Ada yang sedang mengalami quarter life crisis? Atau, malah ada yang nggak ngeh kalau sedang mengalami quarter life crisis?
Atau malah nggak tahu arti sebenarnya dari istilah krisis seperempat abad ini?
Apa Sih Quarter Life Crisis?
Kalau menurut Wikipedia:
Quarter Life Crisis atau krisis usia seperempat abad merupakan istilah psikologi yang merujuk pada keadaan emosional yang umumnya dialami oleh orang-orang berusia 20 hingga 30 tahun seperti kekhawatiran, keraguan terhadap kemampuan diri, dan kebingungan menentukan arah hidup yang umumnya dialami oleh orang-orang berusia 20 hingga 30 tahun.
Nah, buat kamu yang ada di usia 20 – 30 tahun, biasanya sih emang lagi galau-galaunya sama hidup. Ragu; bener nggak sih ini keputusan yang sudah aku ambil. Cemas; wah, jangan-jangan keputusan ini salah, dan nanti bakalan jadi masalah gede nih. Bingung; kok gini-gini aja ya, ngapain coba aku ini?
Tapi masalah ini sebenarnya enggak kamu sendirian saja yang mengalami. Hampir sebagian besar manusia usia 20 – 30 tahun bakalan mengalami ini. Cuma kalau saya, kok saya lupa ya, dulu ngalamin apa enggak? Entah saking sudah lamanya, atau dulu memang nggak ngeh sih. Iya, buka kartu usia yang sudah uzur kayaknya sih ini.
Anyway …
Gejala quarter life crisis ini rata-rata ya sama, seperti yang ditulis oleh Alexandra Robbins dan Abby Wilner dalam buku mereka yang berjudul Quarter-life Crisis: The Unique Challenges of Life in Your Twenties. Ciri-ciri tersebut di antaranya:
- Sering mengalami kebingungan, karena berbagai pilihan hidup yang ada di depan mata tapi enggak tahu mesti memilih yang mana karena enggak jelas juga konsekuensinya seperti apa.
- Minder, karena merasa milestone diri sendir ituh enggak ada apa-apanya dengan teman-teman lain yang seusia.
- Karena nggak tahu mesti memilih jalan hidup yang seperti apa, ya akhirnya mengalami anxiety terhadap masa depan diri sendiri.
- Merasa stuck, gini-gini aja. Mentok, kayak nggak ada harapan. Masa depan suram.
- Akhirnya membandingkan diri sendiri dengan orang lain, apalagi ini zamannya media sosial yang kita cuma disuguhi apa yang memang mau dipertontonkan. Apa yang di baliknya kan enggak pernah diperlihatkan.
- Hingga kemudian ya takut untuk mencoba hal baru, melangkah keluar dari zona nyaman, dan merespons berbagai tantangan.
Apakah kamu sedang merasakan hal-hal seperti itu? Yeah, well, ini adalah fase yang wajar. Kamu berada di fase ketika kamu benar-benar beranjak dewasa dan mandiri. Pikiran-pikiran negatif itu menyerang, karena sisi lain dari dirimu pengin supaya kamu bisa lebih baik lagi. Ini kan sinyal yang bagus? Makanya, harus segera dicari jalan keluarnya.
Pertama, sini, pukpuk dulu. Setelah itu, segera diatasi dan move on, karena kalau enggak, ya bisa jadi menyisakan efek yang nggak bagus juga buat hidupmu. Hal terbesarnya, sekarang saatnya kamu merencanakan masa depanmu sendiri. Jangan takut. Toh, kalau gagal, kamu selalu bisa balik ke awal dan mencoba lagi. Mendingan gagal karena sudah dicoba kan, ketimbang nggak pernah mencoba apa pun dan jalan di tempat.
Mari kita lihat, apa saja yang bisa kamu lakukan untuk segera keluar dari situasi quarter life crisis ini.
1. Setop membandingkan
Terutama dengan orang-orang yang kamu nggak terlalu kenal di media sosial.
Iya memang kehadiran media sosial di zaman sekarang itu memang bak pisau bermata dua. Tsah. Tapi ungkapan ini memang berlaku banget sih di medsos. Kalau kamu enggak bisa memanfaatkannya dengan bener dan bijak, ya yang kamu dapatkan cuma hal-hal negatifnya saja.
Salah satunya, kamu jadi suka membandingkan diri sendiri dengan orang lain–yang bahkan kamu nggak kenal!
