Hello, money savers! Semoga, meski dalam krisis, kamu tetap semangat menabung (semoga juga masih ada yang bisa ditabung sih)! Apakah kamu masih bertanya-tanya, beda tabungan dan deposito itu apa?
Nggak perlu malu, karena memang keduanya sama-sama produk perbankan, sama-sama dijamin oleh LPS, karakternya juga hampir sama. Jadi bingung membedakannya. Apalagi kalau kamu adalah pendatang baru dalam dunia perencanaan keuangan, pertama kalinya berkenalan dengan beberapa instrumen buat nyimpan uang.
Kalau tabungan, mungkin kamu sudah enggak asing sih. Juga deposito, tapi belum ngeh beneran apa beda tabungan dan deposito. So, mari kita bahas saja ya, supaya kamu paham dan akhirnya bisa memilih sesuai kebutuhanmu.
Beda Tabungan dan Deposito
1. Jenis produk
Dari jenis produknya saja, keduanya jelas berbeda. Apa beda tabungan dan deposito ini?
Deposito termasuk ke produk atau instrumen investasi. Gampangannya begini, saat kita setuju untuk membuka deposito, maka kita akan menyerahkan dana kita untuk disimpan oleh pihak bank pemilik deposito, dan dana tersebut enggak boleh diutak-atik dalam jangka waktu tertentu.
Oleh pihak bank, dana dalam deposito kita akan diputar, dikembangkan, dan dibisniskan, misalnya dipinjamkan pada pihak lain, untuk modal, untuk membeli sesuatu, dan sebagainya, yang kemudian akan menghasilkan bunga. Nah, kita mendapatkan bagian dari bunga tersebut, sesuai ketentuan.
Sedangkan untuk tabungan, ya masuk ke jenis tabungan. Tabungan ya tetap simpanan uang biasa, bukan dana yang ditujukan untuk berkembang. Makanya bunganya kecil (nanti kita bahas di poin bunga), sudah gitu kena biaya administrasi yang besarnya kadang malah lebih gede ketimbang bunga.
Tabungan dipakai memang untuk transaksi sehari-hari. Kita akan dapat ATM, buku tabungan, dan akun mobile banking, paling minimal, untuk bisa transaksi secara aktif sana-sini.
2. Waktu penyimpanan
Beda tabungan dan deposito kedua adalah soal waktu penyimpanan dana.
Karena deposito merupakan bentuk investasi, makanya ada horizon yang diberlakukan. Ya kalau enggak, hari ini setor, besok diambil ya belum sempat diapa-apain dong. Rugi bandar banknya.
Biasanya jangka waktu deposito berkisar antara 3 bulan hingga 24 bulan alias 2 tahun. So, sebelum jatuh tempo tiba, kalau kamu mau mencairkan dananya, ya kamu akan dapat penalti berupa denda yang besarannya tergantung kebijakan bank.
Deposito sendiri ada yang ARO ataupun NonARO. Deposito ARO (Auto Roll Over) berarti ketika nanti jatuh tempo selesai, dananya akan langsung diinvestasikan lagi dalam deposito yang sama–diperpanjang lagi secara otomatis. Sedangkan deposito NonARO, ketika jatuh tempo, maka dana akan langsung dipindahkan ke rekening tabungan kita, tanpa diperpanjang otomatis.
Tabungan bisa kita ambil kapan saja, dengan ATM ataupun melalui teller. Bisa transfer juga kapan pun, atau dipakai belanja dengan kartu. Pokoknya fleksibel banget, kapan saja bisa dipakai tanpa batasan waktu. Sudah kayak dompet banget deh pokoknya.
3. Risiko
Namanya juga produk investasi, maka deposito juga tak lepas dari risiko. Ini harus dipahami betul-betul lo, meskipun risiko di deposito sangat sangat sangat kecil, tapi ya teteup … Ada.
