• BLOG
  • Buku
  • Podcast
  • Video
  • Testimonials
  • Data

Diskartes - Blog Investasi dan Ekonomi

Blog Perencanaan Keuangan, Investasi Saham, Cryptocurrency, dan Ekonomi.

  • Ekonomi
  • Saham
  • Blockchain
  • Perencanaan Keuangan
  • Fintech
  • Bisnis
Anda di sini: Beranda / Saham / Enam Cara Investasi Reksadana Untuk Profit Maksimal

Enam Cara Investasi Reksadana Untuk Profit Maksimal

April 3, 2016 By diskartes

cara investasi reksadanadiskartes.com – Assalamualaykum para pemburu profit!

Dahulu kala di tahun 2006, beberapa bulan ketika pertama kali saya membeli reksadana dan ketahuan oleh teman-teman, ada seorang rekan yang mendadak bertanya dengan meremehkan. Masih ingat dalam ingatan, pertanyaannya seperti ini,

”Kenapa beli reksadana? Harusnya sekalian saja saham. Biar enak dijual belikan dan untungnya gede.”

Pada waktu itu saya masih berusia belasan tahun, pengennya buru-buru investasi. Akhirnya dengan menggunakan uang kos-kosan yang dikasih Bapak sebesar Rp 2,5 juta, saya beranikan buka rekening reksadana.

Belum terpikir ke saham karena saat itu batas minimum saham di perusahaan efek masih di kisaran 10 juta ke atas. Itu cerita masa lalu, nah sekarang bagi Anda yang belum terjun ke investasi ini ada beberapa poin penting yang harus dicamkan baik baik. Tapi kalo mau baca perbandingan saham dan reksadana, ada baiknya juga sih.

cara investasi reksadana

Bagaimana Cara Investasi Reksadana?

1. Tentukan tujuan investasi reksadana Anda

Dimana-mana segala sesuatu dimulai dengan niat dan tujuan yang jelas, termasuk investasi reksadana. Apakah akan digunakan untuk tabungan hari tua, untuk pendidikan si kecil, atau lainnya. Dengan memiliki tujuan yang jelas, maka akan bisa diklasifikasikan dalam waktu tertentu yaitu menjadi jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek.

Saya sudah menganggap Anda jago investing ya, jangan sampai ada pertanyaan:

“Loh, terus kalo uda tahu jangka waktunya, apa hubungannya sama reksadana? Kan tinggal diambil pas perlu?”

Kita sudah tahu bahwa reksadana adalah sekumpulan investasi yang disebar di pasar saham, pasar uang, pasar obligasi, pasar pendapatan tetap, dll. Setiap produk reksadana memiliki karakter yang berbeda, sehingga setelah Anda menentukan tujuan dan jangka waktu, maka bisa memilih reksadana yang sesuai karakter yang diinginkan.

Baca Juga  Guest Post: Apa Risk Attitude Anda Menghadapi Ketidakpastian?

Selain itu perlu diketahui olah kawan-kawan sekalian juga, bahwa untuk mendapat untung optimal dari reksadana, harus betah ditahan dalam tempo minimum setahun. Tentu saja semakin lama akan semakin bagus.

Jangan sampai Anda beli sekarang, terus kemudian dijual bulan depan. Bisa jadi Anda justru merugi karena harus membayar fee-nya.

2. Gali Informasi

Ketika Anda turun ke medan perang, sudah menjadi kewajiban untuk mengetahui arena peperangan bukan? Mulai dari kontur geografis, cuaca, bahkan jika diperlukan hewan yang ada di sekitar sana juga diidentifikasi. Sama halnya ketika mau berbisnis reksadana, menjadi lucu jika seandainya Anda asal nyemplung.

Galilah informasi sedalam dan seluas mungkin untuk mengetahui apakah masih layak untuk menjadi tempat investasi atau tidak. Anda bisa mulai dengan bertanya kepada pakar, membaca dari berita, atau sudah banyak juga blog keuangan seperti blog ini yang terpercaya.

