Even seorang freelancer, pada saatnya nanti juga butuh pensiun. So, sudah siap dengan dana pensiun kamu belum?
Well, setiap orang pastinya mempunyai harapan untuk menjalani hidup nyaman dan sejahtera di masa tua. Tak terkecuali para freelancer, pasti juga pengin kehidupan di masa tua yang nyaman dan sejahtera. Biar dikata, freelancer adalah orang yang lebih bebas mengejar passion sehingga boleh saja kalau mau berkarya terus bahkan di usia senja. Tapi ya, akan ada masanya, kita harus merasa cukup.
Setidaknya, misalkan masih mau kerja, penginnya ya sudah bukan orientasi pada penghasilan lagi, dan pasti nggak mau terlalu ikrib sama deadline lagi.
Pasalnya, ketika seseorang sudah menua, maka tingkat produktivitas juga akan. Di saat yang bersamaan, kebutuhan hidup harus terus dipenuhi.
Nah, itulah sebabnya setiap orang perlu memikirkan persiapan pensiun jika ingin masa tuanya sejahtera tanpa terbebani masalah finansial.
Lalu, bagaimana cara menyiapkan dana pensiun untuk freelancer agar hidup sejahtera, ya?
Jika kamu menjadi seorang freelancer, kamu tidak mendapatkan tunjangan pensiun dan pola pendapatan yang kamu dapatkan juga cenderung tidak pasti. Maka hal ini akan menjadi tantangan terbesarmu untuk bisa mewujudkan financial freedom di masa pensiun nanti. Walaupun begitu, kamu yang berstatus sebagai freelancer tidak perlu cemas kok. Dengan pengelolaan keuangan yang tepat, kamu juga bisa tetap menyiapkan dana pensiun dengan baik.
Yuk, simak strategi menyiapkan dana pensiun untuk seorang freelancer!
Strategi Menyiapkan Dana Pensiun Para Freelancer
1. Mengetahui kebutuhan dana pensiun
Agar kamu bisa mewujudkan masa pensiun yang nyaman dan sejahtera, berinisiatiflah untuk membangun dana pensiun sendiri.
Langkah pertama yang perlu kamu lakukan adalah mengetahui tentang dana pensiun yang akan kamu butuhkan nantinya. Bagaimana caranya? Nggak sulit kok.
Tentukanlah pada usia berapa kamu akan pensiun atau tidak lagi mempunyai penghasilan, asumsi usia harapan hidup, perkiraan dana yang kamu butuhkan untuk hidup sehari-hari, dan juga waktu yang kamu miliki untuk menyiapkan kebutuhan dana pensiun tersebut.
Misalnya nih, kamu mempunyai rencana pensiun di usia 55 tahun dengan asumsi usia harapan hidup hingga 65 tahun. Kebutuhan hidup sehari-harimu saat ini sekitar Rp7 juta untuk setiap bulannya. Jika sudah dikurangi dengan cicilan atau tagihan, anggap saja kebutuhan dana menjadi Rp5 juta per bulan.
Saat ini kamu berusia 27 tahun, jadi kamu mempunyai waktu sekitar 28 tahun untuk mengumpulkan dana tersebut. Dengan asumsi inflasi per tahun 10%, maka total kebutuhan danamu saat pensiun 28 tahun lagi sampai tutup usia sekitar Rp13,79 miliar.
Wow! Duit semua itu?
Iya, makanya perlu perencanaan yang matang untuk segera mulai menabung dana pensiun ini.
2. Siapkan strategi pengumpulan dana
Untuk mengumpulkan dana pensiun sebesar Rp13,79 miliar selama 28 tahun, kamu bisa memikirkan beberapa pilihan strategi.
Satu, berinvestasilah secara rutin dan konsisten di instrumen investasi yang mampu tumbuh tinggi. Ada beberapa instrumen investasi yang berpeluang tumbuh di atas inflasi, seperti reksa dana, saham, obligasi jangka panjang, properti, dan lain sebagainya.
Namun, tidak semua instrumen investasi tersebut dapat kamu lakukan dengan metode Dollar Cost Averaging, alias metode cicilan investasi atau investasi berkala. Contoh saja ya, investasi properti akan membutuhkan modal yang cukup besar.
Nah, buat kamu yang modal kecil alias investor ritel, memilih berinvestasi rutin di instrumen seperti reksa dana atau saham adalah hal yang lebih realistis.
