Ketika kita mau terjun ke dunia bisnis, ada salah satu hal yang biasanya selalu jadi pertanyaan terbesar: modal untuk bisnis ini dari mana?
Biar kata banyak orang, ada beberapa bisnis yang bisa dijalankan tanpa modal, tapi ya … keknya juga enggak mungkin tanpa modal sama sekali. Misalnya, mau usaha dropshipper. Setidaknya, kamu akan butuh modal buat pulsa. Iya enggak? Ya, memang enggak banyak, tapi bukannya nol sama sekali kan?
So, next time kamu melihat judul artikel “bisnis tanpa modal” atau sebangsanya, jangan terlalu percaya dulu deh. #eh
Anyway, modal untuk bisnis memang jadi hal pertama yang harus dipastikan dulu sebelum akhirnya kita benar-benar memulai bisnis. Bahkan nih, bisa jadi modal bisnis menjadi alasan pertama seseorang urung menjalankan bisnis.
Saya juga sih dulu. Niat bisnis itu gede banget, konsep sudah ada. Target pasar? Siap berjuang. Tapi modal–jujur nih–bikin saya jadi harus memutar otak paling keras.
Kalau meminjam dari bank, bagaimana dengan bunganya? Apa saya mampu? Padahal juga masih ada utang yang lain. Belum lagi soal jaminan. Apa yang bisa saya jaminkan? Jaminan diri sendiri? Mana laku?
So, kalau kamu sekarang sedang bingung dan sedang berkutat dengan pertanyaan yang sama–dari mana bisa mendapatkan modal untuk bisnis–yuk, kita bahas di sini sekarang. Kamu boleh menambahkan jika ada yang kurang nanti. Tulis saja di kolom komen ya, karena yang saya tulis adalah sejauh yang pernah saya lakukan dan saya tahu. Jadi, mungkin ada kekurangannya.
5 Cara Mendapatkan Modal untuk Bisnis
1. Tabungan pribadi
Nah, sebelum kita mencari modal untuk bisnis “ke luar”, mari kita coba swadaya dulu–alias memanfaatkan apa yang kita miliki. Kalau memang punya sendiri ini kurang, baru deh coba cari tambahan dari luar.
Yang dimaksud di sini adalah tabungan pribadi kita.
Coba dicek yuk, berapa tabungan yang sudah kita miliki sekarang. Kalau punya tabungan–baik di rumah maupun di bank–itu bisa jadi modal pertama kita untuk membangun bisnis.
Sebenarnya sih paling bagus adalah kita membuat bisnis yang sesuai dengan modal yang sesuai dengan jumlah tabungan kita pribadi. Nanti sambil jalan, kita bisa menambah modal lagi sembari mengembangkan usaha. Iya nggak?
Ya, itu sih yang paling ideal sih. Paling aman. So, kita bisa membuat bisnis berskala kecil dulu, kecuali kalau memang tabungan kita sudah banyak. Enggak masalah kalau begitu sih. Jadi, kita sesuaikan rencana bisnis dengan modal yang sudah ada.
Karena modalnya mungkin belum besar, maka kita mesti pastikan jangan sampai terbuang percuma. Jadi, buatlah rencana bisnis yang sedetail mungkin, dengan penekanan biaya seoptimal mungkin.
2. Aset Pribadi
Kalau tabungan pribadi masih belum cukup dipakai sebagai modal untuk bisnis, maka mungkin aset pribadi bisa membantu.
Punya barang berharga apa? Emas? Tanah? Properti? Atau, sudah punya investasi–mungkin reksa dana atau saham?
Yuk, coba dicek lagi. Bagaimana posisinya kalau ditotal? Kalau dijual, apakah mencukupi sejumlah modal untuk bisnis yang dibutuhkan?
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan ikut menjadi pertimbangan jika kamu hendak menjual aset yang kamu miliki sekarang agar bisa menjadi modal untuk bisnis. Yaitu:
- Bagaimana fluktuasi harganya? Misalnya saja, kamu hendak menjual emas. Perhatikan bagaimana posisi harganya sekarang. Kalau memang mencukupi, tidak ada salahnya segera dijual. Kalau harga emas posisinya sedang kurang bagus, ya berarti harus dipertimbangkan ulang.
- Bagaimana kondisi barangnya? Kalau kamu pintar merawat aset-asetmu bisa jadi kalau dijual akan laku dengan harga lebih tinggi. Tapi kalau enggak, ya bisa saja lakunya di bawah harga pasaran–dan jelas, ini membuatnya jadi kurang menguntungkan.
Banyak pula calon pebisnis yang lebih memilih untuk menggadaikan aset, alih-alih menjualnya. Dengan begini, mereka masih punya harapan untuk bisa menebusnya dalam jangka waktu yang sudah disepakati.
