Jadi ibu rumah tangga itu tak mudah. Apalagi di zaman sekarang. Di sampin tuntutan untuk bisa jadi ibu yang ‘sempurna’ buat keluarga, seorang ibu rumah tangga kini juga dituntut untuk tetap mandiri. Tapi, ini bukan blog feminis, so kita enggak akan bahas tentang kemandirian perempuan. Tapi kita akan bahas salah satu cara untuk ibu rumah tangga bisa mandiri, yaitu dengan mulai bisnis online.
Ini memang salah satu bentuk usaha uang terpopuler saat ini sih, terutama buat mereka yang mencari peluang tambahan penghasilan sementara masih bekerja secara rutin di perusahaan. Bisnis online juga bisa jadi salah satu cara ibu rumah tangga untuk menambah uang belanja bulanan. Siapa saja pasti bisa mulai bisnis online. Yang diperlukan adalah bekal pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang bagaimana sebuah bisnis online bisa dikerjakan.
So, mari kita bahas satu per satu dalam artikel kali ini.
7 Langkah Mulai Bisnis Online untuk Ibu Rumah Tangga
1.Tentang modal
Modal bisnis pasti akan jadi masalah pertama yang harus segera dicari solusinya. Ini juga yang biasanya menjadi kendala dan akhirnya jadi penghambat bagi ibu rumah tangga untuk mulai bisnis online. Mereka merasa tidak punya modal, atau punya modal tapi sedikit.
Faktanya, memang nggak perlu modal banyak untuk bisa mulai bisnis online. Kamu punya modal sejuta, modal 5 juta, atau bahkan tanpa modal pun bisa kok mulai.
Modal ini bisa berasal dari tabungan sendiri, atau bisa dari merayu suami supaya mau jadi angel investor. Yash, ini dia kekuatan emak-emak yang nggak dipunyai makhluk mana pun, ya kan?
Suami mana yang mau mencegah kalau istrinya kreatif begini?
Yang pasti, jangan sampai modal menjadi masalah terhambatnya niat untuk mulai usaha. Seharusnya sih, masalah ini bisa diatasi. Kalau perlu, mulailah dari modal paling minim yang kamu punya. Mulailah dari modal sendiri. Asal bisa mulai dulu, nanti pasti akan ada jalannya.
2.Tentukan produk dan target
Perlu diketahui, jenis bisnis online itu ada banyak banget. Kamu menjadi penulis lepas untuk berbagai website, itu juga salah satu bisnis online. Kamu bikin blog, lalu menyediakan slot iklan atau sponsored articles, itu juga salah satu bentuk bisnis online. Kamu membuat sendiri produk crafting, yang kemudian kamu tawarkan via Instagram, itu juga bisnis online. Kamu kulakan atau dropshipper di marketplace, itu juga bisnis online.
Nah, jadi, tentukan dulu, kamu mau bisnis online apa. Kalau mau jualan produk, jualan apa? Bagaimana resource-nya, alias suppliernya? Atau, kamu mau produksi sendiri? Apakah sesuai dengan kebutuhan pasar, maksudnya ada seberapa banyak orang yang butuh produk tersebut? Di mana kira-kira tempat yang jadi hangout orang-orang yang akan membutuhkan produk tersebut?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas akan dapat mendefinisikan strategi bisnis online untuk kamu jalankan. Nggak perlu yang rumit dulu, mulailah dari menelaah produk dan target. Baru kemudian melangkah ke hal lain, sembari mulai bisnis online.
Berbekal jawaban-jawaban tersebut, kamu akan bisa membuat “peta kekuatan”, mau jualan apa, di mana, pada siapa, dengan gaya apa, dan seterusnya.
3.Mau jualan di mana?
Nah, ini tadi, jawaban dari poin 2. Mau jualan di mana? Bisnis online ini menyakup dunia yang luas, bahkan mungkin lebih luas ketimbang dunia nyata loh, karena kamu bisa menjangkau sampai luar negeri juga kalau mau.
Jadi, mau jualan di mana? Tentukan dulu platformnya. Sekarang ada berbagai pilihan untuk bisa mulai bisnis online, mulai dari media sosial (Facebook, Twitter, Instagram, TikTok, WhatsApp, dan sebagainya), marketplace (nggak usah disebutkan merek-mereknya ya, kamu pasti sudah tahu), sampai membuat website sendiri meskipun sederhana.
Enggak perlu langsung buka lapak di semua tempat. Berdasarkan peta kekuatan, kamu bisa mulai bisnis online dari “area” terdekat. Kalau kamu sudah familier dengan Instagram, misalnya, kamu bisa mulai dari situ dulu.
4.Buat foto-foto yang representatif
Yang paling menentukan ketika kita mulai bisnis online–terutama kalau jualan produk, kayak jualan baju, makanan, pernak-pernik, dan sejenisnya–adalah foto. Apalagi kalau kamu memutuskan untuk mulai dari platform yang berbasis foto, seperti Instagram.
