Masih artikel memversuskan instrumen investasi nih. Setelah kemarin kita memversuskan reksa dana dan saham, kali ini reksa dana vs emas yang kita ulas.
Reksa dana dan emas merupakan salah dua instrumen investasi–yang menurut saya–risikonya sama-sama kecil. Keduanya cocok untuk dijadikan sebagai simpanan dana darurat. Untuk jangka waktunya, emas lebih baik performanya jika dipakai untuk jangka panjang, sedangkan reksa dana–tergantung jenisnya–dapat dimanfaatkan untuk investasi jangka pendek, menengah, hingga panjang juga. Keduanya memiliki imbal yang lebih besar ketimbang tabungan biasa dan juga deposito.
Meski sama-sama risiko rendah, tapi reksa dana dan emas memiliki karakter masing-masing juga, sehingga buat para investor, hal ini juga menjadi pertimbangan tersendiri.
Menilik sejarahnya, reksa dana adalah instrumen investasi yang masih relatif baru–jika dibandingkan dengan emas, sehingga wajarlah belum banyak yang familier dengan instrumen ini. Kalau emas, sejak zaman orang tua sampai nenek kakek kita sudah tahu pasti, bahwa logam mulia merupakan instrumen tabungan yang menguntungkan.
Jangka Waktu dan Imbal Reksa Dana vs Emas
Investasi Reksa Dana
Reksa dana ada 4 jenis, yaitu Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Pendapatan Tetap, Reksa Dana Saham, dan Reksa Dana Campuran. Pengategorian ini didasarkan pada proporsi instrumen yang dibeli oleh manajer investasi. Sila buka dan baca masing-masing artikelnya saja, untuk penjelasan lebih detail supaya enggak kepanjangan di artikel ini ya.
Sesuai karakternya, reksa dana bisa dimanfaatkan untuk jangka waktu pendek, menengah, hingga panjang, tergantung kebutuhan dan tujuan keuanganmu. Asalkan kamu sudah mengenali masing-masing karakter jenis reksa dana, kamu akan dapat memaksimalkannya untuk mendapatkan imbal yang memadai.
Satu lagi yang akan menentukan performa reksa dana adalah kepiawaian manajer investasi dalam mengelola dana investor. Karena itu, penting bagi kamu untuk mempelajari fund fact sheet dan prospektus mereka. Banyak informasi bisa kamu dapatkan dari kedua dokumen ini, seperti halnya kalau kamu mempelajari laporan keuangan perusahaan ketika hendak membeli saham.
So, take your time untuk mempelajarinya.
Kalau di emas, kamu tentu nggak perlu melakukan ini. Kamu hanya perlu mencari informasi di mana bisa membeli logam mulia, yang berbentuk batangan akan lebih baik.
Investasi Emas
Paling ideal, emas dimanfaatkan sebagai investasi jangka panjang. Kenapa begitu? Karena, faktanya, harga emas itu juga sama fluktuatifnya dengan harga komoditi yang lain, meski memang tidak seagresif saham.
Sila cek lagi artikel tentang fakta-fakta investasi emas ini ya. Di diagram yang ada, kita bisa melihat, bahwa harga emas juga ada masa turunnya. Kadang bisa sampai sekian puluh bahkan ratus persen. Itu terbukti di histori panjang harga emas.
Karenanya, jangan dulu punya mindset bahwa harga emas selalu naik. Saat artikel ini ditulis, harga emas sempat naik ke harga Rp1 juta per gram, tetapi akhirnya juga turun ke angka 900-an lagi.
Kebayang enggak, kalau kita kemarin panik melihat situasi, lalu secara terburu-buru beli emas saat harganya masih tinggi karena terbawa oleh kepanikan, dan sekarang harganya turun. Padahal, uang yang dibelikan emas sebenarnya sudah ada jatah untuk membayar sekolah anak. Duh, boncos deh.
Di samping itu, saat kita membeli emas dan menjualnya tak lama kemudian, akan ada selisih harga beli dan harga jual, yang biasanya harga jual akan lebih sedikit dibandingkan harga beli. Rugi dong? Iya, rugi. Karena itu, emas akan berfungsi dengan baik sebagai instrumen investasi ketika usianya sudah di atas 5 tahun. Meski mungkin pertambahan harganya tidak terlalu tinggi, tetapi sudah berhasil memberikan imbal.
Risiko Reksa Dana vs Emas
Investasi Reksa Dana
Risiko yang harus siap dihadapi saat kita berinvestasi di reksa dana dalah capital loss dan jika terjadi gagal bayar.
