Dalam membuat perencanaan keuangan, investasi merupakan elemen penting. Dengan menanamkan dana ke beberapa jenis investasi yang tepat, maka kita sebagai investor bisa menuai imbal, sehingga bisa kita manfaatkan untuk mencapai berbagai tujuan keuangan yang kita inginkan. Ada beberapa jenis investasi yang bisa dimanfaatkan di sini, sebut saja seperti deposito, tabungan berjangka, saham, reksa dana, obligasi, atau logam mulia (emas) hingga properti.
Mengapa kita perlu memanfaatkan berbagai produk investasi untuk mencapai tujuan keuangan?
Salah satunya adalah karena ada inflasi.
Mengapa inflasi menjadi salah satu faktor pertimbangan perlunya berinvestasi? Nah, kamu perlu membaca artikel tentang apa itu inflasi dan bagaimana dampak inflasi untuk keuangan pribadi kita yang sudah ditayangkan di blog ini.
Setelah membaca kedua artikel tersebut, maka kamu akan paham betapa pentingnya memilih instrumen atau jenis investasi yang bisa melawan laju inflasi ini—which is akan kita bahas dalam artikel kali ini.
Ada tiga jenis investasi yang bisa melawan laju inflasi dan cocok untuk kamu yang baru menjadi investor pemula. Apa saja jenis investasi itu? Yuk, simak berikut ini!
4 Jenis Investasi yang Dapat Melawan Inflasi
1. Emas: Lama, Lebih Stabil
Jenis investasi satu ini dari dulu banyak diminati masyarakat Indonesia. Investasi emas memiliki kelebihan, salah satunya adalah cukup memiliki daya tahan terhadap laju inflasi, apalagi jika kamu sudah cukup lama menyimpannya—let’s say 5 tahun lebih.
Maka, enggak heran jika investasi satu ini banyak dipilih untuk investasi.
Untuk jangka panjang, nilai investasi emas cenderung akan naik dan jarang terjadi penurunan nilai, meski ya hal ini bisa terjadi juga. Apakah kamu masih ingat sewaktu negara kita terkena pandemic awal tahun lalu? Negara kita mengalami inflasi, namun nilai emas meroket. Walaupun di era new normal mengalami penurunan harga, tapi enggak langsung terjun bebas harganya.
Hal lain yang bisa menjadi bahan pertimbangan adalah emas ini cukup likuid—khususnya yang gramasi kecil, sehingga mudah diperjualbelikan.
Jika kamu tertarik untuk investasi emas, kamu harus bersabar untuk mendapatkan returnnya. Karena investasi emas ini merupakan investasi untuk jangka panjang, seperti sudah disebutkan di atas. Memang sih, harga emas cenderung naik dari tahun ke tahun. Namun, kenaikan harga emas ini tidak langsung tinggi.
2. Properti: Selalu Naik Sepanjang Tahun
Ingin berinvestasi tapi enggak mau nilainya tergerus laju inflasi? Salah satunya yang memang tahan banget terhadap inflasi adalah investasi properti.
Saat ini jumlah properti yang ada dan jumlah penduduk Indonesia yang membutuhkannya bisa dibilang enggak sebanding. The point is laju pertumbuhan penduduk lebih cepat daripada properti.
Kita ambil contoh saja ya, seperti kebutuhan akan rumah tinggal. Saat ini kamu bisa membeli rumah yang di dekat dengan jalan raya, kawasannya belum terlalu ramai, akses ke mana saja mudah dan kamu membelinya dengan harga murah.
Namun, keadaan akan jauh berbeda untuk 10 tahun ke depan lho! Kamu pastinya sudah memiliki keuntungan nih, bandingkan saja harga tanah atau rumah yang kamu beli saat ini dengan 10 tahun mendatang, pastinya akan mengalami kenaikan.
Memiliki bisnis properti juga memiliki tantangan tersendiri. Jika kamu enggak punya pengetahuan dan jaringan yang cukup, maka kamu akan menemui kesulitan untuk menjualnya kembali. Risiko yang lainnya lagi, jika kamu memiliki properti berupa rumah, kamu juga kan mengeluarkan biaya rutin untuk perawatannya.
Menyewakan properti bisa jadi solusi investasi yang bagus. Dari penyewaan ini, kamu bisa mendapatkan passive income yang dapat kamu manfaatkan. Namun, pastinya, hal ini juga tergantung pada banyak faktor.
Intinya, properti bisa jadi investasi tetapi juga bisa jadi liabilitas. Tinggal kamu yang memutuskan.
