Belakangan, banyak banget bermunculan mini resto alias restoran tapi skalanya kecil. Kamu suka makan di mini resto kayak gini nggak? Gimana, apakah memang lebih menyenangkan? Apakah kemudian terpikir, pengin juga punya bisnis kuliner mini resto?
Sebenarnya tren ini juga tak lepas dari makin meningkatnya gaya hidup masyarakat sih. Faktanya, kuliner itu memang bisnis yang cukup legit; di mulut, di perut, dan juga di dompet pebisnisnya.
Jadi, enggak salah sama sekali kalau kamu kepikiran untuk juga pengin menggeluti bisnis ini. Peluangnya masih terbuka kok sampai sekarang, baik itu membuka bisnis mini resto sendiri atau dengan membeli waralaba alias franchise. Pilihannya ada di tanganmu.
Waralaba memungkinkanmu untuk enggak terlalu repot. Hampir semua hal sudah tersedia dan diuruskan. Paling-paling, kamu hanya perlu mencari tempat atau lokasi usaha. Soal bahan baku, training pegawai, material pemasaran, bahkan furnitur, bisa jadi sudah tersedia. Dan, pastinya, ada biaya franchise yang bisa dibayarkan per periode sesuai ketentuan.
Tapi, membangun bisnis kuliner sendiri pun juga bisa. Apalagi kalau sebenarnya kamu sudah punya properti yang pas, dan lokasinya strategis. Ah, langsung saja gaskeun!
Panduan Membangun Bisnis Kuliner Mini Resto
Harus enak
Karena ini adalah bisnis kuliner restoran mini, maka kamu sebenarnya tak perlu tempat yang terlalu luas. Ruko kecil, konter kecil di mal, gerobak, garasi, halaman rumah, di mana saja bisa dimanfaatkan asalkan kamu kreatif.
Yang penting satu: strategis.
Yang juga perlu diingat, apa pun bentuk mini resto atau bisnis kuliner ini, kamu perlu tahu kebutuhan konsumen. Apa itu? Betul, makanannya enak. Kalau rasanya kurang oke, B aja, kemungkinan ya pelanggan hanya akan datang sekali. Fatalnya lagi, kalau viral di media sosial karena rating buruk. Wah …
Ya begitulah bisnis kuliner.
Seenggaknya harus ada 2 – 3 menu andalan yang khas, yang tidak dimiliki oleh resto lain. Akan lebih bagus lagi kalau setiap periode tertentu, kamu memperkenalkan menu baru dan mempromosikannya. Yang kayak gini, bakalan menarik pengunjung. Dan, kalau memang menu yang sudah ada enak, maka biasanya mereka juga sudah punya anggapan, menu baru pasti akan enak.
Jangan kecewakan mereka.
Tempatnya cozy
Jangan lupa, sesuaikan juga menu di bisnis kuliner mini resto yang kamu bangun ini dengan kebutuhan pengunjung sesuai trennya. Kita pernah melewati tren kafe yang instagrammable. Nah, sekarang nggak cuma instagrammable, orang-orang zaman now juga suka nugas atau kerja dari kafe. So, kamu bisa menyesuaikannya di bisnis kuliner yang sedang kamu bangun ini.
Sediakan Wi-Fi yang kencang, plus colokan yang banyak. Atur tempat sebegitu rupa, meskipun ruangan hanya kecil. Buat mereka nyaman bekerja, dan betah berlama-lama.
Karena pengunjung akan berlama-lama, sehingga memungkinkan tidak akan banyak pergerakan, maka kamu juga perlu taktis. Misalnya, menyesuaikan harga menunya. Contoh nih, kalau makanan yang disediakan adalah jenis makanan berat, kamu bisa membuat mini resto khusus dengan menu steak. Dagingnya bukan impor, tetapi cukup lokal. Dengan begitu, harganya bisa ditekan tetapi kualitasnya tetap dijaga. Terutama, olahlah dengan enak.
Atau, bisa saja kamu pilih menyediakan menu-menu makanan ringan tetapi mengenyangkan, baik western ataupun makanan nusantara. Misalnya sandwich, pasta, batagor, siomay, dan sebangsanya.
Manajemen risiko
Seperti halnya kebanyakan bisnis lainnya, menjalankan bisnis kuliner mini resto juga harus siap menghadapi risiko. Bahkan di sektor ini, risikonya cukup besar. Biasanya periode tiga bulan pertama akan sangat krusial. Kalau pengunjung enggak ramai, kamu akan berhadapan dengan masalah bahan baku yang mungkin tidak awet.
Ketekunan dan kreativitas akan menjadi kunci utama dalam menjalankan bisnis kuliner seperti halnya mini resto. Tekun dan sabar jika memang usaha belum berjalan sesuai harapan, serta kreatif dalam berpromosi, terutama dalam 3 bulan pertama. So, strategi dan perencanaan bisnis haruslah matang setidaknya di 3 bulan pertama ini.
Jika berhasil, laba bersih yang diperoleh selama periode investasi (masa mencapai balik modal atau BEP) sekitar 15 hingga 20% dari keuntungan per bulan. Bila dibandingkan dengan tingkat bunga bank, investasi ini cukup menjanjikan.
Dengan catatan, kamu punya skill yang cukup mumpuni untuk mengelolanya.
Simulasi Bisnis Kuliner Mini Resto
Biasanya yang menjadi masalah dalam mulai berbisnis adalah soal modal. Well, sekarang ada banyak cara sih untuk mencari modal untuk bisnis, salah satunya dengan merekrut partner. Tapi, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan jika misalnya kamu pengin mengajak teman untuk berbisnis bareng. Silakan cek artikel yang sudah ditautkan ya.
Sekarang, coba yuk, kita simulasikan jika kamu ingin memulai bisnis kuliner mini resto dengan modal Rp100 juta.
Modal
Investasi awal (untuk operasional, belum termasuk sewa tempat) | Rp100.000.000 |
Renovasi | Rp30.000.000 |
Peralatan | Rp20.000.000 |
Total | Rp150.000.000 |
Biaya operasional per bulan
Chef | Rp7.000.000 |
Waiter/waitress (4 orang) | Rp16.000.000 |
Kasir (1 orang) | Rp4.000.000 |
Listrik + telepon + air | Rp7.000.000 |
Biaya promosi dan marketing | Rp2.000.000 |
Bahan baku | Rp20.000.000 |
Total | Rp56.000.000 |
Target omzet per bulan (per pax rata-rata Rp30.000)
Target satu hari 50 pax | Rp1.500.000 |
Omzet per bulan | Rp45.000.000 |
Laba bersih (20% omzet) | Rp9.000.000 |
BEP = Investasi awal : Laba bersih
= Rp150.000.000 : Rp9.000.000
= 16 bulan
Gimana nih? Tertarik?
Nah, untuk lebih mengafdalkan start bisnis kulinermu, ada bagusnya kamu simak juga podcast berikut.
Jangan lupa untuk subscribe channel YouTube Diskartes dan juga Podcast Diskartes untuk berbagai ilmu perencanaan keuangan, investasi, dan ekonomi seru lainnya ya.
Juga follow Instagram Diskartes dan Value Magazine, supaya enggak ketinggalan berbagai update, tip, dan informasi seputar keuangan, bisnis, dan investasi.