Saya sendiri menulis reksadana karena memiliki keyakinan bahwa bisnis ini masih berpeluang untuk maju ke depannya. Meskipun sudah mulai dikurangi karena sedang fokus di dunia mata uang digital. Tapi Keyakinan potensi masa depan reksadana didapat melalui data berikut ini.

cara investasi reksadana

Apabila Anda belum pernah membeli reksadana, pasti bingung istilah NAB diatas. Saya jelaskan singkat ya, NAB itu Nilai Aktiva Bersih yang berarti sekumpulan dana dalam suatu produk reksadana. Dari tabel itu bisa terlihat sekilas geliat reksadana pendapatan tetap dan pasar uang yang meningkat pesat.

Hal ini sebagai akibat “kegalauan” pasar modal Indonesia pada 2015, sehingga para investor mengalami keraguan untuk menanamkan dana pada instrumen saham atau campuran. Namun demikian, secara keseluruhan industri reksadana masih bertumbuh yang dicerminkan dari perolehan NAB-nya yang meningkat.

Baca Juga  Masih Jaman Ngumpetin Uang Gajian Dari Pasangan?

3. Pahami Karakter Reksadana Incaran

Mengolah uang milik orang lain itu tidak pernah mudah lhoh, salah strategi bisa bikin bangkrut si perusahaan investasi. Biasanya mereka memiliki primadona-primadona reksadana yang trend nya cukup oke.

Hal ini bisa menjadi salah satu cara Anda untuk menentukan reksadana yang pas. Ketika Anda sudah menentukan jangka waktu investasi seperti penjelasan sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah mencari yang sesuai karakter waktunya.

cara investasi reksadana

Versi penulis, warna hijau di tabel merupakan reksadana yang bisa dipilih sesuai jangka waktu yang telah ditentukan. Di Indonesia sendiri jenis ETF dan indeks kurang terkenal, jadi Anda boleh fokus di reksadana yang familiar saja.

Selain menyesuaikan dengan jangka waktu, silakan bandingkan dengan reksadana sejenis dari perusahaan investasi lain. Meski jenisnya sama, ramuannya bisa sedikit berbeda. Oleh karena itu, Anda harus kupas hingga tahu ramuan si Manajer Investasi. Ingat, itu hak Anda sebagai pemilik modal.

4. Tunjuk Manajer Investasi

Seperti pembahasan mengenai saham IPO dan obligasi daerah, selalu lakukan background check dengan pihak yang menerima uang Anda. Dalam kasus sekarang, Anda akan berinvestasi reksadana di salah satu perusahaan investasi.

Oleh karena itu cek secara detail mengenai perusahaan itu mulai dari sejarahnya, bagaimana kinerjanya dalam beberapa tahun terakhir, hingga kasus yang pernah terjadi dan penanganannya. Tidak lupa coba tanya ke beberapa rekan yang pernah beli reksadana dari perusahaan investasi A, B, ataupun Z. Karena jangka waktu withdrawal atau pelayanan lainnya bisa menjadi pertimbangan tambahan.

Ini merupakan langkah penting untuk memastikan uang Anda berada di tangan yang tepat.

5. Beli dan Pantau

Selamat! Anda sudah tercatat sebagai salah satu dari 400 ribu investor reksadana di Indonesia dan layak untuk dirayakan dengan segelas wine!

Baca Juga  Apa Langkah Investasi Terbaik untuk Tahun 2021 yang Masih Belum Pasti?

Sayang sekali pekerjaan Anda belum selesai karena masih harus memantau si reksadana. Performa dari reksadana itu terlihat dari konsistensi kinerjanya, jadi jangan malas untuk membaca laporan NAB dari perusahaan investasi.

6. Top Up Berkala Adalah Cara Investasi Reksadana Terbaik

Ada baiknya Anda menganggarkan penghasilan bulanan untuk rutin berinvestasi, katakanlah 10%-20% tanpa memusingkan fluktuasi indeks pasar modal. Pola pikir demikian perlu ditanamkan kepada diri investor, untuk meminimalisir risiko yang timbul karena ketidak hati-hatian dalam bereaksi terhadap gejolak pasar.

