Di masa pandemi, belanja online menjadi salah satu keniscayaan. Betul enggak? Sebagian berpikir, karena ini cara yang paling aman untuk belanja demi meminimalkan peluang tertular virus corona. Sebagian yang lain menganggap, belanja online ini memang sudah jadi bagian dari gaya hidup, tapi sekarang jadi lebih intens lagi.
Sedangkan, sebagian yang lain, kalau seharian nggak scroling marketplace, rasanya ada yang kurang. Ada juga yang hobi masukin barang ke wishlist, atau bahkan ke keranjang, tapi nggak checkout-checkout. Katanya sih, checkout-nya nanti kalau sudah punya uang.
Memang, semakin ke sini, kita semakin dimanjakan oleh kemudahan. Teknologi memang memungkinkan semuanya terjadi–dan semua jadi tampak lebih praktis. Nggak seperti aktivitas belanja biasa, belanja online ini jadi pilihan yang lebih baik di masa sekarang. Sudahlah aplikasi buat belanjanya semakin banyak, promo dan diskonnya juga nggak kalah gila dari promo department store di mal itu.
Karenanya, ada yang sampai kesulitan untuk mengendalikan diri dari keinginan untuk belanja online. Kayaknya kok banyak barang lucu-lucu ya di marketplace? Yang unik, nggak dijual di toko mana pun deh. Sudah gitu, dapat promo gratis ongkir pula. Ya kan?
Fyuh, sungguh godaan yang hqq.
Well, coba tunggu sebentar. Atur napas, dan jawab pertanyaan ini dulu sebelum kamu ambil token rekening bank kamu dan mentransfer dana sesuai invoice:
Apakah barang tersebut benar-benar akan berguna untukmu dalam jangka waktu yang lama?
Apakah hidupmu akan sengsara jika kamu tak memiliki barang tersebut?
Jika kamu sudah menjawab pertanyaan tersebut, dan jawaban untuk keduanya adalah ‘tidak’, maka selamat! Kamu baru saja menapakkan diri pada langkah pertama dalam pengendalian nafsu belanja online.
Lalu, langkah berikutnya apa? Simak yang berikut ini sampai selesai ya. Dijamin deh, habis ini, hidupmu akan lebih tenang.
Mengatasi Nafsu Belanja Online
Uninstall Aplikasi
Ini dia “akar masalah” yang bisa membuat orang jadi kecanduan belanja online, yaitu ada aplikasi dalam smartphone. Biasanya memang marketplace membuatnya sedemikian rupa sehingga orang merasa perlu untuk menginstal aplikasi belanja di smartphone mereka–di samping memang akan lebih memudahkan. Yaitu dengan adanya promo khusus yang hanya berlaku jika kita belanja via aplikasi.
So, “buat dirimu sendiri sulit” dengan uninstall aplikasinya. Dengan demikian, kalau kamu merasa pengin belanja, kamu harus mengaksesnya dari browser, yang mana tentu enggak sepraktis belanja dari aplikasi. Atau bahkan, kamu mesti menyalakan laptop dulu supaya bisa belanja. Tambahan lagi, kamu mungkin juga akan lebih malas belanja, karena enggak ada diskon ekstra lagi.
Unfollow Media Sosial
Langkah berikutnya, setelah uninstall aplikasi, unfollow deh media sosial marketplace, online shop, atau tempat belanja online mana pun. Nggak perlu semuanya sekaligus kok, kamu bisa mulai dari akun-akun yang jarang kamu jadikan tempat belanja dulu. Setahap demi setahap, pasti bisa deh.
Berhenti mengikuti akun-akun toko online akan mencegahmu mendapatkan informasi produk terbaru dan promo diskon, sehingga nafsu belanja pun bisa sedikit dikendalikan karena saluran belanjamu berkurang.
Unsubscribe Newsletter
Biasanya, marketplace atau situs ecommerce punya fasilitas buletin alias newsletter yang meminta kita untuk subscribe di awal kita menggunakan aplikasi atau signup agar bisa checkout barang. Secara teratur atau periodik, mereka mengirimkan buletin ke email kita berisi info-info terbaru seputar marketplace ataupun ecommerce tersebut. Termasuk di dalamnya jika ada info promosi atau ada produk baru datang.
