musiman ini

    • diskartes mengatakan

      Juni 16, 2017 pada 9:07 PM

      goodluck mas

  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter
  • YouTube

Podcast Diskartes

Buku Investasi (Katanya…)

buku saham terbaik

Copyright © 2025 diskartes