Cobalah untuk berjanji pada diri sendiri agar tidak mencairkan investasi tersebut dalam kurun waktu tertentu, sehingga akan benar-benar bermanfaat pada akhirnya. Let’s say berikrar gini

“Saya berjanji tidak akan menjual reksadana jika belum 100 tahun!”

Wassalamualaykum para pemburu profit!

Ditempatkan di bawah: Saham Ditag dengan:bagaimana cara investasi reksadana, cara investasi reksadana, reksadana

Related Posts

  • Surat Pembaca: Setahun Si Blog Investasi & Ekonomi
  • Bagaimana Memilih Reksadana Yang Menguntungkan?
  • Orang Bijak Pilih Saham Atau Reksadana?
  • Mengapa Saham INDY dan BUMI Naik?
  • Brilian! Database Value Kunci Profit Investor Rasional

Komentar

  1. Dani mengatakan

    April 3, 2016 pada 1:57 PM

    Prihatin kalo ada yang takut investasi reksadana trus malah beli unitlink Mas.. Hiks..
    Makasih dishare ilmunya ini Mas Andhika. Saya share yaa 😀

    • diskartes mengatakan

      April 3, 2016 pada 7:28 PM

      Monggo Mas…
      Makasih sudah ikut menyebarkan.. 😀

      • Ditta mengatakan

        Desember 6, 2018 pada 3:29 PM

        Cara daftarnya Gmn ya sy ingin sekali daftar reksadana syariah mohon bantuannya mksh

        • diskartes mengatakan

          Desember 6, 2018 pada 7:02 PM

          1. Mencari perusahaan sekuritas
          2. Buka rekening investasi, sampaikan ke mereka beli yang syariah.

          Pasti dibantu. Mudah2an paham ya

  2. Gracia m mengatakan

    Oktober 10, 2016 pada 10:00 PM

    Saya baru inves RD saham namun 3 bulan terakhir nilainya turun terus, (sepertiny salah pilih), yang saya ingin tanyakan, sejauh mana batas toleransi kerugian hingga akhirnya memutuskan untuk cut off rugi atau ttp mempertahankan? Terima kasih 🙂

    • diskartes mengatakan

      Oktober 11, 2016 pada 9:29 AM

      Sebenarnya perlakuan RD dan Saham itu beda.
      Kalau di saham, menggunakan teknik cut off rugi itu wajar saja
      Sedangkan di reksadana, sangat jarang sebelum target waktu terpenuhi.

      Kecuali…

      Setelah diperiksa ulang, memang kita mengalami kesalahan analisis sebelum membeli reksadana.

      Saran saya, cek profile dari perusahaan sekuritas dan si produk reksadana nya.
      Jika ternyata profile masih bagus maka pertahankan saja. Tetapi, jika profilenya ternyata salah dan dulu kita kelewatan menganalisis, silakan di cut off

  3. Timo mengatakan

    Oktober 14, 2016 pada 2:23 AM

    Yang ke-6 sih dulu dilakuin ya, pas kerja kantoran dan dpt gaji bulanan wkwk 😀

    • diskartes mengatakan

      Oktober 14, 2016 pada 6:02 AM

      sekarang per proyek ya dapat uangnya?
      Sukses om Tim!

  4. Cakra mengatakan

    Januari 28, 2017 pada 12:36 AM

    Bang mau nanya nih, ane masih awam dan kn baru jadi invostor sebulan ini (wlopun ga dirayain pke segelas wine xD).
    Jadi gini, ane kan beli RD saham ke PT MNC dana ekuitas, yg jadi pertanyaan “setiap perusahaan yg tercatat mnjual RD apa harus nama belakangnya ada semacam tmbhan “ivestment” klo MNC jadi ada tambahan “dana ekuitas”? apa ini PT sendiri atau gmna?
    Semoga paham deh sma yg ane tanyain maksudnya, hehe makasih 🙂

    • diskartes mengatakan

      Januari 28, 2017 pada 10:02 AM

      Halo Cakra..
      Selamat ya, segelas air putih juga jadi deh buat perayaannya.

