Sebagian besar pakar sepakat bahwa ekonomi dunia saat ini sedang menuju ke titik resesi. Banyak orang sudah kehilangan pekerjaan, dan banyak lainnya sedang menuju masa ketidakpastian.
Salah satu tanda terbesar terjadinya resesi ekonomi adalah tingkat pengangguran yang lebih tinggi, yang berarti juga adanya ketidakpastian penghasilan, dan jadi lebih sulit untuk menemukan pekerjaan lagi.
So, artikel kali ini sih enggak ditulis dengan maksud menakut-nakuti, tapi ada baiknya kita bersiap diri–kayak kita sekarang yang ke mana-mana pakai masker dan bawa hand sanitizer.
Apa yang bisa kita lakukan jika resesi ekonomi benar-benar datang? Don’t panic, and do these instead.
Siapkan Diri Menghadapi Resesi Ekonomi
1. Mengurangi (tetapi tidak menghilangkan) pengeluaran untuk hal-hal yang nggak penting
Dalam hal mempersiapkan diri menghadapi resesi ekonomi, satu-satunya pilihan paling efektif yang dapat kamu lakukan adalah mengurangi pengeluaranmu sendiri. Memotong pengeluaran adalah langkah terbaik untuk mempertahankan uang kita di dompet sendiri.
Ini adalah hal terpraktis dan harus otomatis kamu lakukan sebelum kamu beranjak ke semua tip keuangan pribadi yang ada.
Kuncinya adalah fokus pada pengeluaran yang enggak dan kurang penting ya. Jadi, di sini bukannya menghapus pengeluaran, yang berarti enggak boleh keluar duit sama sekali. Enggak, nggak gitu. Kurangi. Yang. Nggak. Penting.
Yang kayak gini adalah survival tips paling atas dari semua kondisi keuangan deh. Jadi, mestinya kamu sudah tahu. Sudah sering bangats dibahas juga.
Lalu, apa yang perlu dilakukan dalam rangka mengurangi pengeluaran?
- Ganti merek. Ini adalah cara yang paling efektif buat ngurangin belanja, terutama buat saya sih. Yang biasanya makan beras raja lele, misalnya, ganti ke C4. Asal bersih, keduanya tetep enak dimakan. Telur, oke biasanya pilih telur organik, tapi di masa sulit apalagi di resesi ekonomi nanti, beli telur ayam negeri biasa dulu juga enggak apa deh. Yang penting, masih terjaga proteinnya dan segar. Biasanya sih buebu udah fasih bener di tip satu ini. Silakan pakbapak dan bangabang belajar langsung dari buebu yak.
- Setop belanja dengan tujuan hiburan. Yeah, nyatanya malah pada banyak yang belanja online nggak jelas di masa krisis kan? Padahal seharusnya bisa berhemat dari uang transportasi dan uang ini itu. Tapi, malah belanja-belanji atas nama WFH.
- Batalin langganan-langganan yang dobel atau nggak pernah dipakai. Film streaming, misalnya. Oke, hiburan memang perlu sih, tapi pilih satu saja deh. Lumayan kan, buat ngirit duit subscribe. Coba telusuri laporan bank dan kartu kredit, cari langganan dan layanan yang dibayar secara otomatis; akun Amazon, Google, akun Apple, dan akun PayPal kamu, cek langganan dan layanan lainnya. Batalkan aja yang jarang kamu pakai.
- Hemat listrik dan air. Bakalan kerasa banget nih, kalau kamu bisa memangkas tagihan-tagihan di sini.
2. Update semua tagihan dan cicilan utang kamu
Pastikan kamu tahu posisi tagihan-tagihanmu saat ini.
Banyak orang–yang karena pengin praktisnya saja, semua dibebankan ke kartu kredit atau autodebet akun bank–sehingga lost track, dan akhirnya enggak tahu sebenarnya berapa tagihan yang harus ditanggung setiap bulan.
Kamu pasti nggak ingin lost track atas tagihanmu sendiri di masa resesi ekonomi nanti kalau beneran datang kan? Bakalan bikin jebol anggaran beneran deh, kalau kejadian.
Memang pembayaran dengan kartu kredit dan autodebet ini praktis banget, seenggaknya kamu jadi enggak perlu mikirin terlambat bayar sehingga bisa menghindari denda kan? Iya, emang bagus kok, tapi jangan sampai lost track.
Lakukan hal berikut:
- Kumpulkan lagi tanda bukti pembayaran tagihan-tagihan setidaknya beberapa bulan terakhir, termasuk yang kamu bayar otomatis via kartu kredit ataupun melalui autodebet. Lalu, catat.
- Pikirkan cara paling efisien sekarang, untuk dapat membayar tagihan tepat waktu tapi juga enggak bikin kamu lost track.
- Jika kamu menemui kesulitan dalam membayar tagihan tertentu, hubungi pihak yang berwewenang, dan diskusikan kemungkinan-kemungkinan keringanan.
