• BLOG
  • Buku
  • Podcast
  • Video
  • Testimonials
  • Data

Diskartes - Blog Investasi dan Ekonomi

Blog Perencanaan Keuangan, Investasi Saham, Cryptocurrency, dan Ekonomi.

  • Ekonomi
  • Saham
  • Blockchain
  • Perencanaan Keuangan
  • Fintech
  • Bisnis
Anda di sini: Beranda / Perencanaan Keuangan / 13 Pelajaran Mengatur Keuangan Keluarga Yang Wajib Suami Wariskan Sebelum Meninggal

13 Pelajaran Mengatur Keuangan Keluarga Yang Wajib Suami Wariskan Sebelum Meninggal

Oktober 3, 2016 By diskartes

keuangan keluarga

(Update 2019)

diskartes.com – Assalamualaykum Brothers!

Salah besar jika Anda berpikir tulisan tentang cara mengatur keuangan keluarga sarat akan pesimisme, justru penuh dengan harapan agar semua orang yang masih bernapas bisa melanjutkan hidup dengan bahagia. Seorang teman saya sebelum berangkat ke Australia untuk menyelesaikan PhD nya menceritakan bagaimana dia mempersiapkan dana untuk keluarganya apabila meninggal kelak. Dia juga mengajarkan kepada istrinya mulai dari cara mencairkan asuransi jiwa, sampai mengatur dana sekolah anak ketika sudah tiada.

Benar sih kata orang, yang penting mewariskan agama dan pendidikan yang baik untuk anak-anaknya dan semoga itu terpenuhi. Tapi tidak bisa diremehkan juga loh meninggalkan ilmu keuangan keluarga agar kesayangan Anda tetap survive dan berada di jalan yang seharusnya. Jadi, apa saja yang harus disiapkan?

Bagaimana Cara Mengatur Keuangan Keluarga

1. Surat Wasiat

Adinda yang terkasih,

Engkau tak ubahnya permata paling bersinar di muka bumi ini, jika surat ini telah dibuka berarti aku sudah mengawasimu dari surga yang indah. Aku tidak bisa menjagamu seperti dulu, tapi tak sulit engkau menggunakan uang yang kuwariskan untukmu.

Ada 200 juta di tabungan, tentu PIN-nya masih kau ingat. Itu tanggal pernikahan kita. Cairkan asuransi jiwaku, nilainya tidak kurang dari RP 500 juta. Selain itu masih ada saham senilai lebih dari 1 Miliar yang tak perlu adinda uangkan. Dividennya masih cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

Suamimu yang gondrong
xx

Yeap, itu contohnya. Sekali lagi bikin sekarang, kita tidak pernah tahu apa saja yang akan menimpa kelak. Beri tahu pasangan hidup Anda, dimana surat wasiatnya tersimpan.

2. Bereskan Utang

Utang diri sendiri aja merepotkan, masa tega mau diwariskan ke keluarga? Itulah kenapa saya selalu ingatkan untuk beresin utang sesegera mungkin. Ingat ya, lebih baik tidak meninggalkan harta dan utang, daripada ada harta tapi nyisain utang. Dicari-cari debt collector bukan aktivitas yang menyenangkan Guys!

Selain itu saya juga menekankan bahwa sebisa mungkin tidak menambah utang jika kondisi memungkinkan mandiri, bahkan terhadap keluarga. Bukan berarti tidak boleh, tapi khawatir akan terjadi ketidaknyamanan dalam keseharian bukan?

Baca Juga  Bisnis Yang Baik Selalu Diawali Kata "Gagal"

Oleh karena itu, bahkan di buku terbaru saya, perkara utang langsung dibahas dalam satu bab khusus.

3. Tuliskan Daftar Yang Harus Segera Dilakukan

Panik, cemas, dan kosong, itulah yang akan dialami orang-orang tersayang kita. Seorang wanita di TV menangis tersedu-sedu sambil berkata, “Saya tidak tahu lagi apa yang harus saya lakukan sekarang. Suami saya meninggal terlalu cepat.“

Daftar ini akan membantu istri Anda tetap fokus dengan apa yang harus dilakukan. Selalu ingatkan dia dimana Anda menyimpan sang daftar.

4. Bagaimana Dengan Asuransi Jiwa?

Percayalah kalau saya bukan agen asuransi, tapi memang berguna banget ni produk. Menyiapkan asuransi untuk mereka yang ditinggalkan ternyata penting, terutama jika Andalah tulang punggung keluarga. Konsepnya sebenarnya enggak perlu terlalu banyak nilainya, yang penting bisa untuk bertahan beberapa purnama sampai sang istri mendapat pemasukan baru.

Jelaskan kepada istri mulai dari produk asuransi apa saja yang dibeli, perkiraan pertanggungannya, sampai cara mencairkan asuransi jiwa milik Anda.