Nah, ini biasanya juga jadi godaan terbesar yang sulit untuk ditolak oleh mereka yang hobi belanja online.
Karena itu, untuk bisa mengendalikan nafsu belanja online, sebaiknya unsubscribe saja. Kamu bisa mengunjungi marketplace ataupun ecommerce tersebut sewaktu-waktu juga kan? Terutama jika memang ada barang yang kamu butuhkan.
Btw, tapi kamu sudah subscribe newsletter blog ini belum? Kalau newsletter blog ini sih beda sama newsletter ecommerce maupun marketplace. Newsletter blog ini full dengan informasi dan tip keuangan, yang pasti bisa kamu manfaatkan. Jangan sampai ketinggalan setiap edisinya ya! Seminggu sekali loh, bakalan dikirim ke email kamu!
Iya, selalu ada celah untuk promosi memang ya. Mari kembali ke topik.
Buat Rekening Khusus Belanja
Jika sudah uninstall, unfollow dan unsubscribe saja kamu masih kesulitan mengendalikan nafsu belanja online, well, kamu harus coba sesuatu yang lain, kalau begitu.
Cara alternatif pertama, kamu bisa membuat rekening khusus belanja, yang setiap bulan (atau terserah deh, waktunya bisa kamu sesuaikan. Asal juga jangan kalau habis langsung di-topup. Sama saja dong!) kamu topup sejumlah uang dengan nominal tertentu. Kamu bisa memanfaatkan rekening ewallet, demi kepraktisan dan kemudahan, dan gunakan rekening ini setiap kali kamu “merasa perlu” untuk belanja.
Ketika dana yang ada dalam rekening itu sudah habis, maka kesempatan belanjamu juga sudah habis. Kamu harus menunggu periode topup berikutnya untuk bisa belanja lagi. Nggak boleh cheating ya, di tengah-tengah habis, terus merasa perlu juga buat topup lagi. Gagal maning dong, kalau kayak gitu.
Persulit Cara Belanja
Ya, memang. Hal ini juga sudah disinggung sedikit di atas. Teknologi memang membuat hidup lebih mudah. Tapi kalau kemudahan ini membawa masalah, maka akan lebih baik kita sedikit kesulitan melakukan sesuatu tetapi jadi mengamankan hal yang lain.
Salah seorang teman mengaku, sengaja tidak memiliki aplikasi mobile banking ataupun internet banking di smartphone-nya, demi bisa mengendalikan dirinya dari nafsu belanja online. Jadi, setiap kali ia hendak checkout, ia berarti harus keluar kos untuk ke ATM yang berada di dalam minimarket. Memang enggak jauh, tapi ya butuh effort untuk bangkit dari rebahan dan pergi keluar. Males kan? Bisa jadi batal belanja deh.
Cara ini bisa disontek. Singkirkan kemudahan dan kepraktisannya, biar kita malas melakukannya.
Jangan Belanja dengan Kartu Kredit
Nah, ini juga termasuk “kemudahan” yang bisa membuat kita terjebak. Belanja dengan kartu kredit sudah pasti memang praktis banget, bahkan ketika kita belanja dengan cara konvensional. Apalagi buat belanja online, kita hanya perlu memasukkan nomor dan CVV atau CVC kartu saja, langsung klik atau tap, dan semua barang bisa dibeli–dengan berutang.
Artinya, kita bahkan nggak perlu ada duit lebih dulu. Tapi ingat, kemudahan selalu ada harganya. Kalau di kartu kredit, harganya berupa bunga dan juga denda.
Lebih baik, hindari belanja online dengan kartu kredit, kecuali jika memang kamu belanja dari Amazon. Namun, itu pun perlu pengendalian diri yang luar biasa juga, supaya nggak bocor awut-awutan.
Nah, sekiranya beberapa tip mengendalikan nafsu belanja online di atas bisa bermanfaat ya.
Nggak kok, belanja online itu nggak salah. Boleh banget malah, tetapi tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan juga kemampuan kita.
Penulis
Carolina Ratri berprofesi sebagai Marketing Communications Specialist di Stilleto Book. Bergabung menjadi penulis website Diskartes.com sejak Juni 2019.