Jadi, di Bursa Efek Indonesia itu ada banyak sekali indeks saham. Kalau kamu mengenal Indeks Harga Saham Gabungan, yang sering banget disebutkan di media massa atau di media sosial, itu hanyalah salah satunya.
Apa Sih Indeks?
Apa artinya indeks, sebenarnya? Kalau secara harfiah, salah satu arti dari indeksi di Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah:
n daftar harga sekarang dibandingkan dengan harga sebelumnya menurut persentase untuk mengetahui turun naiknya harga barang.
Berarti, kalau indeks saham itu daftar harga saham sekarang dibandingkan harga sebelumnya menurut persentase, yang dibuat agar para pelaku pasar saham mengetahui turun naiknya harga saham.
Cukup jelas yak?
Mengapa harus dikelompokkan berdasarkan kriteria tertentu?
Menurut artikel di situs milik OJK ini, pengelompokan ini bertujuan untuk memudahkan para pelaku pasar saham untuk memantau dan melakukan analisis terhadap komoditi yang diperdagangkan, dalam hal ini saham, yang kemudian membuat mereka bisa mengambil keputusan apakah hendak menjual, hold, ataupun membeli saham lagi.
Di Bursa Efek Indonesia, saat ini ada 692 saham emiten diperjualbelikan. Masing-masing punya “sifat” sendiri-sendiri. Ada yang stabil, ada yang naik-turun, ada yang mahal, ada yang murah, ada yang punya likuiditas tinggi, ada yang ngos-ngosan, dan seterusnya.
Ya analoginya kalau kamu belanja ke supermarket, terus enggak ada pemisahan jenis barang yang dijual. Beras nyampur sama panci, buah-buahan nyampur sama pembalut, camilan nyampur sama karbol, dan seterusnya. Gimana belanjanya, ya kan?
Nah, indeks saham ini menjadi “lorong-lorong” seperti yang ada di supermarket itu. Ada pemisahan, bahan makanan kering di sini, bahan makanan basah di sana. Memudahkan kita belanja kan?
Seperti itulah kurang lebihnya.
Beberapa Kriteria Pengelompokan Indeks Saham
Kalau di supermarket kan, pengelompokannya berdasarkan jenis barang. Kalau di Bursa Efek Indonesia berdasarkan apa?
1. Gabungan
Di sini ada Indeks Harga Saham Gabungan, yang merangkum pergerakan harga saham dalam satu hari dari semua saham, baik saham biasa maupun saham preferen, yang ada dan diperjualbelikan di Bursa Efek Indonesia. Kalau dalam bahasa Inggris, disebut IDX composite.
Kamu akan sering melihat istilah ini wira-wiri jika kamu memutuskan untuk mendalami investasi di pasar saham, baik kalau kamu beli saham langsung ataupun melalui reksa dana.
2. Saham dengan likuiditas tinggi
Tak semua saham yang diperjualbelikan, yang berjumlah ratusan itu, memiliki performa yang baik. Karena itu, ada kelompok saham yang memiliki likuiditas tinggi, kapitalisasi pasar yang besar, dengan fundamental perusahaan yang bagus.
Indek saham dengan performa baik ini ada Indeks MNC36, Indeks Investor 33, Indeks Bisnis27, Indeks Kompas100, Indeks IDX80, Indeks IDX30, dan Indeks LQ45.
Yang menarik, sebagian besar indeks saham ini diterbitkan oleh pihak di luar Bursa Efek Indonesia. Seperti misalnya Indeks Kompas100, adalah indeks saham yang dibuat oleh Kompas. Dinamakan Kompas100, karena pengelompokannya berdasarkan per 100 saham yang memiliki performa bagus, dan direview 6 bulan sekali.
Indeks Bisnis27 adalah indeks harga saham yang dikeluarkan oleh harian Bisnis Indonesia. Jumlah emiten yang masuk ke dalam kelompok “elit” bikinan Bisnis Indonesia ini ada 27, makanya namanya Indeks Bisnis27.
Nah, kalau LQ45 adalah daftar harga saham 45 perusahaan yang diriset dan direview oleh BEI langsung. Daftar ini juga direview 6 bulan sekali, dan ada kriteria ketat dalam pengelompokannya, di antaranya:
- Merupakan salah satu dari top 60 perusahaan berkapitalisasi pasar tertinggi dalam 1 – 2 bulan terakhir, dan dengan nilai transaksi tertinggi di pasar reguler dalam 1 tahun terakhir.
- Sahamnya sudah melantai di Bursa Efek Indonesia setidaknya 3 bulan
- Memiliki likuiditas, kondisi keuangan, prospek pertumbuhan dan nilai transaksi yang tinggi
- Penambahan bobot free float menjadi 100% yang sebelumnya hanya 60% dalam porsi penilaian
3. Saham menengah
Yang berada dalam kelompok ini adalah saham-saham perusahaan kapitalisasi kecil hingga menengah, dengan transaksi yang juga tak terlalu tinggi di pasar sekunder.
