Kalau kamu sudah beberapa waktu memantau saham, entah sedang masih dalam taraf belajar, atau sudah mulai berinvestasi atau trading, maka kamu pasti akan sering banget menemui istilah indeks harga saham gabungan, alias IHSG.
Enggak cuma menemui istilahnya sih, bisa jadi juga kamu sering memantaunya. Ini sih terutama buat kamu yang trading nih—bisa jadi setiap hari memantau IHSG ini, betul?
Buat kamu yang masih pemula dan belum begitu familier dengan indeks harga saham gabungan, dan pengin tahu lebih banyak tentangnya, yuk, ikuti artikel ini sampai selesai ya.
Apa Itu Indeks Harga Saham Gabungan?
Dikutip dari situs resmi Bursa Efek Indonesia, indeks harga saham gabungan adalah Indeks yang mengukur kinerja harga semua saham yang tercatat di Papan Utama dan Papan Pengembangan Bursa Efek Indonesia. Dalam bahasa Inggris, indeks harga saham gabungan disebut dengan Indonesia Composite atau IDX Composite.
IDX Composite atau IHSG pertama kali diperkenalkan pada tahun 1983, sebagai indikator pergerakan Bursa Efek Jakarta saat itu.
Sementara, indeks saham sendiri dikatakan sebagai ukuran statistik yang mencerminkan keseluruhan pergerakan harga atas sekumpulan saham yang dipilih berdasarkan kriteria dan metodologi tertentu serta dievaluasi secara berkala.
Nah, indeks harga saham gabungan ini adalah indeks dari keseluruhan pergerakan harga saham hari itu.
Fungsi indeks saham—termasuk indeks harga saham gabungan—adalah untuk memantau pergerakan—baik kenaikan maupun penurunan—saham di bursa saham secara keseluruhan. IHSG yang baik ataupun turun bisa dianggap mewakili pergerakan seluruh saham yang diperdagangkan di lantai bursa. Memang sih, kalau IHSG naik, mungkin ya ada saham yang tetap turun harganya. Hal yang wajar. Tetapi ketika IHSG naik, kemungkinan sih sebagian besar saham mengalami kenaikan harga.
Lebih detailnya begini.
Indeks Saham Selain IHSG
Sebenarnya, ada 40-an indeks saham yang bisa kamu temui di Bursa Efek Indonesia. Namun, biasanya yang menjadi watchlist para investor dan trader selain IHSG adalah indeks berikut ini.
LQ45
Yaitu indeks saham yang mengukur kinerja 45 saham yang berlikuiditas tinggi dan berkapitalisasi pasar terbesar, didukung fundamental perusahaan yang bagus.
IDX30
Hampir sama dengan LQ45, tetapi berjumlah 30 saham, dengan kriteria pemilihan likuiditas tinggi, market cap besar, dan fundamental yang baik.
KOMPAS100
Indeks saham yang terdiri atas 100 saham yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu, dan merupakan hasil kerja sama BEI dan Kompas Gramedia group.
BISNIS 27
Indeks 27 saham yang dipilih, diluncurkan, dan dikelola oleh BEI bersama harian Bisnis Indonesia.
Selain 4 indeks saham di atas, masih ada juga indeks saham berdasarkan pertumbuhan nilai, tingginya dividen yang diberikan, dan juga berdasarkan sektor bisnisnya.
Kalau kamu mau lihat selengkapnya, bisa cek di website resmi Bursa Efek Indonesia.
Fungsi Indeks Saham
Indeks harga saham gabungan atau IHSG bisa dijadikan sebagai patokan atau benchmark bagi banyak produk investasi, seperti reksa dana indeks, ETF, dan produk turunan lain.
Selain itu, juga menjadi proksi untuk pengukuran dan pembuatan model imbal investasi dan risikonya. Juga menjadi panduan dalam mengukur kinerja portofolio.
Indeks harga saham gabungan mencatat semua saham yang ada di papan utama dan papan pengembangan Bursa Efek Indonesia, dan diperjualbelikan setiap hari.
Cara Menghitung Indeks Harga Saham Gabungan
Dasar perhitungan indeks harga saham gabungan adalah jumlah total nilai saham di pasar yang tercatat di tanggal 10 Agustus 1982.
Jumlah nilai pasar indeks harga saham gabungan adalah total perkalian saham tercatat, selain perusahaan yang sedang direstrukturisasi. Perhitungan ini merepresentasikan pergerakan harga saham di bursa yang dilakukan dengan metode lelang. Sementara penyesuaian nilai dasar akan dilakukan jika terjadi hal-hal seperti ada emiten baru, terjadi aksi korporasi seperti right issue, partial ataupun company listing, terbitnya waran atau obligasi, delisting, dan sebagainya. Namun, jika aksi korporasi yang terjadi adalah stock split atau mungkin ada pembagian dividen, maka nilai dasar tidak akan terpengaruh.
Perhitungan ini dilakukan setiap hari, yaitu saat sedang penutupan pasar.
Ada 2 cara untuk menghitung indeks saham.
1. Simple average
Rumus:
P = harga saham
Nd = nilai dasar
Cara perhitungan indeks ini dilakukan pada indeks saham Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Wall Street. Caranya, jumlah harga 30 saham yang ada langsung dibagi dengan nilai dasarnya. Tidak ada pembobotan yang digunakan, karena 30 saham tersebut sudah merupakan saham terpilih berlikuiditas tinggi di bursa New York, mewakili setiap industri yang ada di Amerika Serikat, sehingga diasumsikan berbobot setara.
2. Weighted average
Rumus:
P = harga saham di pasar regular
Q = bobot atau jumlah saham
Nd = nilai dasar
Nilai dasar dapat berubah jika terjadi aksi korporasi yang mengubah komposisi saham. FYI, inilah cara yang digunakan dalam menghitung indeks harga saham gabungan dan S&P500
So, kalau disederhanakan, kapitalisasi pasar setiap saham ditentukan lebih dulu, baru dijumlahkan seluruhnya, dan dibagi dengan nilai dasar saham. Hasilnya dikalikan 100.
Nah, gimana? Semoga penjelasan mengenai indeks harga saham gabungan di atas bisa memberi tambahan wawasan buat kamu ya. Enggak usah pusing dengan perhitungan itu sih, karena sebenarnya kamu tinggal terima mateng saja. Perhitungan tersebut benar-benar sekadar informasi agar wawasan investasimu semakin luas.
Semoga bermanfaat!