Di artikel yang baru lalu, kita sudah bahas soal pengertian inflasi. Lalu, kalau sudah begitu, apa dampak inflasi yang bisa terjadi?
Hei, nggak usah mikir yang susah-susah dulu deh. Ya kan, kalau ditanya tentang dampak inflasi, pasti mikirnya ke arah makro ekonomi. Padahal ya, dampak inflasi ini bisa sampai ke hidup kita, para rakyat jelata ini lo.
Naik dan turunnya inflasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor penentu, sehingga akibat inflasi, mau enggak mau akhirnya memengaruhi kondisi keuangan kita semua juga.
Kamu penasaran enggak, apa saja dampak terhadap keuangan kita dan faktor apa saja yang memengaruhi inflasi?
Yuk, kita bahas satu per satu.
Dampak Inflasi pada Hidup Kita
Dampak Inflasi terhadap Keuangan Pribadi
Dampak inflasi memang memengaruhi perekonomian negara. Tapi dampak inflasi juga bisa mempengaruhi keuangan pribadi kita. Dalam bentuk apa?
Dampak Inflasi terhadap Pendapatan
Dampak inflasi bisa bersifat negatif maupun positif. Jika inflasi lunak, maka perkembangan ekonomi dapat terdorong tumbuh. Apabila kamu adalah seorang pengusaha, maka inflasi akan mendorongmu untuk bisa memperluas produksi barang atau jasa bisnismu. Dengan demikian, kamu dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru. Bisa diartikan, dampak inflasi lunak dapat menambah pendapatanmu dan juga orang lain.
Dampak Inflasi terhadap Barang dan Jasa yang Didapatkan
Di sisi lain, dampak inflasi juga bersifat negatif atau buruk, apalagi untuk kamu yang berpenghasilan tetap. Hal ini dikarenakan dengan harga yang sama, kamu akan mendapatkan barang dan jasa yang lebih sedikit dari sebelumnya. Dan sebaliknya, jika kamu mendapat porsi barang dan jasa yang sama, maka bisa jadi harganya akan lebih tinggi dari sebelumnya.
Dampak Inflasi terhadap Tabungan
Membuat rencana keuangan memang penting untuk mencapai setiap tujuan keuangan kita. Salah satu cara untuk mencapai tujuan itu, kamu bisa melakukannya dengan menabung. Menabung memang sesuatu hal yang penting untuk memenuhi kebutuhan kita di masa yang akan datang. Adanya tabungan ini juga sangatlah penting untuk membayar kebutuhan yang mendesak dan sifatnya tiba-tiba. Namun, dengan adanya inflasi yang tinggi, akan memberikan dampak negatif ke keuangan kita juga. Mengapa demikian?
Apabila nilai suku bunga tabungan kita lebih rendah daripada laju inflasi, maka nilai uang kita akan mengalami penurunan. Hal ini mengakibatkan uang kita di tabungan akan hilang karena teregerus laju inflasi yang tinggi.
Untuk saat ini, jarang ditemukan suku bunga tabungan yang bisa mengalahkan nilai inflasi. Oleh karena itu, kita harus melakukan langkah preventif untuk melawan laju inflasi.
Faktor Penyebab Inflasi
Inflasi tidak mungkin terjadi begitu saja dan dampak inflasi pastinya memiliki faktor pemicu atau penyebabnya. Berikut ini beberapa faktor yang memengaruhi inflasi.
Bertambahnya Uang yang Beredar
Quantity Theory Inflation merupakan salah satu penyebab inflasi. Di dalam teori ini dikemukakan bahwa ada keterkaitan antara jumlah uang yang beredar dengan harga suatu barang dan jasa. Jika barang dan jasa yang dijual jumlahnya tetap sedangkan uang yang beredar jumlahnya bertambah, maka barang dan jasa tersebut akan mengalami kenaikan harga, sebagai dampak inflasi.
Kenaikan Biaya Produksi
Selain itu, faktor penyebab inflasi adalah kenaikan biaya produksi. Adanya kenaikan harga bahan baku dalam produksi akan memaksa produsen meningkatkan biaya produksinya. Hal ini tentu saja akan menaikkan harga barang yang dijual. Istilah lain kondisi seperti ini adalah Cost Push Inflation.
Tingkat Suku Bunga
Suku bunga adalah biaya yang harus dibayarkan oleh peminjam atas pinjaman yang diterima dan merupakan imbalan bagi pemberi pinjaman atas investasinya. Apabila tingkat suku bunga naik sangat tinggi, bisa jadi akan efektif mengurangi money supply, namun akan meningkatkan suku bunga kredit di sektor riil. Maka dari situlah, tingkat suku bunga dapat menyebabkan inflasi.