5. Persiapkan Dana Pendidikan Dengan Investasi

Segalanya akan menjadi lebih mudah jika ternyata Anda memiliki investasi untuk ditinggalkan. Misalnya saham, dalam jumlah besar tentu dividennya akan bermanfaat sebagai penghasilan tambahan. Reksadana, obligasi, sepetak tanah atau apapun itu akan sangat membantu sebagai cadangan jika uang tabungan keluarga sudah habis. Bahkan akan ada potensi kenaikan nilai yang justru bisa diandalkan untuk survive di kemudian hari.

Karena konsep investasi adalah jangka panjang, maka ini layak digunakan untuk mempersiapkan pendidikan si buah hati. Jika Anda memilih investasi yang tepat, kenaikannya bisa menutup biaya pendidikan yang merangkak setiap tahunnya.

6. Mulai Menghitung Aset

Utang beres, investasi sudah siap, nah mulai deh menghitung kekayaan Anda. Lakukan paling tidak setahun sekali. Caranya gimana?

Buat list harta apa saja yang dimiliki, misalnya mobil, rumah, sawah, atau lainnya. Kemudian beri nilai sesuai dengan harga pasar dan simpan baik-baik dalam file komputer dan didokumentasikan.

Perhitungan aset ini menjadi penting karena akan membantu istri mengetahui aset yang menjadi milik kalian dan harganya saat itu. Dengan demikian, apabila ada rencana untuk menjualnya di kemudian hari, dia akan tahu perkiraan harganya. Ingat, jaman sekarang banyak orang ngincar harga BU (Butuh Uang). Jangan sampai si cantik kesayangan Anda menjual barang kalian dengan harga BU karena tidak tahu nilai pasaran!

Baca Juga  5 Kesalahan Keuangan yang Biasa Terjadi pada Keluarga Baru

7. Anda Punya Bisnis?

Jika ternyata Anda bukanlah seorang karyawan tetapi pebisnis atau seorang karyawan merangkap bisnis, mulai ceritakan kepada sang istri bagaimana bisnis itu bekerja. Bahkan jika perlu, kenalkan doi dengan partner bisnis dan karyawan Anda. Poinnya bukan untuk mengajarkan dia berbisnis lho ya, tetapi agar dia tahu kegiatan usaha Anda.

Cuma itu? Yeaps! Percayalah, kelak Anda akan berterima kasih dengan saya karena mengikuti tips ini.

8. Mengajari Cara Mengambil Pensiunan

Tidak ada salahnya mengajari pasangan tentang cara mengambil pensiunan baik melalui Taspen, Jamsostek, atau badan lain. Kenapa penting? Ternyata banyak juga yang nggak ngeh sehingga tidak tahu menahu syarat apa saja yang dibutuhkan agar dana yang menjadi hak Anda bisa dicairkan. Ketika istri sudah tahu syarat yang diperlukan, maka mempermudah dia untuk tidak terlalu dipusingkan dengan hal-hal yang bersifat administrasi.

9. Kalkulasi Kebutuhan Bulanan & Dana Darurat

Setiap bulan, pasangan suami istri Totok dan Awkar menghabiskan 10 juta untuk kebutuhan sehari-hari plus cicilan Ferrari. Total penghasilan mereka adalah 15 juta, nah uda ketauan kan tabungannya 5 juta, pengeluaran 10 juta. Ketika Totok meninggal, maka penghasilan akan menurun, tetapi bagaimana dengan pengeluaran? Bisa turun dan bisa juga tetap!

Okay, kita akan fokus cari solusi untuk case seperti ini. Apa yang harus dilakukan?

Setelah tahu kebutuhan bulanan (Anda bisa memanfaatkan alat hitung gratis ini), maka bisa kita ambil kesimpulan selama beberapa bulan atau bahkan beberapa tahun kedepan bahwa pengeluarannya nggak akan berubah jauh. Untuk menutupinya, maka usahakan menyimpan sejumlah uang perbulan, katakanlah 10% dan alokasikan menjadi dana darurat.

Minimal jumlah dana darurat bisa mencukupi kebutuhan selama 6 bulan ketika tidak ada pemasukan. Dari kasus tadi, Totok dan Awkar paling tidak harus mengumpulkan RP 60 juta sebagai dana darurat.

10. Password Online

E-banking, online trading, dan servis keuangan semacamnya menggunakan password untuk bertransaksi. Untuk mempermudah transaksi di kemudian hari, jangan ragu untuk memberi tahu pasangan Anda SEMUA password online yang dimiliki.

Baca Juga  7 Tip Memilih Sekuritas untuk Pemula

Pada intinya, berikan semua akses ke semua rekening keuangan Anda. Saya sendiri kurang sepakat dengan beberapa orang yang bermain kucing-kucingan dalam menyimpan uang, apalagi menyembunyikan dari pasangannya seperti beberapa komentar di artikel tentang “Tips Menabung Untuk Wanita Yang Bersuami Super Boros“. Kalau mau melakukan pembagian uang, silakan aja. Tapi kalau sampai saling ngumpetin, well kayaknya ada yang salah!