3. Investasi Reksa Dana: Buat Pemula
Investasi reksa dana juga bisa jadi opsi jenis investasi yang tak tergerus oleh laju inflasi.
Dikutip dari Wikipedia, reksa dana adalah wadah dan pola pengelolaan dana atau modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam instrumen investasi yang tersedia di pasar modal dengan cara membeli unit penyertaan reksa dana. Dana ini akan dikelola oleh manajer investasi (MI) untuk diinvestasikan ke dalam portofolio investasi, seperti saham, obligasi, pasar uang ataupun sekuriti lainnya.
Reksa dana ada beberapa jenis lagi, yaitu reksa dana pasar uang, reksa dana campuran, reksa dana saham, dan reksa dana pendapatan tetap. Itu yang populer. Kalau mau, kamu juga bisa mencari peluang dari reksa dana indeks dan reksa dana ETF. Nah, yang dua belakangan ini memang belum sepopuler 4 jenis reksa dana pertama. Yah, kapan-kapan kita bahas khusus di sini ya.
Kamu bisa memilih salah satu dari beberapa jenis reksa dana di atas yang sesuai dengan tujuan keuangan, kebutuhan, sekaligus kemampuan finansialmu.
Zaman udah canggih, kamu enggak perlu lagi repot-repot mengurus reksa dana dengan mendatangi bank atau kantor MI. Pasalnya, saat ini reksa dana sudah tersedia versi online-nya. Jenis investasi reksa dana ini sangat cocok untuk pemula karena lebih ramah, murah, dan mudah. Gimana enggak murah, kamu bisa mulai investasi dari modal Rp100 ribu saja.
4. Investasi Saham: Imbal Tinggi, Tapi …
Jenis investasi yang satu ini sangat cocok untuk kamu yang punya tujuan keuangan jangka panjang dan ingin melawan laju inflasi. Untuk return yang optimal, manfaatkanlah jenis investasi ini untuk—seenggaknya—5 tahun, bahkan 10 tahun ke depan. Ya, namanya juga investasi jangka panjang kan?
Investasi saham memiliki return yang cukup tinggi, tapi juga ada risiko tinggi yang harus kamu pahami. Salah satu risikonya adalah fluktuasi harganya yang bisa sangat tajam lantaran terpengaruh oleh tren ekonomi baik nasional maupun global.
So, belajar yang cukup, jika kamu memang ingin memanfaatkan jenis inevstasi ini. Belajar dan berkenalanlah dengan metode analisis saham teknikal dan fundamental untuk memilih saham perusahaan mana yang nantinya akan naik harganya.
Cara Mengatasi Inflasi
Inflasi dapat berpengaruh buruk pada portofolio investasimu, apalagi jika kamu kurang oke dalam mengelolanya. So, kamu perlu tahu bagaimana cara mengatasi inflasi dengan memanfaatkan instrumen yang ada secara efektif.
Nah, untuk memperhitungkan pengaruh inflasi terhadap portofolio ini, kamu bisa menggunakan indeks inflasi. Selain IHK dan deflator PDB, inflasi juga dapat diukur berdasarkan indeks biaya hidup atau biasa disebut cost of living index (COLI), indeks harga produsen, ataupun indeks harga komoditas, dan indeks harga barang modal.
Updatelah berita tentang ekonomi setiap harinya. Selain indeks di atas, kamu juga perlu mengamati pemberitaan seputar peran bank sentral juga.
Bank sentral adalah elemen penting dalam pengendalikan inflasi. Ada beberapa kebijakan moneter utama yang sudah diterapkan, seperti Operasi Pasar Terbuka, Syarat Cadangan Kas Minimum, dan Tingkat Diskonto.
Sebelum kamu berinvestasi dan memilih jenis investasinya, kamu diharapkan sudah paham betul tentang jenis investasi tersebut. Memilih jenis investasi juga tidak boleh sembarangan karena jika salah dan kurang paham, kamu bukannya mendapat untung, malah mendapatkan rugi besar. Pahami juga risiko yang akan kamu tanggung.
Perlu diingat ya, investasi itu jangan langsung banyak dana di satu jenis investasi. Diversifikasikan dana investasimu ke beberapa jenis instrumen investasi. Pilih jenis investasi yang sesuai dengan tujuan keuangan dan kebutuhanmu, juga kemampuanmu.
Semoga bermanfaat dan salam cuan!
Penulis
Carolina Ratri berprofesi sebagai penulis konten untuk website dan media sosial profesional. Bergabung menjadi penulis website Diskartes.com sejak Juni 2019.