      MNC itu kan perusahaan multi business ya, salah satunya di bidang investasi.
      Kalau ga salah nama perusahaannya PT MNC Asset Management. Nah MNC Dana ekuitas itu salah satu produknya.

      Begitulah, makasih ya

  5. erdiva mengatakan

    Maret 14, 2017 pada 11:09 AM

    Saya sudah beli reksadana saham hampir 8 bulan tapi tapi dicicil. sampai sekarang hasilnya masih minus… sedangkan reksadana saham yg lain cenderung naik… apakah saya harus berhenti kemudian pindah ke yang lain?

    • diskartes mengatakan

      Maret 14, 2017 pada 12:23 PM

      minus berapa?
      Kalau lebih dari 10% lebih baik di pindah saja, karena performa si chef nya tidak terlalu baik..
      Untuk lebih detail, saya perlu data tambahan dari mba erdive..

      Thanks ya

  6. hildayati mengatakan

    April 10, 2017 pada 10:29 AM

    Kak mau tanyak nih.
    saya kan masih awam ya tentang reksadana n saham.sama sekali belum pernah ada pengalaman tetapi saya pengen nyemplung ke dunia saham maupun reksadana. Kira kira apa ya yg saya hrus lakukan pertma sekali n bagaimana langkah2 saya memulainya.terimakasih semoga kk paham dgn pertanyaan saya?

    • diskartes mengatakan

      April 10, 2017 pada 11:00 AM

      Paham kok, tenang saja..
      Langkah pertama siapin tabungan kamu..Kalau sudah maka kamu harus bikin rekening efek dulu ya
      Banyak perusahaan efek, kamu bisa search alamatnya.
      Nah datengin, dan minta dibuatin rek. efek.
      Setelah punya maka kamu uda bisa bertransaksi..

      Thanks

  7. danlin mengatakan

    April 13, 2017 pada 9:46 AM

    Waktu tepat untuk membeli RDS itu jam berapa yah? walau sebelum jam 9-12 masih saja kena yang harga NAB esok harinya

  8. efendi se mengatakan

    Agustus 30, 2017 pada 9:54 PM

    Ada grub wa/ sejenis nya ngk,, buat membahas ini,,biar lebih mateng lgi pemahamnya

    • diskartes mengatakan

      Agustus 30, 2017 pada 11:58 PM

      Ide yang bagus, namun belum saya buat. Thanks

    • lita mengatakan

      September 12, 2017 pada 10:21 AM

      kl ada sy daftar hehehehe

  9. Yusuf mengatakan

    September 4, 2017 pada 1:39 AM

    Malam mas, saya mau mulai karna sangat penting untuk masa depan nanti
    Saya boleh minta pin atau WhatsApp buat bimbingannya secara langsung Dr mas
    Email saya
    [email protected]

    • diskartes mengatakan

      September 4, 2017 pada 7:08 AM

      Halo Mas Yusuf, boleh silakan hubungi https://diskartes.com/kontak/
      Nanti akan saya balas dengan nomor whatsapp. Butuh informasi tentang apa?

  10. Ikhsan mengatakan

    November 5, 2017 pada 1:52 PM

    Mas, dalam membeli reksadana apa perlu membeli dari beberapa manajer investasi atau cukup satu saja ?
    Terima kasih

    • diskartes mengatakan

      November 5, 2017 pada 5:27 PM

      Sebenarnya kalau reksadana sudah terdiversifikasi. Tapi kalau mau dibagi lagi boleh, dari jenisnya saja tapi ya. Percuma kalau banyak produk tapi 1 jenis