Adalah penting untuk bisa membuat foto semenarik mungkin, yang bikin orang terhenti sejenak dari kegiatan scrolling timeline atau beranda, karena melihat fotomu yang moncer.
So, justru di sinilah investasi terpenting.
Investasikanlah waktu untuk belajar presentasi produk di media sosial–jika kamu mulai dari sini–atau di marketplace. Bagaimana membuat foto yang menarik, plus caption yang informatif dan persuasif.
Nah, ini akan butuh waktu sih. Tapi, seiring jam terbang, kamu pasti bisa expert. Apalagi kalau setiap hari kamu ngulik. Lama-lama nggak berasa kamu jadi ahlinya jualan deh.
5.Buat strategi pemasaran yang pas
Pemasaran merupakan ujung tombak dari sebuah bisnis. Jadi, hal ini patut menjadi prioritas untuk segera dipikirkan sebelum kamu mulai bisnis online.
Di dunia bisnis online, kamu bisa melakukan promosi gratis pun berbayar. Semua tergantung pada kondisi dan kebutuhanmu sendiri. Di Instagram, misalnya, kamu bisa melakukan keduanya. Bisa dengan mengolah konten sedemikian rupa hingga menarik (calon) pembeli, juga bisa menitipkan promosi di Instagram Ads dengan bujet yang cukup terjangkau. Begitu juga dengan Facebook. Di WhatsApp, kamu bisa menggunakan WhatsApp for Business, agar kamu bisa memajang katalog berbentuk foto-foto yang menarik.
Di marketplace juga demikian. Kamu bisa melakukan beberapa trik (yang pastinya tidak melanggar T&C marketplace yang sudah ada ya) agar produkmu berada di halaman pencarian orang. Marketplace biasanya juga menyediakan fitur promosi, baik yang berbayar maupun gratis. Manfaatkan semuanya dengan maksimal.
6.Perhatikan servis
Kadang saya sendiri langsung ilfil, kalau menemukan olshop yang “galak” sama pelanggan. Kalau kamu suka ngikutin postingan-postingan drama olshop, pasti tahu yang kayak gimana.
Iya, memang, (calon) pelangganmu itu adalah netizen mahabenar, yang mereka harus kamu anggap “malas banget” dan “kurang pinter banget”, sehingga kamu harus menyiapkan kesabaran ekstra untuk mereka.
Inilah inti dari servis.
Pengalaman bekerja di salah satu bisnis yang juga bergerak secara online, banyak (calon) pelanggan meminta produk yang kita jual, dan masih minta di-customize sesuai kemauan mereka. Kebanyakan olshop menganggap permintaan customizing ini merepotkan.
“Kenapa sih, nggak beli yang ada aja?”
Sering banget dengar keluh kesah seperti itu. Tapi, tahu enggak sih, semakin banyak kemauan (calon) pelanggan dipenuhi, maka semakin sukalah mereka pada kamu dan bisnismu. Ada data yang menyebutkan, bahwa banyak orang mau membeli di olshop yang mereka sukai servisnya, meskipun produknya mungkin agak lebih mahal.
Tentu saja, kamu tetap harus bijak menyikapi setiap permintaan pelanggan. Kalau memang tidak memungkinkan, ya tetap tegas pada mereka, tetapi harus tetap dengan kata-kata yang baik.
Saya sempat komplain ke salah satu olshop tentang bagaimana akhirnya pesanan saya harus batal karena mereka nggak jadi bisa memenuhi padahal sudah PO 2 minggu. Tahu enggak jawaban mereka?
“Ya udah, batalin aja, Kak. Kan duitnya juga masih ada, enggak kami makan kan?”
Whoa. Lebih galak ketimbang pelanggannya. Hahaha.
Duh. Semoga nantinya kamu enggak begini ya? Tetap jawab semua komentar, permintaan, masukan dari pelanggan dengan kalimat yang baik.
7.Kelola keuangan dengan baik
Banyak bisnis–bahkan bisnis besar sekalipun–yang melakukan kesalahan ini. Jangan menyatukan keuangan bisnis dengan keuangan pribadi. Milikilah catatan keuangan yang terpisah, pun dengan rekening.
Ini akan kerasa banget nantinya, ketika tiba waktunya kamu harus mereview bisnismu, laba atau rugi? Belajar keuangan bisnis dengan lebih baik, karena banyak bisnis yang bangkrut “hanya” karena kesalahan pengelolaan keuangan.
Nah, siapa bilang, jadi ibu rumah tangga itu berarti cuma bisa urus urusan domestik saja? Mesti mandiri juga, salah satunya dengan mulai bisnis online sendiri. Sudah banyak kok ibu rumah tangga yang sukses berbisnis online ini. Jadi kesempatanmu untuk itu akan selalu ada.
Semangat ya!
Penulis
Carolina Ratri berprofesi sebagai Marketing Communications Specialist di Stilleto Book. Bergabung menjadi penulis website Diskartes.com sejak Juni 2019.