Apakah kamu adalah seorang pelaku bisnis yang ingin menghitung laba bisnis? Atau mungkin kamu pengin tahu, dalam berapa tahun perusahaan dapat menghasilkan keuntungan bisnis? Barangkali juga kamu ingin tahu kapan usaha bisnismu mengalami balik modal? Nah, kalau gitu, kamu mesti tahu cara menghitung BEP.
BEP (Break Even Point) ini sebenarnya adalah salah satu rumus yang dipakai dalam akuntansi. Hasil dari perhitungan BEP ini sangat berguna untuk menggambarkan seberapa besar hasil penjualan yang harus dicapai agar terhindar dari kerugian saat menjalankan bisnis. BEP sangat membantu sekali dalam menentukan target penjualan dalam bisnis yang kamu jalani, pun juga penting untuk menjaga modal bisnis agar tetap positif.
So, para (calon) pemilik bisnis, coba yuk, mengenal lebih jauh tentang BEP (Break Even Point)!
Apa itu Break Even Point?
Pengertian BEP
BEP (Break Even Point) kalau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah “titik impas”. Bisa diartikan kalau Break Even Point (BEP) adalah titik penjualan dalam suatu bisnis ketika hasil penjualan (revenue) sama dengan total biaya (total cost).
Impas. Itu dia.
Artinya, dalam posisi BEP, kamu tidak akan mengalami kerugian maupun keuntungan bisnis. Kebanyakan orang yang awam menyebut titik BEP ini sebagai kondisi ketika bisnis yang dijalankan mengalami balik modal. Nah, makanya bisa dibilang, kalau perhitungan BEP merupakan perhitungan yang sangat penting untuk kamu yang mempunyai bisnis.
Jenis BEP
Break Even Point (BEP) ini dibagi menjadi 2, yaitu BEP nilai penjualan (BEP in sales) dan BEP unit penjualan (BEP in units). Apa beda dari keduanya?
BEP nilai penjualan (BEP in sales) merupakan hasil penjualan (dalam rupiah atau dalam mata uang lainnya) yang membuat bisnis enggak rugi atau enggak untung. Sementara itu, BEP unit penjualan (BEP in units) merupakan banyaknya unit yang harus dijual agar bisa mencapai keseimbangan (enggak rugi atau enggak untung).
Fungsi BEP
Untuk kamu yang sedang menjalankan bisnis, sangatlah penting untuk tahu cara menghitung Break Even Point (BEP). Hal ini bisa membantumu menjaga dan memantau kondisi keuangan bisnismu agar selalu dalam keadaan aman.
Ada juga beberapa fungsi dari tahu cara menghitung BEP, yaitu:
- Kamu dapat menilai untung atau rugi yang bergantung pada jumlah unit yang kamu jual atau dari hasil penjualan.
- Memperkirakan imbas yang kemungkinan timbul dari perubahan harga jual.
- Dapat mengukur dampak yang terjadi efek dari perubahan harga dan efisiensi terhadap kemampuan bisnis dalam menghasilkan untung (profitabilitas).
- Membantumu dalam menentukan target dari hasil penjualan atau banyaknya unit yang terjual dalam mendatangkan untung atau profit.
- Membantu menentukan seberapa besar hasil penjualan atau banyaknya unit yang terjual untuk menutupi biaya yang dikeluarkan (operasional).
Caa Menghitung BEP
Cara menghitung BEP, tentukan dulu 3 elemen yang ada pada rumusnya yaitu :
- Fixed Cost atau biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan untuk menyewa tempat usaha, pegawai, mesin, gaji, sewa, mesin, asuransi, biaya administrasi, beban bunga, dan lain-lain. Biaya ini adalah biaya yang harus keluarkan, walaupun kamu tidak menjual produk sama sekali.
- Variable Cost atau biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan berhubungan dengan kegiatan dalam menjalankan usaha. Biaya Variable ini jumlahnya berubah-ubah tergantung pada kegiatan yang dilakukan. Biaya yang masuk ke dalam variable cost seperti biaya bahan baku, biaya pengemasan, kargo, komisi, iklan, dan lain-lain.
- Harga penjualan, yaitu harga jual yang kamu tentukan ke pembeli.
Setelah mengetahui elemen atau komponen dalam menghitung BEP, kamu tinggal cari tahu gimana cara menghitung Break Even Point. Rumus BEP dibedakan menjadi dua, kamu dapat menghitung BEP dalam nilai penjualan (BEP in sales) atau BEP dalam unit penjualan (BEP in units).