      • Sihar mengatakan

        Desember 12, 2017 pada 8:55 AM

        salam bang,

        saya mohon penjelasan bang bila berkanan, saya jadi kebingungan saat ini sejak saya di ajak teman untuk main reksa dana. saat ini saya sudah beli 7 jenis reksa dana pasar uang, 7 jenis pendapatan tetap, 2 jenis campuran dan 4 jenis sahama. bagaimana itu bang, apakah itu fatal. mohon penjelasan bang, terimaksih

        • diskartes mengatakan

          April 2, 2018 pada 9:02 AM

          Terlalu banyak, lebih baik dikurangi saja biar lebih fokus

        • thefairfight92 mengatakan

          Juni 28, 2019 pada 9:46 AM

          Udah 20 macam RD kebanyakan pak, lebih baik batasnya 10 aja. Saya cuma pegang 1 RD campuran, 3 saham, sama 2 Pasar uang aja sudah bingung 😀

  11. Blog Sabda mengatakan

    April 4, 2018 pada 10:16 AM

    sepertinya saya harus cari informasi yang lebih soal jenis2 reksadana, saya baru saja membuat akun di bareksa, terus terang saya belum pernah beli reksadana sebelumnya, tapi saya sudah duluan terjun di asuransi unitlink dan saham.

    meskipun udah duluan di saham, tapi ga serta merta mau beli reksadana secara gegabah. Kurang pengetahuan bisa jadi membawa “celaka”,

    makasih sharenya mas, sangat membantu untuk saya yang mau menambah instrumen investasi ini.

    saya sudah menentukan indikator reksadana saya : 1. Syariah, 2. > 5 tahun, 3. resiko kecil.

    Tapi kan produk RD sendiri sangat banyak, belum lagi MI nya, yahh sepertinya harus butuh waktu lagi untuk menimbang2

    • diskartes mengatakan

      April 4, 2018 pada 10:42 AM

      Wah, selamat ya sudah punya investment plan sendiri. Semoga bisa lekas beli dan profit. Senang rasanya artikel ini bisa membantu.

      Salam

      • Cenic mengatakan

        Juli 4, 2018 pada 4:52 AM

        Bang bisa ga kalo berkala nya setiap hari bukan bulanan

        • diskartes mengatakan

          Juli 4, 2018 pada 4:14 PM

          Bisa dong!

  12. Saadzudin azdy k mengatakan

    April 12, 2018 pada 11:02 PM

    Mas saya mau tanya saya kan udah join reksadana tiap harinya ada keuntungan 1% nilai keunyingan itu bisa langsung dibelikan otomatis ga ke unit reksadana soalnya kalo nunggu hari besoknya lagi nilai keuntungannya berubah kadang plus kadang minus

    • diskartes mengatakan

      April 13, 2018 pada 10:51 PM

      maksudnya seperti apa? Kalau untung 1% dari reksadana, ya Anda bisa cairkan terus beli lagi, begitukah maksudnya?

  13. thefairfight92 mengatakan

    Juni 28, 2019 pada 9:43 AM

    Pak, maaf mau bertanya. Saya ada beli 3 RD saham & 1 RD pdpt tetap. Sejauh ini setelah beberapa bulan saya perhatikan sampai hari ini naik terus NAB nya. saya tunggu-tunggu nilainya turun supaya bisa top up tapi nilainya terus naik. Keuntungannya bisa sampai 4% lebih. Setahu saya fee penjualan kisaran 1,5- 2% tergantung RD nya. Kira-kira bagusnya saya top up apa jual ya? kalau top up saya takut rugi karena nilainya naik tinggi 😀 Mohin sarannya, terimakasih.

  14. Dissecting Money mengatakan

    Desember 16, 2019 pada 6:02 PM

    Wah ini betul2 sudah A-Z mengenai reksa dana.

    Izin share di website saya ya mas.

    Keep posting!

    • diskartes mengatakan

      Desember 22, 2019 pada 7:15 PM

      Silakan

  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter
  • YouTube

Podcast Diskartes

Buku Investasi (Katanya…)

buku saham terbaik

Copyright © 2025 diskartes