Stop that! Enough. Membandingkan diri sendiri dengan teman-teman yang kenal dekat saat kamu mengalami quarter life crisis, bahkan dengan saudara sendiri saja sebaiknya dihindari, apalagi membandingkan diri sama orang yang nggak kenal–bahkan mereka aja nggak tahu kalau kamu ada.
Setiap orang punya linimasa masing-masing. Barangkali kamu memang belum sukses sekarang, tapi itu bukan berarti membuatmu jadi orang gagal seumur hidup. Kamu juga bisa saja gagal di satu hal, tapi sukses di hal lain.
So, kalau kamu pengin keluar dari fase ini segera, maka yang pertama kali harus kamu lakukan adalah berhenti membandingkan dan fokus terhadap dirimu sendiri.
2. Buat rencana ke depan
Setelah “selesai” membandingkan diri dengan orang lain, sekarang saatnya kamu membuat rencanamu sendiri untuk masa depan.
Mindset yang harus diubah adalah bukan nasib yang menentukan masa depanmu, tetapi dirimu sendiri. Jadi, kepingin apa sih nanti ke depannya? Apa ambisi terbesarmu dalam hidup? Pengin punya apa saja? Pengin “sekaya” apa?
Jadikan semua jawaban itu sebagai tujuan hidup aka tujuan keuangan, karena untuk mewujudkan mimpi, of course kamu akan butuh biaya. Biaya inilah yang harus kamu usahakan setiap harinya dengan bekerja.
Kamu pengin pensiun sambil keliling dunia? Boleh saja. Buat rencana kalau gitu. Butuh berapa duit buat keliling dunia, proyeksikan dengan inflasi dalam berapa tahun? Itulah yang harus menjadi objek.
Pengin punya rumah 5 tahun lagi? Bisa banget. Tapi kan, sekarang aja gaji masih UMR lebih sedikit? Ya, kenapa enggak? Dengan perencanaan yang realistis, bisa kok kamu dapat rumah dengan gaji UMR. Tinggal skemanya saja mau gimana, dan niat besar untuk berjuang.
Dengan perjuangan-perjuangan ini, kamu pun otomatis akan moveon dari fase stuck di quarter life crisis.
3. Atur keuanganmu
Yep, setelah memiliki tujuan hidup termasuk rencana untuk mewujudkannya, maka sekarang saatnya kamu berjuang.
Perbaiki gaya hidup, atur keuanganmu dengan lebih baik. Finansial harus kuat, apalagi jika mimpimu besar. Untuk sehari-hari saja kita butuh uang yang tak sedikit kan? Ya apalagi kalau punya cita-cita banyak.
Ingat, bukan lantas cita-cita atau mimpinya yang harus dikurangi, tapi usahanya yang lebih keras dan lebih pintar lagi. Tapi tanpa pengelolaan keuangan yang baik, ya hal ini bisa jadi mustahil. Mau pensiun keliling dunia? Boro-boro. Buat hidup sampai akhir bulan ini untuk gajian lagi aja, mesti makan mi instan yang dibagi dua: satu buat brunch, satunya buat makan late lunch. Duh, mengenaskan.
Pasti ada yang salah deh kalau gitu. Perbaiki dulu kebiasaan keuangan, positifkan cash flow, lalu mulai investasi.
Itu dia 3 hal yang harus kamu pikirkan untuk bisa keluar dari quarter life crisis. Simpel kan?
Loh, kok kayaknya keuangan semua ya solusinya? Ya, memang. Quarter life crisis memang bisa jadi merupakan kumpulan kecemasan-kecemasan dalam hidupmu, tetapi solusinya sebenarnya simpel: kamu punya uang untuk kemudian dipakai untuk membuat rencana dan cita-cita.
Pasti hilang semua deh persoalan. Cobain aja.
Hal lain yang seharusnya juga kamu lakukan untuk bisa segera moveon dari quarter life crisis: berbicaralah pada orang lain–terutama yang kamu percaya, dekat denganmu, dan sudah pernah menjalani fase yang sama. Bertukar pikiran dan sharinglah dengannya, ungkapkan apa yang menjadi kekhawatiranmu.
Berbicara dengan orang lain itu does help! Apalagi untuk bisa melewati fase-fase down dalam hidup. Biar nggak bablas jadi stres dan depresi.
Nah, semoga uraian di atas bisa membuatmu untuk segera semangat ya! Kamu masih muda, masih panjang jalannya. Tetap semangat, apalagi ini sudah akan ganti tahun nih.
Yuk, optimis!
Penulis
Carolina Ratri berprofesi sebagai penulis konten untuk website dan media sosial profesional. Bergabung menjadi penulis website Diskartes.com sejak Juni 2019.