Pertimbangkanlah dengan saksama berbagai opsi di atas, agar kamu bisa mendapatkan modal untuk bisnis yang sesuai dengan kebutuhanmu.
3. Pinjaman lunak pada keluarga
Meminjam dana pada keluarga atau kerabat, seperti ayah, ibu, kakak, atau adik, juga bisa menjadi salah satu alternatif mendapatkan modal untuk bisnis yang bisa dicoba.
Nah, yang harus diingat–karena ini sangat sangat penting–meskipun meminjam dari keluarga, tapi yang namanya pinjam ya harus dikembalikan. Terutama kalau pinjam uang.
Ya, kecuali mereka yang menawarkan kalau kita enggak perlu membayar kembali sih. Ini namanya rezeki nomplok.
Tapi, sebisa mungkin sih tetap harus dikembalikan. Karena risikonya sangat besar: kehilangan saudara atau keluarga, kalau sampai enggak dibayar kembali.
Ada baiknya, kita berlaku profesional juga dalam peminjaman modal ini. Jadi, buatlah surat perjanjian hitam di atas putih yang ditandatangani kedua belah pihak, bahwa kita meminjam sejumlah dana yang akan dipakai sebagai modal untuk bisnis dan akan dikembalikan dalam jangka waktu tertentu.
Dalam surat tersebut harus jelas:
- Nama yang meminjamkan dana dan sang peminjam.
- Nama saksi, jika diperlukan
- Jumlah dana yang dipinjam
- Jangka waktu pengembalian (plus tambahan waktu jika ada kendala–tentu ini dengan kesepakatan)
- Bunga, jika memang ada
- Potongan jika bisa mengembalikan sebelum waktunya
- Denda jika pengembalian melebihi waktu yang disepakati
- Tanda tangan pihak-pihak yang terlibat
Buatlah suratnya dalam beberapa rangkap sesuai kebutuhan.
Ingat, sebagai (calon) pebisnis, kita harus profesional dan disiplin. Meski keluarga, tapi yang namanya bisnis tetap bisnis.
4. Kredit Usaha Rakyat
Nah, pemerintah sendiri juga mendukung banget kalau ada rakyatnya yang pengin membangun bisnis kecil, karena ya dari rakyatlah perputaran roda ekonomi negara ini berawal kan? Makanya mesti didukung penuh.
Pemerintah punya program KUR–atau Kredit Usaha Rakyat–yang mulai digulirkan tahun 2005 lalu. Kalau mau tahu lebih banyak tentang KUR sih sebenarnya bisa langsung kepoin webnya ini. Ada tuh realisasinya sudah berapa saja sejak tahun 2010 sampai 2018 lalu, bank penyalurnya mana saja, dan kamu bisa langsung mendaftar sebagai calon debitur melalui webnya ini.
Kebijakan terbaru terkait KUR untuk 2020 di antaranya:
- Suku bunga diturunkan dari 7% menjadi 6%;
- Total plafon KUR ditingkatkan dari 140 Triliun menjadi 190 Triliun pada tahun 2020, dan akan ditingkatkan bertahap sampai dengan Rp325 Triliun pada tahun 2024;
- Peningkatan plafon KUR Mikro dari Rp25 juta menjadi Rp50 juta per debitur.
Tuh kan, keren kan? Pemerintah sudah memberikan fasilitas, kenapa enggak dimanfaatkan kan? Coba cari info lebih banyak lagi ya, soal KUR ini. Bisa googling, atau datangi saja bank penyalurnya langsung.
5. Kredit bank
Kredit bank bisa menjadi alternatif jalan terakhir jika opsi-opsi yang lain ternyata enggak cukup untuk menambah modal bisnis.
Ada beberapa jenis kredit bank yang bisa dipilih, mulai dari kredit multiguna hingga kredit tanpa agunan. But please please please, baca dengan saksama semua syarat dan ketentuannya, dan pertimbangkan masak-masak terutama bagaimana mencicilnya.
Jangan sampai, maunya menambah modal untuk bisnis, tapi justru membuatmu jadi terjerat utang tiada akhir.
Selalu pastikan kamu mampu membayar setiap utang yang kamu buat.
So, modal memang merupakan hal yang paling krusial dalam proses perintisan bisnis mana pun. Tapi, ada baiknya juga disesuaikan dengan kemampuan kita sendiri. Jangan sampai, demi mewujudkan mimpi menjadi pebisnis besar, kita jadi kurang pertimbangan dalam mengelola modal untuk bisnis yang pasti akan berbuah kurang manis.
Jadi, selamat berjuang! Good luck ya bisnisnya. Semoga segera cuan!