Kenaikan Harga Komoditi Impor
Penyebab inflasi juga dapat dipengaruhi oleh kenaikan harga komoditi impor dan membengkaknya utang luar negeri. Hal ini terjadi dampak dari terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika serta mata uang asing lainnya. Hal ini sering disebut Imported Inflation.
Adanya ketidakstabilan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing akan mempengaruhi arus modal atau investasi juga perdagangan internasional. Akibatnya, terjadi lonjakan biaya produksi dan mengakibatkan kenaikan harga barang.
Apa yang Perlu Dilakukan untuk Melawan Dampak Inflasi?
Di tahun 1998 terjadi inflasi terbesar yang pernah ada di Indonesia. Saat itu, angka inflasi mencapai 77,63%. Dampak inflasi pada tahun 1998 megakibatkan meningkatnya angka PHK yang mencapai 22 juta orang. Lalu, dampak inflasi juga meningkatkan jumlah kemiskinan di Indonesia hingga mencapai 50%.
Merugikan? Jelas!
Melihat dari pengalaman krisis tahun 1998 tersebut, pemerintah banyak melakukan upaya pencegahan terjadinya angka inflasi yang terlalu tinggi. Mau tahu, apa saja upaya pemerintah? Yuk, simak!
Melakukan Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam hal uang (moneter). Tujuan dari kebijakan ini tentu saja untuk mencapai keseimbangan moneter.
Hal yang bisa dilakukan pemerintah seperti membatasi uang yang beredar di masyarakat, membatasi pemberian kredit, melakukan operasi pasar terbuka, serta menaikkan cadangan kas.
Melakukan Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal merupakan usaha pemerintah untuk mengatur penerimaan dan pengeluaran negara. Hal yang dapat dilakukan pemerintah dengan menggunakan kebijakan fiskal seperti mengurangi utang luar negeri, mengurangi pengeluaran negara, dan mengefektifkan pajak.
Kita Juga Bisa Ikut Mengurangi Dampak Inflasi
Setiap usaha pemerintah ini, seharusnya didukung oleh warga negaranya. Maka sebagai warga negara yang taat, ada yang bisa dilakukan untuk mendukung usaha pemerintah, seperti:
Membeli Produk Dalam Negeri
Cara yang bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya inflasi adalah membeli produk dalam negeri, hal ini dikarenakan akan menekan ekspor barang dan jasa. Jika kita membeli barang dari luar negeri, tentu saja terjadi pertukaran nilai rupiah dengan mata uang asing. Padahal, di saat terjadinya inflasi, biaya untuk ekspor barang dan jasa pastinya lebih mahal. Tentu saja hal ini bukan sesuatu yang bijak, bukan?
Membeli Properti
Properti seperti rumah dan tanah merupakan kebutuhan pokok manusia. Sampai kapan pun, semua orang akan selalu membutuhkannya. Adanya banyak orang di dunia ini, maka harga tanah juga akan semakin mahal.
Maka dengan memiliki properti bisa menjadi keuntungan untuk kita. Harga jual properti setiap tahun akan selalu naik, bahkan bisa melebihi nilai inflasi. Oleh sebab itu, dengan adanya kita memiliki aset berupa properti bisa menyelamatkan kita dari inflasi.
Berinvestasi dengan Memilih Instrumen dengan Imbal yang Lebih Tinggi dari Nilai Inflasi
Setelah terjadi krisis moneter di tahun 1998, di periode periode 2005-2014 rata-rata inflasi di Indonesia mencapai 8,5% per tahun. Angka ini yang cukup tinggi lho. Namun, rata-rata inflasi di Indonesia dari tahun 2017 sampai 2018 lebih cenderung stabil sekitar 3.25% per tahun.
Melihat dari rata-rata inflasi tersebut, kita bisa membuat rencana keuangan dengan menginvestasikan uang ke instrumen keuangan yang memiliki return lebih tinggi dari nilai inflasi.
Kesimpulan
Nah, itulah pembahasan mengenai faktor penyebab, dampak inflasi terhadap keuangan kita, dan hal apa yang bisa dilakukan untuk melawan inflasi. Pastinya setelah membaca artikel ini, kamu sudah tahu bahwa menabung belum tentu bisa membantumu melawan inflasi. Dan sebaliknya, membuat rencana keuangan dengan memilih instumen investasi yang memberikan return yang lebih tinggi daripada nilai inflasi merupakan solusi yang tepat. Sebaiknya kamu memulai investasi dari sekarang juga, agar kondisi finansialmu tetap sehat walaupun inflasi menerjang.
Ada banyak peluang yang bisa kamu manfaatkan untuk mendapatkan pendapatan tambahan dan yang perlu kamu lakukan adalah mencari dan menekuni peluang tersebut, ya. Dengan kamu memiliki pendapatan tambahan, dampak inflasi yang buruk bisa kamu hadapi dengan baik.
Semangat, ya!