Rumus BEP dalam unit penjualan:
Rumus BEP dalam nilai penjualan adalah:
Konsep BEP di atas dapat disederhanakan menjadi berikut:
- Untung (Profit): Pendapatan (Revenue) > Total Biaya Tetap (Fixed Cost) + Total Biaya Variabel (Variable Cost).
- BEP: Pendapatan (Revenue) = Total Biaya Tetap (Fixed Cost) + Total Biaya Variabel (Variable Cost).
- Kerugian (Loss): Pendapatan (Revenue) < Total Biaya Tetap (Fixed Cost) + Total Biaya Variabel (Variable Cost).
Contoh perhitungan dengan rumus BEP unit :
Pak Wisnu mempunyai bisnis toko sepeda dengan fixed cost Rp.5.000.000. Variable costnya Rp.200.000/unit, dengan harga jual Rp.1.500.000/unit.
BEP per unitnya adalah :
BEP Unit = (Biaya Tetap) / (Harga per unit – Biaya Variable per Unit)
= Rp.5.000.000/ (Rp.1.500.000 – Rp.200.000)
= Rp.5.000.000 / Rp.1.300.000
= 3.84 pembulatan ke atas menjadi 4 unit
Jadi Pak Amin bisa balik modal jika Pak Amin dapat menjual 4 unit sepeda dalam satu bulannya. Untuk penjualan sepeda yang ke 5, maka Pak Amin sudah mendapat keuntungan bisnis karena fixed cost (biaya tetap) sudah tertutupi dengan terjualnya 4 sepeda sebelumnya.
Contoh perhitungan dengan rumus BEP nilai penjualan :
Pak Mamat mempunyai toko mebel dengan fixed cost Rp.10.000.000. Variable costnya Rp.500.000/unit, lalu harga jual Rp.2.500.000/unit .
BEP nilai penjualannya adalah:
BEP nilai penjualan = (Biaya Tetap) / (Kontribusi Margin per unit / Harga per Unit)
Kontribusi margin per unit merupakan jumlah keuntungan bisnis yang kamu dapatkan ketika menjual produkmu.
= Rp.10.000.000 / (harga jual – variabel cost)/harga per unit
= Rp.10.000.000 /(2.500.000 – 500.000)/2.500.000
= Rp.10.000.000/0.8
= Rp.12.500.000
Jadi Pak Mamat mengalami BEP ketika penjualannya sudah mencapai Rp.12.500.000,- . Jika sudah melewati jumlah penjualan tersebut, maka Pak Mamat bisa dikatakan sudah balik modal. Maka hasil penjualan setelahnya, Pak Mamat sudah dapat menghitung laba bisnis.
Keuntungan bisnis yang bisa kamu dapatkan kalau kamu tahu cara menghitung BEP
Nah, kamu sudah mulai paham kan apa itu BEP, rumus BEP, dan cara untuk menghitungnya?
Berikut juga ada beberapa keuntungan yang bisa kamu dapatkan dengan menggunakan perhitungan BEP:
- Kamu bisa lebih teliti dalam mencatat pengeluaran untuk bisnismu. Penggunakan perhitungan BEP ini, kamu diharuskan memasukkan semua pengeluaran. Hal ini untuk bisa mendapatkan “titik impas”.
- Dapat menetapkan revenue atau target pendapatan. Hasil BEP juga dapat menentukan berapa besar revenue yang baik untuk dicapai.
- Kamu dapat mengambil keputusan dengan tepat. BEP membantu kamu sebagai pengusaha dalam membuat keputusan yang logis agar terhindar dari pengambilan keputusan tanpa dasar atau asal-asalan.
- Dapat menentukan harga jual yang tepat. Sulit untuk menentukan harga jual suatu produk dengan tepat, tanpa menggunakan perhitungan BEP. Penggunaan BEP bisa memberi gambaran.
- Kamu dapat mengetahui dana untuk menutupi biaya tetap. Kamu juga jadi tahu seberapa besar biaya tetap yang harus kamu tutupi berdasarkan BEP.
Nah, itu tadi informasi tentang BEP (Break Even Point), mulai dari pengertian BEP, fungsi BEP, cara menghitung BEP, sampai keuntungan dari menggunakan perhitungan BEP.
Jadi gimana? Sudah dapat hitungan BEP bisnismu? Gimana gimana? Masih rugi, sudah balik modal, atau malah sudah untung di akhir tahun ini? Hasil perhitungan BEP bisa kamu gunakan sebagai bahan analisis untuk membuat strategi dan rencana bisnis di tahun 2021. Tentunya dengan harapan, supaya bisnismu berjalan dengan lebih baik.
Semoga bermanfaat!
Penulis
Carolina Ratri berprofesi sebagai penulis konten untuk website dan media sosial profesional. Bergabung menjadi penulis website Diskartes.com sejak Juni 2019.