Dulu di tahun 1997/1998, kita pernah mengalami krisis hebat, yang kemudian memicu kolapsnya sejumlah bank. Kalau kebetulan salah satunya adalah bank tempat kamu memiliki deposito, ya bisa dipastikan investasimu akan terancam. Ini adalah risiko terbesar, yang sebenarnya cukup jarang terjadi sih. Kecuali krisisnya memang luar biasa hebat.
Lagi pula, sekarang dana deposito sih dijamin oleh LPS sampai dengan Rp2 miliar. Jadi kalau masih di bawah itu, ya seandainya ada apa-apa *knocks on wood* danamu tetap akan kembali. Kalau lebih? Ya, yang dijamin kembali ya hanya sampai Rp2 miliar sih. Jadi ya, bisa dibilang tetap ada risiko kan? Memang enggak seagresif saham, tapi ada.
Sedangkan tabungan bukan merupakan produk investasi, sehingga ya aman-aman saja selama ditaruh di bank. Ada jaminan dari pemerintah untuk ini. Tetapi ada baiknya, kamu juga memilih bank dengan bijak. Lebih baik pilih yang memiliki reputasi bagus.
Inilah beda tabungan dan deposito yang ketiga.
4. Bunga
Beda tabungan dan deposito yang keempat adalah besaran bunga yang kita dapatkan.
Sebagai produk investasi, deposito memang menjanjikan bunga yang lebih tinggi. Menurut data Kontan, as per tanggal 16 April 2020 kemarin, rata-rata suku bunga deposito bank-bank terkemuka masih di kisaran 2.4% sampai 5.8%, dengan jangka waktu 1 – 12 bulan. Memang lebih kecil ketimbang reksa dana, misalnya, tetapi lumayanlah ya. Apalagi kalau kamu menginvestasikan dana dengan nominal yang besar.
Nah, kalau tabungan ya besarnya bunga bisa berbeda satu bank dengan yang lainnya, tapi lebih rendah daripada deposito. Berkisar antara nol koma sekian sampai dengan 2%. Bahkan untuk saldo di bawah Rp1.000.000, nggak ada bunganya.
Duh, kecil amat. Iya. Jadi ya bisa habis di-“makan” biaya administrasi kalau dibiarin aja. Ya, itu kali bisa dibilang sebagai “risiko” tabungan ya?
5. Minimum setoran
Nah, ini dia beda tabungan dan deposito yang terakhir, yaitu jumlah minimum setoran.
Untuk deposito, kamu perlu memiliki dana sebesar Rp8.000.000 – Rp10.000.000 sebagai minimum setoran. Bervariasi ya, tergantung kebijakan masing-masing bank.
Cukup banyak ya? Iya.
Sedangkan untuk tabungan, lebih banyak lagi variasinya. Ada yang mematok minimal Rp10.000, untuk jenis-jenis tabungan yang sifatnya merakyat banget. Biasanya ini adalah program pemerintah sih. Ada pula yang setorannya minimal Rp100.000, tapi ada juga yang minimum setoran Rp10 juta.
Lah, kayak deposito dong. Memang, tapi biasanya yang minimum Rp10 juta ini juga ada hadiah undianlah, fasilitas tambahan ini itu juga. Jadi memang sifatnya ‘premium’ gitu. Ya, bisa dibilang, ini akal-akalannya marketing bank aja sih. Heuheuheu.
Nah, demikianlah beda tabungan dan deposito yang paling prinsip. Semoga enggak bikin bingung, dan bisa membantumu untuk menentukan pilihan mau menyimpan uang di mana.
Nah, sekarang sudah tahu beda tabungan dan deposito, terus pertanyaan selanjutnya adalah: Apakah kamu masih susah nabung? Jika iya, coba simak Podcast yang berikut ini sampai selesai.
Jangan lupa untuk subscribe channel YouTube Diskartes dan juga Podcast Diskartes untuk berbagai ilmu perencanaan keuangan, investasi, dan ekonomi seru lainnya ya.