3. Amankan dana darurat (atau segera membangunnya jika kamu belum punya)
Dana darurat memang “hanyalah” duit yang telah kamu sisihkan dalam tabungan, yang kadang sayang juga buat dianggurin. Tapi, dana darurat ini akan jadi sangat penting ketika ada keadaan darurat terjadi–mulai dari kalau harus kehilangan pekerjaan, mobil rusak, masalah keluarga yang nggak terduga, sakit, dan sebagainya.
Di masa resesi ekonomi, kamu akan butuh dana darurat lebih besar. Jadi, start making your emergency fund now, if you don’t have one. Apalagi, saat resesi ekonomi, peluang untuk menganggur akan lebih besar lo.
Kamu bisa lihat artikel membangun dana darurat ini untuk mulai.
Bagaimana kalau kamu sudah punya dana darurat? Tingkatkan dan perkuat!
4. Jangan khawatir berlebihan terhadap investasi dana pensiun maupun investasi lainnya
Selama resesi ekonomi, akan banyak investasi akan dengan cepat menurun nilainya, memicu banyak kekhawatiran tentang nasib dana pensiun, dana pendidikan, dan dana investasi yang sudah dibangun selama itu. Kamu pasti sudah menyaksikannya di awal masa pandemi COVID-19 ini kan?
Nah, berikut ada sedikit tip yang bisa kamu ikuti untuk berinvestasi di masa resesi ekonomi:
- Jangan cepat-cepat melepas investasi ketika pasar jatuh. Inilah kesalahan finansial yang biasanya dilakukan oleh kebanyakan orang. Ingat, kamu belum rugi, kalau dana investasimu belum dicairkan. Lah, kalau nggak boleh cepat-cepat melepas, terus gimana dong?
- Balik lagi ke tujuan keuanganmu, dan juga perhatikan kekuatan dana darurat dan horizon waktunya. Ketiga hal ini akan sangat menentukan, apakah kamu masih bisa meneruskan investasi, hold, atau menjualnya.
- Pertimbangkan dengan baik. Kalaupun memang kamu memutuskan untuk menjual, pastikan bukan karena panik semata melihat pasar melesu.
- Kalau kamu memutuskan untuk membeli investasi lagi, maka pertimbangkan, bahwa pasar tidak akan pulih dalam waktu secepat itu. Jadi, pastikan kamu benar-benar memiliki tujuan jangka panjang.
5. Jangan lupa, investasi pada diri sendiri
Jelas, salah satu risiko keuangan pribadi terbesar yang bisa terjadi dalam resesi ekonomi adalah risiko kehilangan pekerjaan.
Sudah deh, ini bakalan jadi penyebab banyak kesulitan ekonomi jangka pendek dan dapat menyebabkan banyak konsekuensi ekonomi jangka panjang juga. Kamu pasti sudah mulai melihatnya sekarang di sekitarmu, bahkan di media-media online dan sosial.
So, akan baik adanya kalau kamu bisa memastikan bahwa penghasilanmu aman selama masa resesi terjadi. Apa yang bisa kamu lakukan?
- Upgrade skill profesionalmu sesegera mungkin. Keterampilan apa yang paling diminati? Jika kamu tiba-tiba harus mencari pekerjaan lain yang serupa dengan pekerjaanmu sekarang, hal-hal apa yang akan dicari perusahaan yang sejenis? Nah, di sinilah kamu bisa mulai untuk mengupgrade keahlianmu.
- Jadikan dirimu sendiri menjadi aset paling tak ternilai di tempat kerjamu saat ini. Ketika perusahaan memutuskan untuk mengurangi karyawan, mereka akan cenderung mempertahankan karyawan yang paling baik kinerjanya. Mereka pasti akan lebih memilih pekerja-pekerja yang lebih kurang produktif, kurang bisa diandalkan, problematic *if you know what I mean*, dan mereka-mereka yang memang tugasnya bisa digantikan oleh mesin. It’s sad, but it’s true. So, make yourself unreplaceable.
- Pertahankan network. Pastikan kamu menjalin koneksi yang baik dengan orang-orang yang bekerja di bidang yang sama, ataupun mereka yang pernah bekerja sama denganmu. Semakin banyak jalinan pertemananmu, semakin luas pula jaring penyelamatmu ketika kamu butuh pekerjaan baru.
- Pastikan CV-mu terupdate; riwayat kerja, keterampilan, sertifikasi, dan materi terkait lainnya yang berkaitan dengan kariermu sudah tertulis dengan benar.
Nah, sekali lagi, semoga artikel ini tidak menakutkanmu. Kita hanya perlu bersiap akan situasi terburuk yang mungkin terjadi. Resesi ekonomi memang bisa saja terjadi, tetapi kita pasti bisa melaluinya dengan baik.
Penulis
Carolina Ratri berprofesi sebagai Marketing Communications Specialist di Stilleto Book. Bergabung menjadi penulis website Diskartes.com sejak Juni 2019.