11. Kunci Mengatur Keuangan Keluarga: Berbagi Tanggung Jawab

Apakah pengelola duit di keluarga Anda adalah sang istri? Jika iya, sebenarnya kekhawatiran Anda bisa berkurang karena doi sudah terbiasa mengatur uang sampai ke pembelanjaannya. Nah masalah muncul untuk Anda yang tidak berbagi tanggung jawab keuangan dengan sang istri. PR nya menjadi banyak. Bagaimanapun juga kunci dalam mengatur keuangan rumah tangga adalah berbagi tanggung jawab.

Salah satu langkah tepat untuk menyiapkan keluarga mandiri adalah dengan berbagi tanggung jawab, termasuk di bidang keuangan. Mulai saja dengan hal kecil, misalnya untuk masalah belanja bulanan dan liburan menjadi kewenangan si ibu rumah tangga. Bahasa kerennya sih transfer knowledge.

12. Jelaskan Segala Sesuatu Yang Penting

Beberapa ibu rumah tangga tidak paham kenapa suaminya sibuk di depan laptop ngeliat pergerakan saham, atau kenapa harus memiliki banyak rekening dengan isi yang beda-beda. Jelaskan kepada mereka tujuan Anda. Misalnya rekening A untuk kuliah anak, rekening B untuk dana darurat, dan semacamnya. Dengan demikian doi memahami filosofi yang mendasari perbuatan Anda. Meskipun sepele, langkah ini akan membantunya kelak di kemudian hari.

13. Jaga Kesehatan Anda

Diluar semua itu, mereka tidak akan mau kehilangan Anda. So, akan jauh lebih baik bagi Anda untuk menjaga kesehatan daripada 12 poin yang sudah saya sebutkan. Enggak perlu terlalu ngoyo cari duit, Kawan. Yang penting cukup buat bersenang-senang. Argh, panjang bener tulisannya sampai capek. Kalian nggak akan rugi lhoh kalo daftarin emailnya, dan silakan hubungi kalo ada pertanyaan!

Wassalamualaykum Brothers!

Ditempatkan di bawah: Perencanaan Keuangan Ditag dengan:cara mengatur keuangan keluarga, cara mengatur keuangan rumah tangga, keluarga, keuangan keluarga, tips, warisan keluarga

Related Posts

  • 5 Kesalahan Keuangan yang Biasa Terjadi pada Keluarga Baru
  • Bagaimana Tips Menabung Untuk Wanita Yang Bersuami Super Boros?
  • Pengantin Baru seperti Kaesang dan Erina? Segera Atur Keuangan Keluarga Barumu!
  • Ketika Penghasilan Suami Lebih Kecil daripada Penghasilan Istri
  • Ini Dia Contoh Budgeting Plan Rumah Tangga yang Sederhana

Komentar

  1. Adelina Tampubolon mengatakan

    Oktober 4, 2016 pada 4:10 PM

    Nah yang beginian kita hampir nga pernah diajarin. Entar malah dibilang doain pasangan biar cepat2 koit lagi.

    Pernah ngomong ke adik bungsuku kalau ada apa2 terjadi padaku, yang jadi tertanggung itu adalah dia (berhubung nga punya pasangan). Dan ngomong ini didepan kakak dan abangnya yang lain. Yang ada dia shock dong hehehehe.. Tapi karena tau guenya sehat walafiat yach setelah itu baru dech dia santai. Namanya juga jaga2 yach, kan kita nga bakalan tau ini apa yang terjadi besok.

    • diskartes mengatakan

      Oktober 4, 2016 pada 6:26 PM

      Betul, karena harta bisa bikin masalah dikemudian hari. Uda banyak kasus di negeri ini.
      So, jaga-jaga adalah pilihan yang terbaik.
      Tindakan lo uda tepat kok Adelina

  2. HIPNOTIS SEMARANG mengatakan

    Oktober 18, 2016 pada 2:46 PM

    hmmm… memang harus diatur sejak lama . terutama soal warisan, bisa jadi sengketa antar cucu nantinya

    • diskartes mengatakan

      Oktober 18, 2016 pada 4:17 PM

      Tepat sekali

  3. Iseng Nulis mengatakan

    Desember 15, 2016 pada 9:37 AM

    hutang memang wajib dibayar secepatnya, tapi jaman sekarang ini yang jadi masalah, mayoritas yang punya hutang hobi banget mendadak pelupa.

    • diskartes mengatakan

      Desember 15, 2016 pada 4:54 PM

      hahaha…iya kah?
      kalo nemu yang seperti itu tetep tagih tapi juga ikut mengikhlaskan..
      semoga jadi ladang amal

  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter
  • YouTube

Podcast Diskartes

Buku Investasi (Katanya…)

buku saham terbaik

Copyright © 2025 diskartes