Contohnya adalah Indeks Pefindo25, yang diterbitkan atas kerja sama Bursa Efek Indonesia dan lembaga rating Pefindo. Jumlah perusahaan yang masuk ke dalam indeks ini ada 25, dengan mempertimbangkan jumlah total aset perusahaan emiten, RoE, tingkat likuiditas, opini akuntan publik, dan berapa jumlah saham yang dimiliki oleh publik.
4. Saham Syariah
Saham-saham yang masuk dalam kelompok keempat ini adalah saham yang ada dalam Daftar Efek Syariah yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Sudah bisa ditebak, isinya adalah saham-saham emiten Syariah, yang menjalankan bisnis sesuai dengan Syariat Islam.
Salah satunya adalah Jakarta Islamic Index, atau JII. Ini cocok jadi “bahan” pantauan kamu yang pengin berinvestasi di produk-produk Syariah nih. Awal dibuatnya kelompok ini adalah untuk memfasilitasi masyarakat yang minat investasinya bertumbuh terutama pada produk-produk Syariah, tanpa tercampur dengan dana ribawi. Selain itu, JII ini juga menjadi tolok ukur kinerja untuk membangun portofolio para investor. Pembentukan indeks saham Syariah ini merupakan kerja sama antara Bursa Efek Indonesia dengan Danareksa Investment Management.
Selain Jakarta Islamic Indeks, ada juga Indeks Saham Syariah atau ISSI, dan Jakarta Islamic Index 70 (JII70).
5. Sektoral
Indeks saham kelima adalah kumpulan daftar saham berdasarkan masing-masing sektor industri. Ada 9 komponen penyusun kelompok ini, yaitu pertanian, pertambangan, industri dasar, aneka industri, barang konsumsi, properti, infrastruktur, keuangan, dan perdagangan.
Masing-masing sektor terbagi lagi menjadi beberapa sub sektor. Misalnya saja seperti sektor industri dasar dan kimia, ada kelompok semen, keramik, logam dan sejenisnya, kimia, plastik dan kemasan, pakan ternak, kayu dan pengolahannya, pulp dan kertas.
Aneka industri ada beberapa subsektor, demikian pula sektor-sektor yang lain. Banyak ya? Iya.
6. Papan pencatatan
Kalau sudah baca artikel tentang tahapan-tahapan saham yang go public, ada dijelasin secara sekilas mengenai saham-saham yang dicatatkan pada papan pencatatan utama, dan papan pencatatan pengembangan.
Makanya, ada pula Indeks Papan Utama dan Indeks Papan Pengembangan.
7. Kesadaran terhadap lingkungan hidup
Isu pelestarian lingkungan juga sangat diperhatikan dalam aktivitas perdagangan di pasar saham lo. Buktinya, ada juga Indeksi SRI KEHATI, yaitu daftar saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang sadar akan tanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan hidup, sosial, dan yang memiliki kesadaran untuk mendukung usaha-usaha sustainability di bumi.
Indeks ini dikelola antara Bursa Efek Indonesia dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia.
So, buat kamu yang memiliki perhatian lebih terhadap kelestarian bumi dan lingkungan hidup kita, bisa banget memilih emiten-emiten dalam indeks saham ino.
8. Pembagian dividen
Ada pula indeks yang dibuat untuk mengukur performa harga saham emiten yang secara rutin melakukan pembagian dividen tunai di 3 tahun terakhir, erta yang mempunyai dividen yielg tinggi.
Yang termasuk di kelompok ini adalah IDX High Dividend 20.
9. BUMN dan BUMD
Indeks IDX BUMN 20 adalah indeks saham yang terdiri atas saham-saham perusahaan BUMN, BUMD, serta afiliasi-afiliasinya.
10. Perbankan
Yang termasuk di sini adalah Indeks Infobank15, yang memuat statistik indeks saham dari 15 saham prbankan dengan likuiditas dan fundamental yang baik.
Kalau kamu tertarik berinvestasi di sektor keuangan, bisa banget mantengin indeks saham kesepuluh ini.
11. Infrastruktur
Yang ada di sini adalah Indeks SMinfra 18, yang memuat daftar 18 emiten yang bergerak di sektor infratruktur, serta sektor-sektor penunjang dan pembiayaannya.
12. Peringkat investasi
Kategori kedua belas dibuat berdasarkan peringkat investasi yang didapatkan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia, atau PEFINDO, yang grade-nya idAAA hingga idBBB-, dengan kapitalisasi pasar paling besar. Indeks ini disebut dengan Indeks PEFINDO i-Grade.
Nah, banyak kan, ternyata? Nggak hanya Indeks Harga Saham Gabungan saja.
So, buat kamu yang pengin belajar investasi lebih jauh lagi, bisa nih mulai dari baca-baca dulu ebook Investory ini. Di dalamnya lengkap diulas berbagai jenis investasi yang cocok untuk pemula, mulai dari emas, properti, reksa dana, dan pastinya juga saham. Untuk saham, di dalam ebook ini juga ada pengenalan tentang analisis teknikal dan fundamental saham, sehingga bisa memandumu untuk meulai langkah pertama berinvestasi.
Mau dapetin buku ini? Sila hubungi nomor WhatsApp ini ya, dan ikuti petunjuknya. Enggak lama, ebook ini akan bisa kamu baca.