• BLOG
  • Buku
  • Podcast
  • Video
  • Testimonials
  • Data

Diskartes - Blog Investasi dan Ekonomi

Blog Perencanaan Keuangan, Investasi Saham, Cryptocurrency, dan Ekonomi.

  • Ekonomi
  • Saham
  • Blockchain
  • Perencanaan Keuangan
  • Fintech
  • Bisnis
Anda di sini: Beranda / Perencanaan Keuangan / Pinjaman Dana ke Keluarga: Yes or No?

Pinjaman Dana ke Keluarga: Yes or No?

Juni 24, 2020 By Carolina

Pinjaman dana ke keluarga kadang memang bisa membantu. Biasanya ini akan menolong banget kalau misalnya kita butuh dana untuk DP rumah, untuk tambah modal bisnis yang sedang dirintis, atau misalnya untuk menutup utang lain yang lebih mencekik bunga dan dendanya.

Ya, meski yang terakhir itu apa banget deh, seharusnya itu adalah kesalahan yang bisa kita hindari. Jadi nutup lubang dengan gali lubang kan? Tapi pinjaman dana dari keluarga (yang biasanya datang dengan bunga yang ringan, bahkan tanpa bunga) memang bisa jadi penyelamat kalau sudah terjerat seperti ini.

Namun, meskipun meminjam pada keluarga sendiri, bagusnya sih jangan diremehkan pembayarannya juga. Tetap mesti disiplin dan pegang komitmen. Itu kan bukan uang kita sendiri. Siapa tahu, nggak mungkin kan, uang yang dipinjamkan itu uang nganggur gitu aja? Pasti uang tersebut juga disimpan untuk tujuan tertentu. Karena kita butuh, makanya keluarga pun berbaik hati meminjamkannya.

Tapi, di balik “kelunakan”-nya, pinjaman dana ke keluarga ini juga ada kontranya. Nah, ini nih. Yuk, kita lihat satu per satu.

Pros and Cons Pinjaman Dana ke Keluarga

Apa Sih Perbedaan Bank dan Koperasi?

1. Easier approval

Ya enggak kayak pinjaman dana ke lembaga keuangan, seperti bank, misalnya, kita biasanya harus menempuh prosedur yang cukup panjang; mulai dari pengajuan dengan berbagai dokumen sebagai syaratnya, lalu disurvei, direview oleh pihak bank. Baru kemudian kalau memang bank yakin kita bisa membayar pinjamannya kembali, maka pengajuan pinjaman dana kita baru di-approve.

Pinjaman dana ke keluarga enggak butuh jalan sepanjang itu sih. Tinggal sepik-sepik, dan kalau memang sudah percaya dan ada dananya, pasti deh langsung approve aja. Nggak butuh waktu lama..

Kalaupun memang pihak pada siapa kita pengin pinjam uang butuh waktu buat menimbang ini itu, ya wajar saja. Mungkin sedang mempertimbangkan dengan kebutuhan mereka yang lain.

Baca Juga  Bagaimana Tips Menabung Untuk Wanita Yang Bersuami Super Boros?

Atau, hmmm … kalau misal ditolak, ya biasanya cukup cepat juga sih. Nggak boleh marah, kalau enggak dikasih ya?

2. Pinjaman murah

Seperti yang sudah disebutkan di awal artikel ini, pinjaman dana ke keluarga adalah pinjaman murah. Jikapun ada bunga, tentunya ya enggak sebesar kredit ke bank apalagi ke rentenir online. Pun untuk meminjam dana ke bank atau lembaga keuangan lain, kadang kita juga butuh biaya administrasi lagi.

Belum lagi, kalau ada keterlambatan pembayaran. Ada denda menanti, plus tambahan biaya administrasi lagi. Kadang, masih ditambah bunga yang berbunga. Ouch.

Pinjaman ke keluarga sih biasanya bebas biaya administrasi. Ya, paling-paling ditraktir saja, makan di resto atau ajak ketemuan di kafe. Sepik-sepik, sambil tawarin secangkir cappucino.

5 Jenis Kredit, Utang, dan Cicilan yang Sering Menimbulkan Masalah

3. Negotiable

Of course, negotiable!

Telat dikit, ya sepik-sepik sajalah. Kasih alasan ini itu, sambil berharap semoga dibolehkan enggak bayar cicilan bulan ini. Sambil bawain oleh-oleh martabak.

Ya, itu kalau kita sebagai peminjam dana cukup tahu diri.

Ada juga yang langsung ghosting. Nah loh, kalau kayak gini, yang mentalnya enggak bagus siapa coba? Yang pasti, bukan yang ngasih pinjaman sih, kayaknya. Ya kan?

Pada dasarnya, pinjaman dana ke keluarga memang sangat-sangat negotiable; negotiable waktu, negotiable nominal, sampai negotiable bunga juga.

Tapi, ini tidak sama dengan ghosting tadi ya. Negotiable tidak sama dengan “bisa dighosting”.

4. Hampir tak berisiko

Tak seperti pinjaman online, yang rentan kebocoran data dan juga hal-hal lainnya, pinjaman dana ke keluarga tentunya lebih aman.

Sepertinya, juga enggak mungkin kalau keluarga akan menyewa seorang debt collector untuk menagih pinjaman kan ya? Eh, atau ada? Hmmm …

5. Berpotensi konflik

Nah, kita ada di bagian kontranya sekarang. Jika kita tidak dapat mengelola pinjaman dengan baik, utang ini bisa membawa konflik yang cukup serius, bahkan bisa merusak hubungan kekeluargaan yang sudah ada sebelumnya.

