Ketika kita bisa bernapas lega seiring menurunnya kasus COVID-19 dilanjut ekonomi yang membaik, tiba di penghujung tahun kita dihadapkan dengan isu resesi di tahun 2023. Duh! Ini seperti keluar dari lubang buaya malah masuk ke sarang harimau. Tidak perlu panik dalam menghadapi isu seperti ini, kita harus tenang agar bisa menghadapinya dengan pikiran jernih. Ada cara yang bisa kamu lakukan ketika berada di kondisi seperti ini yaitu memahami risk attitude.
Isu resesi 2023 berembus kencang setelah IMF merilis pernyataan bahwa beberapa negara di dunia seperti Eropa, Tiongkok, dan Amerika Serikat akan mengalami perlambatan ekonomi dan berpotensi untuk terjun ke jurang resesi 2023. Publik dalam negeri pun khawatir pasalnya kita tengah mengalami resesi ekonomi sebagai akibat dari efek pandemi COVID-19, ketegangan geopolitik, dan kenaikan suku bunga acuan.
Wajar jika kita khawatir dengan kondisi ekonomi sekarang ini dan tahun depan. Namun, apakah dengan khawatir masalah akan selesai? Tidak. Di sinilah kamu perlu mempelajari risk attitude. Lantaran, dengan risk attitude kamu akan lebih fokus dalam mengatasi sebuah kondisi ketidakpastian secara proaktif agar bisa meminimalkan ancaman, memaksimalkan potensi, dan mengoptimalkan langkah untuk mencapai tujuan.
Tertarik untuk mempelajarinya? Yuk, disimak seluk-beluk tentang risk attitude dalam menghadapi ketidakpastian akibat isu resesi 2023.
Pengertian Risk Attitude
Ketidakpastian dalam hidup merupakan suatu hal yang mutlak. Kita tidak bisa memprediksi apa yang akan terjadi di menit berikutnya. Dan sebagai manusia pun tidak bisa menghindarinya, hal-hal yang muncul karena ketidakpastian ini akan menyebabkan sebuah risiko.
Risiko bisa didefinisikan sebagai bentuk ketidakpastian suatu kondisi yang mana bisa memberikan efek positif maupun negatif terhadap satu atau beberapa tujuan. Sikap kita akan menentukan bagaimana kita bisa mengelola risiko tersebut, menerima, atau menghindari.
Jadi risk attitude adalah bagaimana sikap seseorang maupun organisasi sebagai bentuk respons yang akan dilakukan agar bisa mencapai tujuannya. Di dalam prosesnya, risk attitude ini akan menghasilkan sebuah ketidakpastian yang dipengaruhi oleh pandangan. Dan akan dipengaruhi juga dengan beberapa faktor seperti:
- Heuristik, ini berjalan pada level kelompok dan individu. Contohnya, pemikiran kelompok, mengubah berisiko, ketersediaan.
- Situasional rasional, dalam hal ini bisa dalam bentuk kemampuan mengelola, kedekatan atau keakraban.
- Emosi.
Apakah risk attitude setiap orang sama?
Jawabannya tidak.
Mengapa demikian?
Seseorang memiliki risk attitude yang berbeda dengan orang lain walaupun keduanya menghadapi situasi yang sama. Pasalnya setiap orang memiliki pemahaman dan respons yang tidak sama dalam merasakan sebuah ketidakpastian.
Adalah sebuah kesalahan jika kita melabeli sesorang di kondisi risk attitude tertentu. Kendati demikian, umumnya setiap orang mempunyai kecenderungan risk attitude yang spesifik. Nah, sikap tersebutlah yang akan menunjukkan respons asli seseorang yang muncul pertama kali ketika berhadapan dengan ketidakpastian yang tadi.
Di sini kita bisa lihat bahwa risk attitude juga bisa menciptakan perilaku risiko (risk behaviour) dari seseorang.
Jenis-Jenis Risk Attitude
Risk tolerance
Jenis-jenis risk attitude yang pertama adalah risko tolerance atau toleransi risiko.
Risk tolerance adalah batas ukur yang dimiliki seseorang dalam perencanaan keuangan. Dari sisi investor risk tolerance merupakan kondisi di mana dia bisa bertoleransi terhadap pengembalian hasil investasi. Investor yang memiliki risk tolerance biasanya lebih bersikap realistis dan mempunyai pemahaman akan perubahan nilai investasi.