Konsistenlah dalam horizon waktu seama 28 tahun untuk mengumpulkan dana pensiun kamu.
Lalu, berapa yang harus diinvestasikan agar dana pensiun sebesar Rp13,79 miliar terkumpul? Kamu dapat berinvestasi rutin di produk investasi yang mampu tumbuh 25% per tahun dan menyetor dana investasi sebesar Rp580.511 per bulan selama 28 tahun.
Biasanya sih di aplikasi sekuritas ada tuh kalkulator investasi. Coba deh, simulasi ya.
Freelancer juga bisa ikut jadi peserta program Jaminan Hari Tua (JHT) BPJS Ketenagakerjaan secara mandiri. Untuk pekerja mandiri, kepesertaan JHT BPJS Ketenagakerjaan akan memintamu menyetorkan iuran sebesar 2% dari penghasilan yang dilaporkan. Jadi, bila pendapatanmu dalam satu bulan sebesar Rp7 juta, maka iuran yang harus kamu setorkan sebesar Rp140.000 per bulan.
Alternatif lainnya adalah Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) pribadi. Prinsip DPLK tidak berbeda jauh dengan JHT BPJS Ketenagakerjaan. Dana yang kamu setorkan akan dikelola oleh pengurus DPLK ke instrumen investasi jangka panjang agar bisa tumbuh tinggi. Dana yang sudah terkumpul dapat diambil ketika sudah memasuki usia pensiun, dan bisa juga kamu belikan produk anuitas yang memberikan pendapatan rutin setiap bulan, sampai kamu menutup usia.
3. Sehatkan keuangan pribadi
Mengumpulkan dana pensiun merupakan rencana keuangan untuk jangka panjang. Jelas, hal ini butuh komitmen kuat.
Jadi, semakin dini kamu memulainya, maka akan semakin mudah bagimu untuk mewujudkan target dana pensiun. Di samping mengumpulkan dana pensiun, kamu juga harus memastikan keuangan pribadimu sudah cukup sehat.
Ada dua hal yang bisa kamu cermati tentang keuangan yang sehat, yaitu beban utang dan kecukupan dana darurat. Jika pendapatan yang kamu miliki saat ini masih banyak keluar untuk beban utang, maka kamu akan lebih mendesak untuk menyelesaikan beban utang tersebut. Sebaiknya beban cicilan per bulan jangan sampai melebihi 30% dari pengahasilan rutin.
Selain itu, perhatikan kecukupan dana darurat.
Buat freelancer, barangkali akan butuh lebih banyak dari mereka yang pendapatannya tetap. Bisa jadi setidaknya harus lebih sedikit dari 3-6 kali biaya untuk keperluanmu dalam satu bulan. Kamu bisa membaginya menjadi pos-pos keuangan, agar hasil dari pendapatanmu selama sebulan dapat masuk ke semua pos keuangan tersebut.
4. Jangan lupakan asuransi
Menjadi seorang pekerja lepas pastinya tidak akan menikmati tunjangan kesehatan sebagaimana karyawan di sebuah perusahaan. Padahal risiko finansial akibat kondisi sakit, kecelakaan, atau meninggal dunia itu beneran ada, dan tidak memandang status seseorang itu karyawan atau pekerja lepas.
Untuk meminimalkan kerugian finansial tersebut, milikilah asuransi. Sebagai pekerja mandiri, kamu juga harus siapkan asuransi secara mandiri juga.
Jika kamu saat ini menjadi tulang punggung keluarga, pastikan juga kamu mempunyai asuransi jiwa, sebagai jaring pengaman untuk keluarga yang kamu tanggung.
Asuransi kesehatan juga wajib punya. Asuransi kesehatan akan memberimu manfaat perlindungan dari risiko kerugian akibat kondisi sakit, harus rawat inap di rumah sakit, dan membutuhkan dana yang besar untuk membayarnya. Sisihkan setidaknya 5%-10% dari penghasilan rutin dalam satu bulan untuk membiayai kebutuhan asuransi melalui pembayaran premi asuransi.
Ingat, hasil enggak akan mengingkari usaha, ya!
Nah, begitulah 4 strategi menyiapkan dana pensiun untuk seorang freelancer. Pastinya, butuh kerja keras, tapi bukan hal yang enggak mungkin kamu capai.
Semangat terus dan jangan lupa untuk menjaga kesehatan, supaya kamu bisa terus bekerja demi terciptanya financial freedom ya.