Reksa dana termasuk ke dalam instrumen dengan risiko yang relatif rendah. Bahkan jika kamu memilih Reksa Dana Saham pun, risikonya tetap tak setinggi jika kamu berinvestasi langsung ke instrumen saham di pasar modal.
Kenapa begitu? Karena peran manajer investasi sangat penting di sini. Jadi, kesimpulannya, memang kamu harus memilih manajer investasi yang mumpuni.
Pada prinsipnya, cara kerja reksa dana adalah menghimpun dana investasi dari masyarakat investor untuk kemudian bersama-sama dialokasikan ke instrumen-instrumen tertentu sesuai porsinya. Karena investasinya patungan, maka risikonya juga dibagi-bagi. Lagi pula, dengan pengalaman dan ilmu manajer investasi yang lebih banyak, mereka tentu tahu, kapan instrumen harus ditambah, dilepas, atau ditahan.
Dengan demikian, nilai kerugian dapat ditekan seminimal mungkin.
Investasi Emas
Risiko investasi emas yang bisa terjadi adalah kerugian yang terjadi akibat selisih harga jual yang lebih rendah ketimbang harga beli. Ini bisa terjadi, kalau kita sudah harus menjual emas ketika belum lama kita miliki, sehingga imbal baliknya pun belum maksimal. Atau, malah rugi.
Selain itu, juga ada risiko kena bencana alam, pencurian, atau perampokan jika emas hanya disimpan di rumah, apalagi dalam jumlah besar.
Modal Reksa Dana vs Emas
Investasi Reksa Dana
Untuk mulai berinvestasi di reksa dana, kamu bisa mulai dari modal yang sangat minim, yaitu Rp100.000. Nah, nanti tinggal konsisten aja sih setiap bulannya, kamu alokasikan seberapa persen dari penghasilanmu, asalkan kelipatan Rp100.000.
Oh iya, di beberapa manajer investasi malahan ada yang menawarkan investasi reksa dana mulai dari Rp10.000, dan bisa dibayar dengan ewallet loh. Tapi, pastikan kamu memang sudah mempelajari fund fact sheet-nya dengan saksama ya, kalau memang mau beli produk reksa dana murah meriah ini.
Investasi Emas
Untuk mulai investasi emas, kamu juga bisa mulai dari modal yang kecil juga. Tentunya tergantung pada gramasi yang tersedia dan harga emas di pasaran.
Terjangkau banget sih, kalau kamu mau menabung emas seperti yang sudah ada di marketplace-marketplace. Namun, kalau kamu mau beli secara tunai, relatif sih pasti lebih besar daripada Rp100.000.
Banyak yang menyarankan, membeli emas dalam gramasi yang besar karena lebih menguntungkan. Tetapi, sebenarnya kembali lagi ke kemampuan masing-masing sih. Kalau dengan nabung sedikit-sedikit bisa membuatmu mau mulai investasi, ya enggak ada salahnya juga kok. Sesuaikan saja dengan kemampuan. Nggak usah memaksa diri.
Tip Terbaik Berinvestasi di Reksa Dana dan Emas
- Untuk berinvestasi, baik reksa dana maupun emas, pakailah dana yang memang diperuntukkan di pos investasi; dana yang “dingin”, bukan dana yang dipakai untuk kebutuhan hidup sehari-hari–termasuk dana darurat. Kenapa? Ya, karena investasi bukanlah keperluan darurat. Gampang banget kan, logikanya?
- Tentukan tujuan keuanganmu setiap kali hendak memulai investasi di satu instrumen dan lainnya. Adanya tujuan keuangan akan membantumu untuk konsisten dan juga mencegahmu untuk serakah dan cuma mikirin cuan doang. Investasi itu kurang lebih kayak seni, butuh analisis berulang dan juga review rutin. Hal ini akan maksimal dengan adanya tujuan keuangan yang jelas.
- Untuk investasi emas, akan lebih baik jika kamu berinvestasi di emas batangan alih-alih emas perhiasan. Emas perhiasan butuh ongkos pembuatan, berbeda dengan emas batangan. Emas batangan akan memiliki harga yang lumayan tinggi jika dijual kembali pada waktunya.
- Diversifikasi is a must. So, tentukan porsi investasimu sejak awal. Berapa persen kamu miliki aset dalam bentuk emas, berapa persen dalam bentuk surat berharga–yang di sini termasuk reksa dana. Sesuaikan dengan tujuan dan kemampuanmu ya.
Demikianlah sedikit ulasan investasi reksa dana vs emas.
Kamu memilih yang mana, enggak ada masalah. Karena, ingat, semua kembali pada profil risiko, kebutuhan, kemampuan, dan tujuan masing-masing.
Yang penting, mulai aja dulu!