Risk Aversion
Risk aversion atau penghindaran risiko merupakan perilaku individu di mana saat dihadapkan dengan ketidakpastian, dia akan berusaha menurunkan ketidakpastian tersebut. Individu (baik investor maupun konsumen) yang memiliki jenis risk attitude ini kerap ragu-ragu dalam memutuskan suatu hal jika hasil atau keuntungan tidak bisa diprediksi.
Contoh risk aversion, seorang investor yang lebih memilih instrumen investasi deposito walaupun bunganya kecil ketimbang menyimpan aset ke instrumen saham yang risikonya tinggi.
Risk neutral
Seperti namanya yaitu risk neutral, individu yang memiliki jenis risk attitude ini akan memilih bersikap netral ketika berhadapan dengan kondisi ketidakpastian. Mereka tidak terlalu fokus terhadap risiko, melainkan memilih bergantung pada keuntungan, harga dan juga faktor eksternal meskipun sikap netral ini bersifat situasional.
Risk seeking
Ada golongan orang-orang yang berani menerjang hal-hal berisiko, mereka termasuk dalam kategori risk seeking (pencari risiko). Konon, orang-orang ini tidak terlalu peduli dengan kondisi yang tidak pasti dan mudah untuk beradaptasi dalam segala bentuk situasi. Salah satu contoh risk attitude menghadapi kondisi ketidakpastian dari individu risk seeking ini adalah mereka tidak ragu berinvestasi seluruh dananya ke pasar saham.
Sudah mulai paham seperti apa risk attitude dan barangkali kamu bisa mulai memikirkan termasuk di jenis yang mana? Nah, selanjutnya cara yang bisa kamu lakukan dalam menghadapi kondisi ketidakpastian akibat isu resesi 2023.
Cara Menghadapi Kondisi Ketidakpastian Akibat Isu Resesi 2023
Memiliki pendapatan tetap
Tidak dimungkiri dengan memiliki pendapatan tetap, kita akan merasa tenang. Sejak pandemi COVID-19 banyak karyawan di berbagai perusahaan di-PHK. Gelombang PHK hingga sekarang ini pun belum surut. Apabila sekarang ini kamu memiliki pekerjaan tetap, bertahanlah.
Menyiapkan dana darurat
Dari pandemi COVID-19 kita belajar bahwa dana darurat itu penting dimiliki. Dengan dana darurat, kondisi keuangan kita bisa terjaga ketika terkena gelombang PHK misalnya. Atau bisa membantu saat ada anggota keluarga yang sakit. Pokoknya sisihkan dana setiap bulannya untuk dana darurat.
Memiliki pendapatan sampingan
Hal ini bisa menyelamatkan kondisi keuangan kamu. Cobalah untuk memiliki pendapatan sampingan yang tidak mengganggu waktu kerja utama. Misalnya menjual jasa desain grafis, menjadi reseller produk fashion atau membuka usaha kecil-kecilan.
Nah, tapi jaga, supaya pekerjaan sampingan tidak mengganggu pekerjaan utama, pun membuatmu burnout. Karena ya, percuma jadi sampingan kalau ternyata mengganggu, kan?
Coba dengarkan dulu podcast berikut.
Mengelola keuangan
Memiliki pemahaman pengelolaan keuangan adalah sebuah risk attitude yang sebaiknya dimiliki setiap orang. Percayalah dengan kemampuan mengelola keuangan, maka dengan pendapatan tetap dan sampingan yang kamu miliki, kamu akan mudah membaginya ke berbagai pos keuangan bahkan bisa meningkatkan porsi dana darurat.
Dan yang terpenting kamu bisa memilah mana yang sekedar keinginan dan mana yang benar-benar kebutuhan.
Investasi
Sekarang ini ada banyak pilihan investasi. Kamu pun bisa memulainya bermodalkan uang sebesar Rp100 ribu rupiah. Tapi selalu ingat, sebelum memutuskan instrumen investasi yang akan digunakan, cek dulu profil risiko kamu ya agar tidak salah pilih.
Sekali lagi kondisi ketidakpastian akan terus berlangsung, maka setiap orang wajib bisa mengelola risiko dengan memperhatikan risk attitude. Ingatlah, risiko tidak bisa dihilangkan tapi dikelola.
Jangan lupa untuk subscribe channel YouTube Diskartes dan juga Podcast Diskartes untuk berbagai ilmu perencanaan keuangan, investasi, dan ekonomi seru lainnya ya.