Kalau sudah beberapa lama punya aktivitas keuangan, mungkin kamu sudah sering mendengar mengenai fund manager dan financial planner ya?
Ini adalah beberapa di antara profesi-profesi di bidang keuangan, yang akhir-akhir ini naik daun. Ada lagi berbagai profesi lain, misalnya kayak manajer investasi atau penasihat keuangan. Hmmm, pankapan deh kita bahas khusus mengenai profesi-profesi di bidang keuangan ini.
Sekarang, soal fund manager dan financial planner ini dulu deh. Ada yang masih bingung bedanya apa? Kalau financial planner mungkin pada lebih familier ya? Kalau fund manager, apaan?
Nah, mari kita lihat beda di antara keduanya.
Fund Manager
Fund manager merupakan pihak yang bertanggung jawab untuk mengeksekusi strategi investasi, sekaligus mengelola dananya.
Nah, berarti kayak manajer investasi dong? Well, iya, fund manager–in fact–merupakan bagian dari manajer investasi. Jadi, bisa ditebak oleh kamu yang barusan kenalan dengan profesi in, salah satu produk fund manager adalah reksa dana.
Secara khusus, seorang fund manager bertugas mengelola dana investasi milik para investor yang dipercayakan padanya, dengan menempatkannya di berbagai instrumen sesuai keinginan dan kesepakatan dengan si investor.
Dalam tugasnya, fund manager akan bekerja dalam sebuah tim, di antaranya ada research analyst, yang bertugas bersama untuk memberikan data demi mematangkan analisis si fund manager.
Karena tugasnya yang berat ini, fund manager pun harus merupakan orang yang bisa diandalkan; dia harus cermat dalam menganalisis berbagai instrumen investasi secara menyeluruh. Karena salah sedikit saja, mereka akan mempertaruhkan dana investor yang enggak sedikit. Bak seorang dokter yang bertanggung jawab atas nyawa pasien di atas meja operasi.
Warren Buffett punya “nasihat” buat yang pengin sukses berprofesi sebagai fund manager:
Rule No.1: Never lose money. Rule No.2: Never forget rule No.1.
Seorang fund manager juga berwewenang untuk memutuskan, mau diapain itu aset investor; mau membeli, menjual, atau menahannya.
Fund manager biasanya mendapatkan penghasilan dari persentase aset yang dikelolanya. Semakin besar aset investor yang dipercayakan padanya, maka semakin besar pula pendapatan seorang fund manager.
Financial Planner
Dulu, financial planner yang saya tahu hanya dua orang. Salah satunya, yang paling ngetop, adalah Safir Senduk. Sekarang? Banyak! Baik personal ataupun mereka yang tergabung dalam perusahaan ataupun tim tertentu.
Dulu, kayaknya hanya orang kaya sih yang butuh financial planner. Kalau bukan orang kaya, ya yang direncanain apanya dah? Duit juga cuma segini? Hiks.
Tapi, sekarang, sepertinya semua orang butuh financial planner. Sebenarnya, makhluk apa pun financial planner ini? Memangnya, beda ya dengan fund manager?
Beda.
Kalau mau singkat, fund manager ini adalah pengelola dana investasi. Sedangkan, financial planner bertugas merencanakan keuangan kliennya secara menyeluruh. Utamanya, dia disewa umumnya demi merencanakan tujuan keuangan jangka panjang.
Kalau di awal tadi, sempat disebutkan mengenai penasihat keuangan. Nah, memang beda lagi ya? Beda lagi! Tapi yah, kapan-kapan kita bahas saja profesi-profesi di bidang keuangan ini dalam artikel terpisah ya.
Untuk bisa memproyeksikan keselarasan investasi dengan tujuan keuangan, seorang financial planner juga butuh data keuangan si klien. Karena setiap klien adalah unik, dan memiliki karakteristik yang tidak akan pernah sama, sehingga akan butuh handling yang berbeda pula. Persis seperti dokter yang merawat pasien-pasiennya. Masing-masing punya rekam medis yang berbeda, sehingga harus ditangani sesuai dengan kondisinya.
Jadi, kalau mau dibuat list, maka tugas seorang financial planner antara lain:
- Mempelajari data pribadi dan data keuangan klien, agar bisa mengetahui kondisi si klien. Hal ini sangat penting, misalnya untuk menentukan profil risiko si klien.
- Membuat rencana dan memproyeksikan dana dan hasil investasi dan tabungan klien
- Mengelola dana klien supaya dapat memberikan imbal yang menguntungkan untuk tujuan tertentu.
- Mendistribusikan dana investasi ke instrumen-instrumen yang diyakini bisa membantu kliennya untuk mencapai tujuan keuangan.
- Memonitor dan melakukan review terhadap langkah-langkah investasi yang sudah dilakukan, bersama klien.
Nah, lalu, berapa penghasilan seorang financial planner?
Well, enggak ada formula pasti sih, karena ya itu tadi, tergantung pada kondisi si klien, belum lagi tergantung pula oleh jam terbang si financial planner itu sendiri. Masing-masing punya rumus untuk menentukan tarif mereka dalam membantu merencanakan keuangan (calon) klien. Ada yang minta dibayar per jam, ada pula yang minta fee dibayarkan setiap bulan, setahun 2 – 4 kali, atau bahkan tahunan.
Ada juga financial planner yang mematok tarif dari persentase nilai aset yang mereka kelola. Ya, jatuhnya jadi kayak fund manager memang ya, di sini.
Jadi, Apa Beda Fund Manager dan Financial Planner?
Kedua profesi tersebut sebenarnya mempunyai ruang lingkup yang saling bersinggungan, bahkan mungkin overlap ya? Keduanya bisa berfungsi sebagai pengelola dana investasi klien atau investor yang dipercayakan pada mereka.
Namun, jika dicermati, financial planner memiliki area kerja yang lebih luas, karena dia akan mengurusi rencana keuangan kliennya dari A sampai Z; dari mulai mengumpulkan data yang relevan dengan kondisi keuangan si klien, membuat perencananaan jangka panjang, sampai memberikan rekomendasi investasi untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang yang sudah disepakati bersama klien tadi.
Tak hanya sampai di implementasi rencana keuangan, seorang financial planner juga bertanggung jawab untuk memonitor dan mereview hasil implementasinya. Harus dilihat secara cermat, apakah sesuai rencana atau tidak.
Nah, sudah jelas ya, apa beda fund manager dan financial planner? Jangan bingung lagi.
Sampai ketemu di artikel berikutnya.