diskartes.com – Assalamualaykum sahabat!
Sering ga sih denger judul di atas? Pastilah kalo nggak dari obrolan orang-orang, ya dapet di media sosial. Wajar sih kalau masyarakat melontarkan pertanyaan itu, karena memang jarang banget tersosialisasikan langsung.
Makanya tema anggaran kita angkat dulu deh, biar Anda punya gambaran yang cukup komprehensif. Tapi sebelumnya tolong perhatikan statement ini dulu…
Tulisan ini tidak mewakili satupun institusi, tidak mendapat sponsor dari pihak manapun, dan tidak mencari lawan debat.
Kalau Anda mengamini pernyataan tadi, mari dilanjut. Kita mulai ya…
Memangnya anggaran negara itu buat apa? Buat bayarin pegawainya?
Kalau sampai pertanyaan ini terlontar dari Anda, wah berarti kelewatan obrolan tentang APBN 2017. Emang sih saat ini porsi negara untuk membayar pegawainya masih cukup tinggi, itu kenyataan kok. Udah gitu pake pensiun pulak, makin banyaklah yang bilang orang-orang tua sudah tidak berguna, ga bekerja tapi dibiayain negara.
Yuk ah, kosongin gelasnya, kita akan melihat dari sudut pandang yang berbeda.
Pensiunan PNS dibiayai negara dari hasil kerjanya selama AKTIF. Artinya ketika mereka masih bekerja, duitnya dipotong perbulan untuk dialihkan ketika pensiun. Kalau dari kacamata ini, berarti sudah jelas dong ya bahwa negara membayar orang-orang yang masih bekerja.
Contohnya begini, Pak Jati bergaji 5 juta sebulan. Nah dari 5 juta tadi, maka diambil 100 ribu perbulan sebagai dana pensiun kelak. Setelah pensiun, maka Pak Jati akan mendapat akumulasi tabungan tersebut.
Kemudian tentang beban anggaran, memang dengan jumlah pegawai yang makin membengkak akan terus menambah anggaran negara. Oleh karena itu, dalam beberapa tahun kemarin dilaksanakan moratorium PNS.
Tapi jangan minta untuk pecat-pecatin semua pegawainya yak, nanti saya akan jobless dong, guru-guru dan dokter cantik pun bisa menganggur. Rasionalisasi jumlah pegawai memang perlu, saya setuju itu.
Terus itu, kenapa sih kalo akhir tahun pada sibuk penyerapan anggaran?
Ada lho seorang temen yang tanya beginian. Dulu juga saya bingung kenapa bisa kayak gini yak? Setelah bertahun-tahun mengamati, saya punya kesimpulan sendiri.
Jadi begini kawan-kawan, yang namanya eksekusi itu pasti ada kaitannya dengan rencana. Nah ibarat sungai berarti dari hulu ke hilir.
Sayangnya yang namanya rencana pasti akan selalu beradaptasi menyesuaikan kondisi yang ada. Manusia bukan robot, Anda juga pasti sering mengalaminya. Nah perubahan rencana, membutuhkan konfirmasi dari beberapa pihak, sehingga proyek yang harusnya dilakukan menjadi mundur.
Dari obrolan sederhana ini aja sudah kelihatan kenapa dana nya terasa lambat digunakan. Oh ya, ada yang perlu Anda ketahui bersama bahwa peran masyarakat saat ini semakin meningkat.
Perilaku Anda di media sosial secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap kualitas kerja pemerintah.
Akhir-akhir ini coba deh perhatikan, ngeri sekali perang di ranah internet. Blok A versus Blok B. Belum lagi blok A atau B menyerang pemerintah. Tahu nggak sih akibatnya?
Ketika saya membaca berita-berita nasional, saya menemukan benang merah. Pikiran yang seharusnya lebih produktif untuk “creating” justru banyak kesedot untuk “blocking”. Mereka keabisan tenaga untuk mengeblok black campaign.
Oh gitu, terus penting ga sih menyerap anggaran?
Kalo pertanyaan saya balik boleh kan.
Menurut Anda perlu atau tidak, ada TNI dan kapal yang menjaga perbatasan? Atau guru-guru SD mengajar untuk si kecil, dan bahkan ada alokasi APBD digunakan untuk membayar bapak-bapak tukang sapu di kota Anda.
Justru hal-hal kecil tadi adalah big picture-nya, meski sampai saat ini infrastruktur yang ada masih jauh dari optimal. Kalau Anda menganggap hal-hal kecil tadi tidak penting, jangankan infrastruktur, harga cabai yang sekarang meroket pun tidak akan turun. Tahu kenapa?
Salah satu cara untuk menurunkan harga komoditas (termasuk cabai) adalah dengan melakukan intervensi pasar yang membutuhkan rupiah!
Kemudian kita kembali ke problem akhir tahun, dimana biasanya penggenjotan untuk menyelesaikan kegiatan mulai kerasa. Sebenarnya siklus ini mirip dengan siklus usaha lain, katakanlah Kantor Akuntan Publik (KAP) di bulan-bulan 3-4 atau bisnis retail yang memacu penjualan di akhir tahun.
Semua punya siklus.
Dengan keterlambatan pengerjaan proyek, otomatis masih cukup banyak dana menjelang akhir tahun. Selama masih ada kesempatan untuk melaksanakan kegiatan, maka uang tadi akan terus digunakan. Dan seperti yang sudah kita bicarakan di atas, biasanya adaptasi terhadap kondisi sekitar semakin tipis. Sehingga relatif tidak banyak ada perubahan-perubahan rencana kegiatan.
Kenyataannya memang banyak program yang tidak terselesaikan 100%, dan ini menjadi catatan tersendiri lho ternyata. Makanya sebisa mungkin pemerintah selalu berusaha mencapai penyerapan 100%.
YOU membela pemerintah?
Nope, RUGI saya karena tulisan ini tidak dapat bayaran. Bagaimanapun, saya adalah cowok matre.
Baca deh dari atas, isinya kan cerita yang saya simpulkan selama beberapa tahun bekerja. Karena mau tidak mau, pekerjaan yang dilakukan pemerintah akan berimbas ke investasi milik kita semua.
Udah ah, capek.
Wassalamualaykum sahabat!