Baca Juga  Strategi Mengelola Uang Belanja yang Terbatas untuk Para Ibu Muda

Sudah banyak kasus putusnya tali keluarga “hanya” gara-gara utang yang berbelit enggak keruan. Sayang banget kan, kalau silaturahmi keluarga rusak dalam sekejap seperti ini?

6. Nggak bisa untuk credit building

Para pemilik bisnis, tahu betul nih artinya apa. Credit building itu perlu, sehingga kita punya reputasi baik di circle lembaga-lembaga keuangan itu. Jejak rekam perkreditan kita itu memang ada dan bisa ditelusuri. Saat track record kredit kita baik, maka ketika kita butuh modal tambahan untuk bisnis, kita akan mudah mendapatkannya.

Nah, kalau kita mendapatkan pinjaman dana dari keluarga, maka hal ini kan berarti enggak bisa dipakai untuk credit building, ya kan?

Anyways, meski termasuk dalam pinjaman murah dan ringan, tapi sebaiknya jangan remehkan pinjaman dana ke keluarga ini. Bagaimanapun, mereka pasti punya kebutuhan juga dengan uang yang dipinjamkan pada kita itu. Jadi, ada baiknya, kita juga menghargai bantuan tersebut.

Berikut beberapa tip untuk mengelola utang atau pinjaman dana pada keluarga

Pinjaman Dana ke Keluarga: Yes or No?

1. Tulis perjanjian

Yes, meski “hanya” pada keluarga, tapi akan lebih baik jika kita juga punya perjanjian utang dalam bentuk surat. Meski mungkin enggak perlu menghadirkan notaris atau semacamnya, tapi perjanjian utang ini akan membuat kita jadi terlihat benar-benar menganggap serius utang kita. Pihak pemberi pinjaman akan yakin, uangnya kembali (meski entah kapan).

Dengan adanya perjanjian utang, ini juga jadi “memaksa” kita untuk mau disiplin mengembalikan dana yang kita pinjam. Karena, yah namanya pinjam ke keluarha, kadang ya jadi enggak berasa wajib banget dikembalikan. Jadi merasa, ah, entar aja deh nyicilnya, puter dulu lagi uangnya!

Nah, tuh. Padahal kewajiban ya tetap kewajiban. Kalau kita sanggup memberi bunga setiap bulan, ya berilah bunga setiap bulan, dan kewajiban lainnya.

Baca Juga  7 Kesalahan Finansial Para First Jobber

Lalu, apa saja yang harus ada dalam perjanjian utang dengan keluarga ini?

Di antaranya mesti ada:

  • Jumlah dana yang dipinjam, dan mau digunakan untuk apa
  • Sistem pembayaran kembalinya: apakah dicicil atau langsung lunas. Kalau dicicil, mau dicicil berapa kali, dan kapan akan dilunasi.
  • Bunga pinjaman, jika ada. Bisa pakai patokan suku bunga BI, kalau mau. Kalau enggak, ya sepakati saja bersama.
  • Ketentuan jika pelunasan dipercepat atau terlambat, apakah masing-masing akan ada konsekuensi?
  • Bagaimana jika kita, sebagai pihak peminjam, ternyata enggak bisa melunasi karena sebab-sebab darurat yang tak bisa terhindarkan?

Setelah semua secara detail dirumuskan, tanda tangani deh oleh kedua belah pihak; pihak peminjam dan pihak pemberi pinjaman. Kalau ada saksi, akan lebih baik lagi. Itu saja sudah cukup.

2. Disiplinlah dalam membayar

Ya, jadi sekali lagi ya, jangan meremehkan pinjaman dana ke keluarga ini. Meski “hanya” keluarga, tapi anggap serius. Dana yang diberikan pada kita bukan uang yang jatuh dari langit. Bisa saja mereka mengumpulkannya sedikit demi sedikit dengan usaha keras.

Kita wajib menghargainya, dengan disiplin mengembalikan sesuai kesepakatan.

3. Jaga komunikasi

Terutama jika ada masalah dengan pinjamannya. Misalnya kayak sekarang, lagi pandemi, bisnis kita ikut terdampak sehingga sulit untuk membayar cicilan. Segera hubungi pihak pemberi pinjaman, dan diskusikanlah kondisi yang sedang terjadi.

Hal ini akan sangat jauh lebih baik ketimbang kita ghosting.

Nah, pinjaman dana dari keluarga memang bisa menolong, apalagi untuk mengatasi mepetnya keuangan. Namun, jangan pernah diremehkan. Jangan sampai hubungan kekeluargaan jadi runyam karena utang. Malu-maluin, pun jadi beban sepanjang hidup. Mana kebawa mati, lagi.

So, ngutang ke keluarga? Ya boleh, tapi bijaklah.

Penulis

Carolina Ratri berprofesi sebagai Marketing Communications Specialist di Stilleto Book. Bergabung menjadi penulis website Diskartes.com sejak Juni 2019.

Ditempatkan di bawah: Perencanaan Keuangan Ditag dengan:DP rumah, modal bisnis, peminjam dana, pinjaman, pinjaman online, utang

Related Posts

  • Kesalahan Keuangan yang Biasa Banget Dilakukan oleh Warga +62
  • Red Flags Keuangan Saat Pacaran: He/She’s a 10 But …
  • Dana Darurat: Ini Alasan Mengapa Kamu Harus Memilikinya
  • Tip Mulai Bisnis Online yang Bisa Dilakukan oleh Ibu Rumah Tangga
  • Kenali Risiko Pinjaman Online, dan Manfaatkan dengan Sebijak-bijaknya
  • Instagram
  • LinkedIn
  • Twitter
  • YouTube

Podcast Diskartes

Buku Investasi (Katanya…)

buku saham terbaik

Copyright © 2025 diskartes